Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) bekerja sama dengan University of Southern Denmark (SDU), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) dan Pusat Studi Asia Tenggara di Indonesia (CSEAS) melakukan riset IndoCircularWaste dengan mitra sekunder dari beberapa wilayah terpilih seperti Kota Jakarta, Kota dan Kabupaten Magelang, Kota Semarang, Kota Bandung, Kota Surabaya dan stakeholder lainnya.
Untuk memetakan data kualitatif sebagai pengembangan model bisnis Circular Economy baru dalam pengelolaan persampahan perkotaan bersama, tim menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Dengan tema “Circular Economy to Minimize Waste Challenges in Indonesia (INDOCIRCULARWASTE)”, kegiatan digelar di Hotel Atria Magelang pada Kamis (15/9). FGD dilakukan sebagai salah satu rangkaian kegiatan dari riset yang didanai melalui skim Danish International Development Agency (DANIDA).
Adapun tujuan dari FGD adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan digitalisasi pada pengelolaan dan daur ulang sampah, mengidentifikasi kebutuhan regulasi/ kebijakan/ program yang berkaitan dengan pengelolaan sampah khususnya untuk pemilahan sampah (waste segregration), merumuskan Key Performance Indicators untuk pengelolaan sampah berbasis digital dan merumuskan kebutuhan aplikasi digital untuk pengelolaan sampah.
Dipandu oleh Pristi Sukmasetya, S.Komp., M.Kom selaku moderator, FGD menghadirkan narasumber dari tim riset project DANIDA yaitu Prof. Zainal Arifin Hasibuan, Ph.D.
Dalam kesempatan tersebut, Yun Arifatul Fatimah, Ph.D, Ketua Peneliti menyampaikan bahwa urgensi penerapan teknologi di era society 5.0 ini sangat tinggi, terlebih di sisi pengelolaan sampah, pemilahan sampah, dan prosedur dari hulu ke hilir. “Karena selamanya kita akan hidup berdampingan dengan sampah ini, kalau tidak segera ditangani dengan serius termasuk dari sisi kebijakan, tidak kita rumuskan key performance indicators untuk mengukur tingkat kematangan suatu wilayah dalam menangani sampah ini, dan juga tidak mulai menyisipkan teknologi di dalamnya, tentu penanganannya bisa jadi tidak akan maksimal,” jelasnya.
Dijelaskan, Circular Economy merupakan sebuah alternatif dimana barang didaur ulang untuk diubah menjadi produk yang baru tanpa menjadikannya limbah tak bernilai yang bisa membahayakan lingkungan. Dengan model ekonomi tersebut, keberadaan limbah sebisa mungkin dihapuskan karena Circular Economy berupaya untuk menggunakan energi terbarukan. “Konsep Circular Economy tidak hanya mendesain model industri menggunakan prinsip zero waste, konsep ini juga mementingkan faktor sosial dan penyediaan sumber daya serta energi yang berkelanjutan. Upaya pengelompokkan limbah dari limbah yang berbahaya hingga limbah yang tidak berbahaya dapat membantu implementasi konsep ekonomi ini. Limbah yang telah dikelompokkan atau dipilah membantu pengolahan dengan mudah dan cepat,” tambah Yun.
Circular Economy pun ingin membangun paradigma di masyarakat bahwa sampah memiliki value, sehingga kesadaran masyarakat bisa tumbuh serta membantu penurunan biaya produksi dan menjaga sumber daya alam yang tidak terbarukan. Melalui penerapan Circular Economy, diharapkan dapat mendukung pemerintah Indonesia untuk menciptakan masa depan bebas sampah di masa depan dan mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Sementara itu, Dr. Rochiyati Murniningsih, SE,MP, Koordinator Kegiatan FGD memaparkan urgensi adanya pertemuan tersebut serta pentingnya perumusan konsep digitalisasi dalam waste management system. “Kegiatan FGD ini melibatkan perangkat daerah dari Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kota Magelang dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang terdiri dari perwakilan Perangkat Daerah yang terkait dengan waste management yaitu BAPPEDA, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan, Dinas Kominfo dan Perwakilan Stakeholder terkait,” tutur Murni.
Dari kegiatan FGD tersebut, akan diperoleh data dari semua pemangku kepentingan, serta dari statistik dan literatur ilmiah.