Indonesia menaruh perhatian khusus terhadap kejahatan transnasional, yakni kejahatan yang melibatkan lintas negara khususnya dalam memerangi terorisme dan jaringan narkoba internasional. Di wilayah Magelang, terorisme dan narkoba juga merupakan tindak kejahatan yang perlu diwaspadai mengingat jaringannya telah masuk ke area yang kadang tidak terduga. Bahkan narkoba telah merasuki beberapa oknum kepolisian di jajaran Polres Magelang yang juga tergiur untuk mencicipi barang haram tersebut.
Paparan tersebut disampaikan oleh Kapolres Magelang AKBP Zain Dwi Nugroho saat menjadi nara sumber dalam acara Kuliah Umum bertema “Mewaspadai Kejahatan Transnasional” di Aula Fakultas Hukum UM Magelang, Selasa 19/3. Acara yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan perwakilan pelajar SMA/SMK di wilayah Magelang itu merupakan kerjasama antara FH UM Magelang dengan Polres Magelang. Rektor Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT yang membuka acara berharap agar para peserta mendapat wawasan tentang bahaya narkoba dan terorisme sehingga tidak terjebak dalam hal tersebut.
Lebih lanjut Zain juga menyampaikan tentang tugas kepolisian dengan lima tantangan dalam mengawal NKRI. Kelima tantangan atau panca gatra tersebut yakni tantangan di bidang ideologi, politik, ekonomi, keamanan, dan sosial budaya. Di bidang politik, beberapa waktu lagi di Kabupaten Magelang akan diadakan pilkades sehingga patut diwaspadai apabila munculnya money politic. Demikian juga dengan dampak di bidang ekonomi yakni timbulnya PHK dimana-mana, serta tantangan di bidang keamanan dengan tingginya angka curanmor di wilayah Magelang. Semuanya itu tidak terlepas dari tugas kepolisian untuk menjaga stabilitas.
Kasatlantas Polres Magelang AKP Maryadi juga turut menyampaikan materi tentang Safety Riding atau kenyamanan berkendara bagi mahasiswa dan perwakilan pelajar SMA/SMK di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang yang mengikuti acara tersebut. “Dalam tiga bulan, di wilayah Kabupaten Magelang telah terjadi laka lantas sebanyak 120 kali dengan korban 30 orang meninggal. Laka lantas dapat berdampak pada kemiskinan dimana pihak keluarga yang ditinggalkan menjadi tidak terjamin perekonomiannya, disamping juga menyebabkan hilangnya masa depan seperti yang terjadi pada korban kecelakaan yang kehilangan anggota badannya,” ungkapnya.
Oleh karena itu sosialisasi tentang safety riding diberikan untuk menekan angka lakalantas serta untuk mendeklarasikan aksi keselamatan di jalan. Usai mengikuti kuliah umum dilanjutkan dengan demo safety riding bagi para mahasiswa dan pelajar untuk mengetahui cara berkendara yang benar dan aman termasuk prepare yang harus dilakukan sebelum naik kendaraan roda dua.(YUDIA-HUMAS)