Sebelum mengakhiri kegiatan di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN), 591 peserta KKN Tematik Angkatan 45 UM Magelang mengadakan Pameran serentak di empat lokasi, Rabu 28/3. Dra. Retno Rusdjijati M.Kes, ketua panitia KKN UM Magelang mengatakan, empat lokasi tersebut yakni di Taman A. Yani Badakan Kota Magelang, Gedung Serbaguna Desa Giriwarno Kaliangkrik, Pendopo Gunungpring Muntilan, serta Balkondes Tanjungsari Borobudur.
“Masing-masing lokasi pomeran terdiri dari tiga kecamatan. Lokasi di Badakan Kota Magelang untuk peserta KKN dari Kecamatan Magelang Tengah, Utara, dan Selatan. Lokasi di Kaliangkrik untuk peserta KKN dari Kecamatan Windusari, Kajoran, dan Kaliangkrik. Lokasi di Muntilan untuk peserta KKN di Kecamatan Mertoyudan, Candimulyo, dan Muntilan. Adapun lokasi di Borobudur untuk peserta KKN di Kecamatan Srumbung, Tempuran, dan Borobudur,“ jelas Retno.
Dalam pameran KKN bertema Optimalisasi Pariwisata dalam rangka Mendukung KSPN Borobudur tersebut beragam produk baik hasil pendampingan maupun hasil usaha masyarakat serta dokumentasi dan poster ditampilkan. Di lokasi pameran di Balkondes Borobudur, mayoritas produk yang dipamerkan adalah hasil olahan dari salak, singkong, rambutan maupun pepaya. “Kami memaksimalkan bahan baku yang melimpah di desa Srumbung berupa salak dengan membuat kurma salak, asinan salak, serta brownis salak,” kata Lilis, salah satu mahasiswa peserta pameran. Selain itu mahasiswa juga mengekplorasi keindahan alam dalam bentuk wisata desa dengan membuat spot wisata.
Puluhan stan pameran yang berada di masing-masing lokasi dinilai oleh tim untuk diberikan penghargaan bagi stan terbaik serta poster paling kreatif. Selain itu panitia juga memberikan penghargaan bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) terbaik di masing-masing lokasi.
Drs. Mujahidun, M.Pd, Wakil Rektor 3 UM Magelang yang meninjau lokasi pameran di Balkondes Borobudur beserta panitia, mengapresiasi usaha yang dilakukan para mahasiswa yang hari itu mengenakan udeng (ikat kepala). “Udeng yang dipakai itu dapat diartikan bahwa mahasiswa mudeng (mengerti) dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga dimaknai sebagai pengikat antara mahasiswa dengan masyarakat sehingga komunikasi dan interaksi dapat terus terjalin walaupun tidak lagi berada di lokasi KKN,” ujar Muja.
Setelah menyelesaikan KKN, para mahasiswa kembali ke kampus untuk membuat laporan KKN dan menyelesaikan kewajiban lainnya agar mereka dapat lulus tepat waktu.
HUMAS