Selama ini cengkeh merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan rokok. Namun di tangan mahasiswa UM Magelang cengkeh dapat diolah menjadi obat kumur untuk mencegah bau mulut serta dapat memngobati sakit gigi. Ide tersebut dituangkan oleh empat mahasiswi UM Magelang ke dalam proposal berjudul Pelatihan Antiseptic Mouthwash CENGBALUT Untuk Kesehatan Rongga Mulut di Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur. Kelimanya terdiri dari empat mahasiswi PGSD FKIP yakni Retno Wahyu Wardani, Agi Widarti, Rismiyatun, dan Dyah Retno Wulandari, serta satu mahasiswi Fikes yakni Suparti.
Di bawah bimbingan Galih Istiningsih,M.Pd yang merupakan dosen PGSD FKIP, lima mahasiswi itu menyusun rencana kegiatan yang meliputi beberapa tahap yakni sosialisasi, pelatihan, demonstrasi, dan tahap pendampingan mandiri. “Tahap sosialisasi merupakan tahap pemilihan lokasi, perijinan kepala desa, penyiapan materi dan penelitian terhadap khasiat dari cengkeh,” ujar Retno, ketua tim.
Adapun tahap pelatihan yakni memberikan pelatihan penggunaan obat kumur herbal serta pelatihan labeling “Cengbalut”, pengemasan dan IRT kepada 50 warga Desa Giripurno. Pada tahap demonstrasi tim melakukan praktek pembuatan obat kumur herbal. Kemudian, pada tahap pendampingan mandiri tim melakukan pendampingan produksi kepada komunitas yang sudah dibuat.
Retno menambahkan, kegiatan dilakukan di Desa Giripurno dimana warganya mempunyai pendapatan perkebunan cengkeh. Selama ini masyarakat desa hanya menjual cengkeh ke tengkulak, selain itu digunakan untuk minyak cengkeh. “Mayoritas masyarakat Desa Giripurno merupakan tamatan SD sehingga belum mengetahui manfaat cengkeh selain untuk minyak,” imbuh Retno.
Faktor lain adalah kurangnya masyarakat Desa Giripurno dalam menjaga kebersihan rongga mulut. Padahal kesehatan mulut tidak sekedar untuk mendapatkan gigi yang putih, bersih dan kuat, tetapi juga berarti menjaga kesehatan seluruh badan, karena mulut adalah pintu masuk segala macam benda asing ke dalam badan.
Mahasiswi mendampingi warga dalam pembuatan mandiri obat kumur herbal. Adapun proses pembuatan antisepic moutwash cengbalut cukup mudah yaitu dengan menyiapkan 1 sendok teh cengkeh, 1sendok teh kayu manis yang sudah dihaluskan, 250 ml air, 4 tetes esensial peppermint dan natrium benzoat. “Masak air sampai mendidih kemudian masukkan semua bahan yang sudah disediakan, kecuali natrium benzoat. Kemudian pisahkan air dengan bahan, setelah itu campurkan benzoat,” jelas Retno.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menambah peluang kerja dan menjadi produk yang dapat dikembangkan di desa kami, ” ujar Sukisno, Kepala Desa Giripurno. Ia mengungkapkan bahwa warga Desa Giripurno bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang tim adakan dari awal hingga akhir. (Humas – Yudia)