Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menerima visitasi fasilitas OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Center dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dalam rangka pendirian Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA). Kegiatan digelar pada Kamis (21/3) di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Kampus 2.
Rektor UNIMMA, Dr. Lilik Andriyani, SE., MSI dalam sambutannya mengatakan, UNIMMA akan terus berusaha untuk memenuhi standar fasilitas pendidikan sesuai dengan ketentuan. “Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran bapak ibu asesor. Kehadiran bapak ibu di sini untuk memastikan fasilitas yang kami sediakan sudah memenuhi standar dari APTFI dan kami insya Allah akan memenuhi standar yang ditentukan,” ujarnya.
Rektor berharap dengan visitasi tersebut dapat menjadi masukan dalam perbaikan selanjutnya dan dapat meningkatkan kesiapan visitasi selanjutnya dari Kemdikbud.
Di kesempatan tersebut, hadir dua asesor dari APTFI diantaranya Prof. Dr. apt. Satibi, M.Si dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dr. apt. Vitarani Dwi Ananda Ningrum, M.Si dari Universitas Islam Indonesia (UII). Dalam sambutan yang disampaikan Prof Satibi, dijelaskan bahwa menurut Undang-undang Kesehatan tahun 2023, lulusan S1 sudah tidak bisa disebut sebagai tenaga teknis kefarmasian. “Oleh karena itu, kami berharap, program-program studi farmasi S1 bergerak membuat profesi apoteker, salah satunya di Fakultas Ilmu Kesehatan UNIMMA ini yang kami lihat harusnya sudah siap,” tuturnya.
Prof Satibi juga berharap agar PSPPA yang akan dibuka di UNIMMA dapat tetap menjaga mutunya, dengan salah satu parameternya adalah akreditasi S1 Farmasi sangat baik. “Ujian kompetensi Program Profesi Apoteker itu tidak bisa dipisahkan dari program S1, karena menguji knowledge, skill dan attitude-nya akan banyak di S1 selama kurang lebih empat tahun,” jelasnya.