Nasitotul Janah, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) resmi menyandang gelar Doktor bidang Islamic Studies konsentasi Tafsir setelah melaksanakan Ujian Terbuka di Ruang Promosi Doktor, UIN Walisongo Semarang pada Senin (17/7).
Dengan promotor Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA dan co-promotor Dr. Hj. Yuyun Affandi, Lc., MA, Itoh sapaan akrabnya memaparkan disertasinya yang berjudul Argumentasi Inklusivisme Kompetitif Perspektif Al-Qur’an. Di depan penguji, Itoh menjelaskan bahwa pluralitas agama adalah fakta sosial yang sesungguhnya adalah kehendak Tuhan. “Namun ia sering direspon secara negatif oleh para pemeluk agama hingga sering memicu munculnya problematika sosial, intoleransi,” ujarnya.
Beliau juga menjelaskan dalam konteks tersebut, diskursus teologi agama-agama dapat dipetakan menjadi tiga tipologi menemukan signifikansinya. Yaitu, eksklusivisme yang meyakini secara absolut hanya satu agama yang benar, pluralisme yang meyakini semua agama itu benar dan inklusivisme yang secara terbuka menerima pluralitas agama namun tetap meyakini hanya satu agama yang paling benar. “Dari ketiga tipologi tersebut, inklusivisme adalah yang paling prospektif untuk dikembangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menemukan argumentasi inklusivisme yang otentik dan genuine perspektif Al-quran,” tuturnya.
Hasil temuan dari penelitian tersebut, secara teologis, Al-Quran menegaskan truth claim Islam sebagai agama yang sah namun dalam konteks sosiologis, secara universal, respon Al-Quran terhadap pemeluk agama lain bersifat inklusif. Selain itu, diungkapkan pula bahwa inklusivisme Al-Quran berjenjang, situasional dan kondisional. “Penggunaan metode dan pendekatan dalam penelitian ini masih terbatas sehingga hasil temuan yaitu inklusivisme kompetitif, baru sebatas konsep yang bercorak teologis filosofis. Oleh karena itu, konsep ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan dan dilanjutkan kembali oleh peneliti-peneliti lainnya dengan metode dan pendekatan yang lebih bersifat implementatif sehingga tidak sebatas konsep namun benar-benar dapat dilakukan secara praksis oleh semua pemeluk agama,” jelasnya.
Itoh berharap, temuannya dapat menjadi referensi dalam mengantisipasi isu-isu otoritarianisme agama secara tepat, sekaligus memiliki akar teologis dari Al-Qur’an.
Sementara itu, promotor menyampaikan ucapan selamat atas selesainya studi dan diraihnya gelar Doktor. “Bagi UNIMMA, selamat atas bertambahnya dosen bergelar Doktor. Terimalah Nasitotul Janah apa adanya dengan pandangan-pandangannya mengenai harmoni antar umat beragama,” ujarnya.
Nasitotul Janah saat ini tercatat sebagai peraih gelar Doktor ke-310 di UIN Walisongo, Semarang.