Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang untuk menyelenggarakan sosialisasi mitigasi bencana kekeringan di Desa Kenalan Kecamatan Borobudur Kamis (15/6). Hadir sebagai pembicara yaitu MHD Muzamil A.Md, S.K.M selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang.

Pada materinya, Muzamil menyampaikan ada empat ancaman bencana pada musim kemarau. Misalnya saja, kekeringan, kebakaran lahan atau hutan, kebakaran permukiman, dan angin putting beliung. Lebih lanjut, ia memaparkan Desa Kenalan termasuk dalam wilayah yang memiliki resiko terdampak ancaman bencana kekeringan pada musim kemarau. Faktor utamanya ialah mengeringnya mata air.

“Pada saat kemarau ada empat ancaman bencana. Di Kabupaten Magelang itu sebagain wilayahnya memiliki resiko terdampak bencana kekeringan di musim kemarau. Desa Kenalan ini kalau musim hujan beresiko tanah longsor, kalau kemarau beresiko kekeringan,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Muzamil mengingatkan warga untuk siap siaga atas ancaman bencana kekeringan pada puncak kemarau yang diprediksi terjadi pada Agustus-November 2023.”Bapak dan ibu perlu siap-siap, puncak musim kemarau tahun niki, ketingale akan terjadi pada bulan Agustus-November 2023,” himbaunya.

Lebih lanjut, Muzamil menambahkan kondisi ini dapat diantisispasi melalui dua cara, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek langkah penanggulangan darurat bencana kekurangan air bersih dapat dilakukan dengan droping air. Sementara, untuk jangka panjang dapat dilakukan dengan pembangunan jaringan air bersih serta konservasi sumur resapan dan penghijuan.

“Jadi, BPBD juga ikut turun tangan untuk memberikan dropping air bersih untuk masyarakat desa,” tambahnya.

Pada sesi tanya jawab, peserta sangat antusias untuk bertanya. Oleh sebab itu, pada sosialisasi ini tercipta dikusi kecil yang hidup. Salah satu peserta bertanya tentang tawaran solusi untuk kekeringan yang terjadi di Desa Kenalan. Menurut Muzamil, konservasi sumur resapan dan penghijuan dapat menjadi langkah tepat untuk mengurangi resiko kekeringan di Desa Kenalan di kemudian hari. Namun, untuk keberhasilan program yang keberlanjutan perlu adanya keterlibatan berbagai pihak terkait serta kesadaran dan partisipasi dari masyarakat.

“Untuk penanganan jangka panjang ancaman bencana kekeringan ini antisispasinya harus melibatkan berbagai pihak terkait, tidak hanya pemerintah desa dan BPBD saja, tapi juga dinas-dinas terkait serta yang paling penting ialah adalah adanya kesadaran masyarakat Desa Kenalan itu sendiri,” katanya.

Hardi salah satu peserta berpendapat bahwa acara ini sangat bermanfaat baginya karena dapat mengetahui tentang mitigasi bencana kekeringan.

“Acara ini memang sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat yang ada disini, karena itu dapat mengetahui dan menumhukan kesiapsiagaan pada bencana kekeringan,” tuturnya.