Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang semakin dekat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Magelang menggelar kuliah umum dengan tema “Peluang dan Tantangan Guru Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015” pada Rabu 9/9 2015.
Acara yang diadakan di Auditorium Kampus I UM Magelang tersebut diikuti kurang lebih 500 peserta dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Guru PAUD, & Pendidikan Guru SD FKIP UM Magelang.
Acra dibuka oleh Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo, MT. Rektor yang mengatakan, menghadapi MEA 2015, para guru ataupun calon guru harus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. “Nantinya tidak ada lagi aturan yang membatasi para guru di Indonesia untuk bisa mengajar di Malaysia, Filiphina, Vietnam dan sebagainya,” ungkap Rektor.
Pada acara kuliah umum tersebut, hadir sebagai pemateri yakni Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Negeri Solo (UNS). Ravik Karsidi dalam materinya mengupas tuntas tentang peluang dan tantangan guru menghadapi MEA 2015. Ravik mengatakan, kemungkinan dampak negatif era keterbukaan MEA diantaranya akan terjadi hegemoni ideologi, terancamnya kedaulatan negara-negara, biaya pendidikan bisa mungkin mahal serta berubahnya tatanan sosial berubah.
Disamping dampak negatif, lanjut Ravik, MEA juga membawa dampak positifnya. “Menghadapi MEA 2015 adalah liberalisasi pendidikan yang bisa dianggap undangan sebagai peluanga yang bisa diambil agar suatu negara dapat naik kelas menuju suatu kemandirian bangsa, setara dan sejajar dengan negara yang lebih maju,” ungkap Ravik.
Ravik menambahkan, semakin siap negara membekali SDM-nya dengan mental dan keterampilan akan semakin siap untuk bersaing dengan negara lain menghadapi era keterbukaan MEA 2015.(RIFA’I-HUMAS)