Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat mudah dijumpai di seluruh Indonesia, salah satunya di daerah Magelang. Mayoritas penikmat lele hanya menikmatinya dengan olahan biasa seperti digoreng maupun dibakar. Mereka hanya menikmati tanpa menyadari banyak manfaat yang terkandung didalamnya. Disamping itu, cara pengolahan lele yang kurang tepat dapat mengurangi kandungan dan khasiat, serta menimbulkan dampak negatif bagi konsumennya.
Berawal dari hal itulah, mahasiswa UM Magelang membuat inovasi dengan mengubah lele menjadi olahan makanan. Di tangan mahasiswa UM Magelang lele tersebut diolah menjadi makanan yang unik yaitu menjadi selai roti karena lele mengandung asam lemak, Omega 3, Omega 6, protein, vitamin B12 dan fosfor sehingga bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya.
Ide tersebut mereka tuangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa berjudul “SOAL BAKAT” untuk diajukan ke Kemenristek Dikti Tahun 2017. Dari dana yang ajukan sebesar Rp 10.561.000,- tersebut, Tim PKM ini mendapat hibah dana sebesar Rp 9.000.000,-. Proposal tersebut disusun oleh Asfari, Annida Nurul Arafati, Tri Murgiati, Siti Li Cholisna, dan Wahisah yang merupakan mahasiswa FKIP UM Magelang. Arif Wiyat Purnanto, M.Pd, dosen PGSD FKIP UM Magelang menjadi dosen pembimbing proposal tersebut.
“Kami berinovasi mengolah ikan lele menjadi selai untuk mengatasi kebosanan masyarakat terhadap olahan lele yang sudah ada sebelumnya, ” ujar Asfari, ketua tim. Ia menambahkan, produk terobosan baru tersebut diberi nama “SOAL BAKAT” yang merupakan singkatan dari Selai Olahan Ikan Lele Banyak Khasia). Asfari menuturkan, produk tersebut memiliki cita rasa yang unik dengan perpaduan rasa manis dan asin yang menciptakan sensasi gurih. “Rasa yang kompleks ini sangat cocok untuk makanan pendamping yang dipadukan dengan roti serta makanan kecil lainnya sesuai selera,” katanya.
Untuk mewujudkan program tersebut, Tim melakukan beberapa tahap kegiatan. Tahap kegiatan yang pertama adalah survei pasar, dimana tim ini melakukan penelitian keinginan masyarakat terkait dengan produk selai lele. Selanjutnya tahap uji coba dan uji sensoris, yakni meminta warga masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap produk selai lele. Tahap selanjutnya adalah pengenalan produk dan promosi yang dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara konvensional serta menggunakan media sosial.
Promosi konvensional dilakukan dengan cara langsung menawarkan kepada konsumen di sekitar kampus UM Magelang. Selain itu juga di wilayah di Sleman, Kebumen, Bandung, dan kota lainnya. Uji coba pertama kali dibuat pada tanggal 6 April 2017. “Pembuatan selai lele diproduksi setiap hari Sabtu dan hari-hari lainnya ketika ada yang memesan produk SOAL BAKAT,” imbuh Asfari.
Ia berharap hasil inovasi ini mampu berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi yaitu PIMNAS ke-30. “Selain itu, kami juga berharap bahwa SOAL BAKAT ini mampu bersaing dan bertahan di pasar sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” tandas Arif. (Humas – Yudia)