Sustainable manufacturing (produksi yang berkelanjutan) saat ini telah menjadi fokus perhatian penting komunitas industry secara luas. Sustainability tidak lagi hanya untuk dimiliki namun telah menjadi hal yang penting bagi industri manufaktur. Sustainable manufacturing membantu pencapaian pengembangan berkelanjutan dengan menghasilkan produk melalui proses yang meminimalkan efek negatif terhadap lingkungan, menghemat energi dan sumber daya alam, aman terhadap tenaga pekerja, masyarakat dan konsumen, serta menguntungkan secara ekonomi dan sosial.
Melalui disertasinya berjudul “Remanufacturing as a Potential Means of Attaining Suistable Industrial Development in Indonesia”, Yun Arifatul berhasil meraih gelar Doktor dari Curtin University, Australia. Ia merupakan doktor ke-6 yang dimiliki Universitas Muhammadiyah Magelang saat ini.
Dalam disertasinya, dosen Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik UM Magelang itu menjelaskan, pencapaian sustainable manufacturing menuntut perbaikan di setiap lini sistem manufacturing, mulai dari fase perancangan dan pengembangan produk hingga penanganan fase akhir umur produk. “Prinsip “doing more with less” menjadi pondasi penting dalam pencapaian sustainable manufacturing melalui penerapan the 6Rs product recovery strategies yaitu reduce, reuse, recondition, recycle, redesign and remanufacturing,” ungkapnya.
Yun yang menempuh studi empat tahun di Curtin Australia itu lebih lanjut mengatakan bahwa riset mengembangkan Sustainable Manufacturing Framework (SMF) yang komprehensif untuk industri kecil menengah (small medium enterprises – SMEs) di Indonesia dengan mengintegrasikan aspek teknik, lingkungan, ekonomi dan sosial melalui penerapan strategi remanufacturing untuk mencapai keberlanjutan. Yun mengatakan bahwa tujuan penelitian adalah untuk menginvestigasi potensi sustainable manufacturing pada industri kecil menengah melalui strategi remanufacturing.
“Remanufacturing yang merupakan proses transformasi produk bekas menjadi produk baru dengan jaminan garansi seperti baru mempunyai prospek besar untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya untuk industri otomotif. Tingginya permintaan komponen otomotif yang diakibatkan karena meningkatnya jumlah pengguna produk otomotif secara signifikan dan potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan karena peningkatan jumlah limbah produk otomotif dapat diselesaikan dengan strategi remanufacturing,” imbuhnya.
Wanita asli Magelang tersebut menambahkan, pengembangan industri kecil menengah remanufaktur di Indonesia jauh tertinggal dari negara negara lain seperti Jepang, Jerman, Inggris dan Amerika dimana di negara tersebut industri remanufaktur telah berhasil memberikan kontribusi besar pada pencapaian global sustainability. “Kurangnya pemahaman akan remanufacturing knowledge, rendahnya ketrampilan tenaga kerja, ketidak efektifan remanufacturing processes karena kurangnya dana, sumber daya, infrastuktur dan teknologi, serta rendahnya dukungan dari pemerintah merupakan tantangan besar bagi industri kecil menengah remanufaktur di Indonesia untuk mewujudkan sustainability,” lanjutnya.
Lebih lanjut Yun mengatakan, untuk menguji validitas dari framework, beberapa studi kasus pada industri kecil menengah di Indonesia yang bergerak dalam usaha remanufaktured alternators telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dari sustainable manufacturing melalui strategi remanufacturing menawarkan potensi besar pencapaian sustainability dalam aspek teknik, lingkungan, ekonomi dan sosial pada industri kecil menengah di Indonesia. Beberapa kemungkinan mekanisme yang memuat instrumen kebijakan untuk penerapan strategi remanufacturing telah dirancang dan diusulkan dalam riset tersebut sebagai pedoman untuk pencapaian sustainable manufacturing di Indonesia. (YUDIA-HUMAS)
Tags : Dosen, Universitas Muhammadiyah Magelang, unimma, UMMagelang, Doktor, Doctor, Australia