Pengembangan mutu madrasah di daerah sering dihadapkan pada masalah-masalah yang cukup fundamental, diantaranya pemahaman tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dari pengelola yang kurang sehingga akan berdampak pada pelaksanaan proses pendidikannya. Selain itu kondisi obyektif dari guru dan sumber daya terlibat memiliki kemampuan yang terbatas dalam mendukung proses pembelajaran berkualitas, serta minimnya dukungan dari para pemangku kepentingan untuk pengembangan madrasah baik secara moril maupun materiil.
Demikian disampaikan Ahwy Oktradiksa, selaku ketua tim Program Kemitraan Universitas (PKU) bagi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Madukoro dan Wonogiri Kabupaten Magelang melalui Implementasi Standar Nasional Pendidikan Dasar dalam Pengembangan Mutu Madrasah beberapa waktu lalu.
“PKU ini merupakan kegiatan yang dikompetisikan dan difasilitasi oleh UM Magelang sebagai wadah pengabdian kepada masyarakat bagi dosen sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Tim kami beranggotakan Kanthi Pamungkas Sari dan Nurma Dewi Solikhah (Program Studi PGMI) yang melaksanakan kegiatan selama tiga bulan mulai bulan Agustus ”, jelas Ahwy
Kepala MIM Madukoro Uswatun Hasanah mengatakan, pihaknya bermaksud melakukan perbaikan manajemen madrasah dan peningkatan kualitas tenaga pendidik dalam pembelajaran dengan harapan prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu ia menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh dosen UM Magelang tersebut.
Kanthi Pamungkas Sari mengatakan, berdasarkan kondisi obyektif yang ada, kedua madrasah yakni MIM Madukoro dan MIM Wonogiri mengajak bermitra dengan tim pelaksana untuk melakukan kegiatan yang meliputi sosialisasi SNP, penyusunan dokumen mutu madrasah dan menentukan rencana tindakan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan serta pembuatan media pembelajaran bersama tenaga pendidik di masing-masing madrasah.
Kanthi memaparkan bahwa metode yang digunakan dalam program kemitraan ini adalah Participatory Rural Apraisal (PRA), dimana semua elemen pengelola kedua madrasah dilibatkan secara aktif mulai dari pemetaan, perencanan, penyusunan dokumen maupun media sampai dengan evaluasi.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap SNP serta bertambahnya dokumen mutu madrasah. Disamping itu juga agar kedua MIM tersebut memiliki media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan publikasi ilmiah,” tandas Kanthi.
HUMAS