Kepedulian pada kesehatan mental pelajar menginspirasi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) untuk menghadirkan EduMind, aplikasi konseling digital berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang sebagai pendamping layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah. Inovasi ini dikembangkan oleh Ahmad Abdillah Indragiri, Arsya Putra Aulia dan Muhamad Zammah Syari di bawah bimbingan dosen FT, Pristi Sukmasetya, S.Komp., M.Kom.
Ahmad menjelaskan, EduMind dikembangkan sebagai respons atas meningkatnya tantangan kesehatan mental remaja di Indonesia. “Aplikasi ini dirancang bukan untuk mengambil alih peran guru BK, tetapi menjadi alat pendukung yang memperkuat proses asesmen, deteksi dini, dan pemantauan kondisi emosional siswa secara berkala,” jelasnya.
Platform tersebut memanfaatkan jurnal harian berbasis mobile yang ditulis langsung oleh siswa, lalu dianalisis menggunakan model AI IndoBERT (IndoBERT-based NLP Model: IndoBERTweet/IndoBERT/IndoBERT Lite), yang telah dilatih untuk memahami sentimen bahasa Indonesia dan mengidentifikasi kategorisasi emosi seperti stres, kecemasan, kelelahan akademik, potensi burnout, hingga indikator risiko emosional lainnya. “Hasil analisis tersebut diolah ke dalam dashboard visual bagi guru BK, menampilkan grafik tren emosional, rekomendasi tindak lanjut berbasis pola sentimen, serta notifikasi otomatis apabila sistem mendeteksi emosi intens atau risiko kelelahan akademik yang perlu mendapat perhatian lebih cepat,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, bagi siswa, EduMind menghadirkan ruang yang aman dan nyaman melalui fitur reflective chatbot, ruang jurnal privat, dan EduNews Corner, yang berisi konten edukasi kesehatan mental berbasis literatur ilmiah yang valid. “Dengan pendekatan reflektif ini, EduMind mendorong pelajar mengenali dan mengekspresikan emosinya sendiri, sekaligus membangun kebiasaan kesehatan mental secara mandiri sejak dini,” tambahnya.
Adapun performa EduMind telah melalui tahapan uji coba intensif dengan hasil yang menunjukkan efektivitas dan stabilitas sistem. EduMind mencatatkan akurasi analisis 87,4%, kepuasan pengguna 88%, serta waktu respons sistem 1,7 detik dari 500 permintaan simulasi, membuktikan bahwa aplikasi ini layak digunakan sebagai pendukung layanan BK di sekolah dengan sistem yang cepat dan andal.
Sementara itu, dosen pembimbing Pristi Sukmasetya mengatakan bahwa EduMind mengintegrasikan sains emosional dan teknologi secara bertanggung jawab. “Ini bukan sekadar aplikasi, tetapi jembatan agar layanan BK bisa lebih sistematis, terukur, dan lebih cepat dalam intervensi dini, sesuai kebutuhan generasi digital,” tuturnya.
Dengan hadirnya EduMind, UNIMMA menegaskan komitmennya sebagai pusat pengembangan teknologi sosial yang memberi dampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam mendukung kesejahteraan generasi muda. Inovasi ini sejalan dengan isu prioritas nasional dan memiliki peluang besar untuk diterapkan dalam program Sekolah Sehat Mental, serta mendorong kolaborasi lebih luas dengan dinas pendidikan, sekolah, lembaga psikologi, maupun mitra sosial di berbagai daerah.