Simplisia merupakan tanaman herbal yang dimanfaatkan sebagai bahan alamiah untuk obat herbal melalui cara pengolahan dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan (mineral).
Simplisia tersebut diperkenalkan kepada masyarakat Kampung KB Kelurahan Magersari, Kota Magelang melalui program Gerakan Peduli Kesehatan oleh tiga dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Kegiatan yang diketuai Ni Made Ayu Nila S.,M.Sc.,Apt dengan anggota Puspita Septie D, M.P.H., Apt dan Herma Fanani Agusta .,M.Sc.,Apt ini merupakan Program Kemitraan Universitas (PKU) yang didanai oleh UMMagelang.
Dengan tujuan terwujudnya kampung KB yang ramah lingkungan dan peduli terhadap kesehatan, Gerakan Peduli Kesehatan yang dihadiri oleh 35 warga pada 13 dan 23 Maret lalu diawali dengan penyuluhan pemanfaatan tanaman tradisional yang memiliki khasiat sebagai obat. Simplisia tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal dengan memanfaatkan tanaman tradisional di sekitar lingkungan masyarakat. Nila mengatakan, program yang dilakukan di masyarakat ini sesuai dengan anjuran Dinas Kesehatan Kota Magelang untuk memanfaatkan obat dari tanaman tradisional disekitar rumah. “Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cara pengolahan tanaman obat, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyuluhan ini,” tambahnya.
Selanjutnya, warga diberikan pelatihan pembuatan jamu dan penanaman bibit-bibit tanaman obat herbal. Salah satu contoh pengolahan tanaman obat yang mudah ialah dengan cara dikeringkan untuk mendapatkan tanaman kering (simplisia) yang kemudian diserbuk.Tanaman obat yang dikeringkan tidak boleh terpapar oleh sinar matahari langsung karena dapat merusak kandungan kimia dari tanaman tersebut. Cara pengeringan yang tepat akan mengahasilkan mutu simplisia yang tahan disimpan dan tidak merusak kandunganya.
Banyak asumsi di masyarakat yang meyakini bahwa mengkonsumsi obat dari tanaman tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia. “Ya memang betul, tetapi hal tersebut juga perlu diperhatikan, bahwa tanaman obat juga memiliki efek yang membahayakan jika tidak digunakan dengan dosis dan indikasi yang tepat.” tambah Nila.
HUMAS