Dalam beberapa pertemuan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) dengan sejumlah petani di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, didapati beberapa kendala petani dalam bercocok tanam. Diantaranya, mereka mengaku kesulitan karena kekurangan air.
Dalam programnya, MTCC yang diketuai oleh Dr. Retno Rusdjijati, M. Kes beserta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Jawa Tengah dan LazisMu Jawa Tengah bekerjasama untuk membantu petani dengan membuat lima embung di empat desa. Disebutkan ada 2 embung di Desa Tlahab, 1 embung di Kruisan, 1 embung di Batursari, dan 1 embung di Bansari.
Ketua MTCC UNIMMA mengatakan, tujuan dibangunnya embung sebagai upaya pengairan sawah dengan fungsi menampung kelebihan air di musim hujan sehingga dapat menyimpan persediaan air saat musim kemarau tiba. “Di musim kemarau para petani kesulitan air. Yang bisa ditanam hanya tembakau dan harganya rendah. Bisa tanam tanaman lain yang harga jualnya lebih tinggi kalau ada air,” ujarnya.
Dijelaskan pula bahwa dari 5 embung yang dibangun, 2 embung didanai oleh LazizMu Jawa Tengah, 2 embung dari UNIMMA dan 1 embung dari LazizMu Temanggung. Adapun anggaran dana untuk 1 embung sebesar 40 juta rupiah. “Sampai saat ini, sudah ada 2 embung karena sudah mulai dibangun sejak Desember 2022. Targetnya pembangunan selesai sebelum bulan April, sebisa mungkin sebelum kemarau selesai karena 1 embung menghabiskan waktu pembangunan selama kurang lebih 1 bulan,” tambahnya.
Penyerahan dana pembangunan embung secara simbolis diberikan oleh Dr. Lilik Andriyani, SE., MSI Rektor UNIMMA kepada Tuhar, petani dari Desa Tlahap pada Rabu (18/1) di Kampus 2 UNIMMA.
Pada kesempatan tersebut, Tuhar mengucapkan rasa terima kasih kepada UNIMMA yang telah membantu para petani di daerahnya. Dikatakan, pembangunan embung dikerjakan oleh para petani setempat. “Pengerjaannya lewat kelompok-kelompok secara gotong royong. Lahannya oleh petani dan dikerjakan oleh petani, dengan bantuan dana dari pihak-pihak tadi,” katanya.
Embung dibangun dengan kapasitas kisaran 80 kubik, terdiri atas 80.000 liter air sehingga 1 embung bisa mengairi 2-3 hektar lahan pertanian. “Lahan di bawahnya nanti kami pasang kran air. Nanti siapa yang mau nyalur bisa melalui kran itu,” jelas Tuhar.