Salah satu jenis alat permainan yang digemari anak-anak yaitu bola. Benda bulat ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Banyak manfaat yang diberikan dari alat permainan bola, misalnya memperkuat otot tangan dan kaki, melatih konsentrasi, membantu anak bersosialisasi, melatih sensitivitas hingga melatih koordinasi mata dan tangan.
Namun ternyata bola yang sudah ada di pasaran belum benar-benar ramah lingkungan, sehingga kurang aman dipergunakan anak. Selain itu bola yang telah banyak dijual belum benar-benar dapat mengasah multisensori sehingga kurang optimal dalam memacu kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Bola juga ternyata hanya monoton dalam bentuk dan tampilan sehingga dapat mengakibatkan anak bosan memainkannya.
Berawal dari keprihatinan itulah, empat mahasiswa FKIP UMMagelang bekreasi dan menuangkan ide dalam proposal berjudul “BOLA ENAK (Edukatif, Nyaman, Atraktif, dan Kreatif) ALAT PERMAINAN MULTISENSORI YANG RAMAH LINGKUNGAN.” Proposal tersebut menjadi dalah satu dari 41 roposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMMagelang yang berhasil didanai Kemenristek Dikti Tahun 2018.
Dimbimbing oleh Dra. Lilis Madyawati, M.Si , empat mahasiswa FKIP yakni Nurul Fadhilah, Yuyun Rahmawati , Wahyuni Novitasari , dan Faisal Khamdani menyusun proposal PKM Bidang Kewirausahaan dengan diawali dari survei dan observasi. Nurul Fadhilah, ketua kelompok mengatakan, berdasarkan hasil observasi ada beberapa persoalan masyarakat usaha yakni kualitas sumber daya manusia yang masih rendah karena minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan. “Hal tersebut mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja,” ujar Nurul. Selain itu juga kurangnya inovasi produk dimana produsen alat permainan masih kurang menguasai teknologi, informasi dan pasar.
Hal lain, kata Nurul, adalah kesulitan dalam mengembangkan kapasitas usaha dan produk-produk yang mampu bersaing, serta kurangnya tenaga pendamping di lapangan. “Diharapkan dengan kegiatan PKM-K ini dapat turut mengatasi dan meminimalisir persoalan masyarakat tersebut,” ujar Nurul.
Ia mengungkapkan, berdasarkan fakta, para pemerhati pendidikan anak usia dini, pendidik, terapis anak usia dini, serta para orang tua menyadari pentingnya Multi Intelliges dan multisensori untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Itulah maka Bola ‘ENAK’ (Edukatif, Nyaman, Atraktif, Kreatif) dapat dijadikan satu alternatif pemenuhan kebutuhan calon konsumen tersebut. Pengusul berkeyakinan, karena Bola ‘ENAK’ berbasis ramah lingkungan akan banyak diminati dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dari segi keuntungan finansial.
Proses pembuatan bola ENAK tidaklah sulit. Hal pertama yang dilakukan adalah identifikasi Multi Kecerdasan yang akan diasah. Selanjutnya identifikasi bahan bekas yang akan digunakan yang kemudian disterilisasi dan digunting atau dipotong menjadi beberapa bagian. “Lumuri lem ke seluruh permukaan bola, lalu tempel dengan ornamen atau hiasan sesuai yang diinginkan. Bola ‘ENAK‘ dapat diisi biji-bijian kerikil, atau bel kerincing,” papar Nurul.
Kelebihan produk Bola ‘ENAK’ yakni tersedia dalam berbagai ukuran serta tekstur “Harga jual Bola ‘ENAK’ beragam dari mulai Rp 7.500,00 untuk ukuran kecil, Rp 12.000,00 ukuran sedang hingga Rp 18.000,00 untuk ukuran besar. Bola ‘ENAK’ rencananya akan dijual di beberapa tempat baik instansi pemerintah, sekolah, lembaga PAUD/TK/ABA , serta klinik anak. Selain juga dengan membuka gerai di tempat-tempat strategis, stan, dan bazar acara- acara TK dan sekolah dasar.
Nurul berharap, kegiatan tersebut dapat menciptakan peluang usaha kecil masyarakat yang bergerak di sektor ekonomi berupa bola sebagai alat permainan yang edukatif, nyaman, aman, dan kreatif dan digemari oleh masyarakat pemerhati anak usia dini. Selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dan masyarakat dengan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
Disamping berpotensi paten (Hak Kekayaan Intelektual), alat permainan yang ramah lingkungan sangat potensial dikembangkan tidak hanya sebagai permainaan edukasi namun juga dapat dijadikan suvenir. Bola ‘ENAK’ diharapkan dapat memanfaatkan kembali sumber lingkungan asli untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pabrik.
HUMAS