Kemampuan Computational Thinking (CT) menjadi salah satu kemampuan penting pada era digital yang masih akan berlangsung hingga masa yang akan datang. Untuk memenuhi hal tersebut, Bebras Biro Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) bersama dengan Biro Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengadakan Pelatihan Guru Implementasi Gerakan PANDAI dengan mengangkat tema “Pelatihan Computational Thinking untuk Pembelajaran Guru MTs dan MA Se-Kabupaten Magelang”. Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 13-15 Januari 2022 ini bertujuan untuk menjadikan guru sebagai penggerak dalam menanam dan menumbuh-kembangkan kemampuan CT bagi siswa MTs dan MA. Kegiatan pelatihan Gerakan PANDAI telah didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan disponsori oleh Google.org.

Nama PANDAI yang dipilih sebagai gerakan mensosialisasikan CT, merupakan singkatan dari Pengajar Era Digital Indonesia. Melalui gerakan ini, diharapkan para guru dapat menyertakan pendekatan CT ke dalam mata pelajarannya sehingga siswa dapat membangun kemampuan berpikir kritis dan kreatif, khususnya berpikir komputasional.

Yun Arifatul Fathimah, PhD, Dekan Fakultas Teknik UNIMMA mengatakan, dengan siswa yang sudah mempunyai fondasi CT dan informatika yang kuat di tingkat pendidikan dasar dan menengah, perguruan tinggi dapat memulai pendidikannya untuk topik lanjut, tingkat tinggi, serta maju seperti Big Data dan Artificial Intelligence (AI). “Dosen dan guru juga dapat melakukan penelitian bersama, khususnya di bidang informatika untuk edukasi dan pendidikan informatika. Kami percaya bahwa kerja sama sekolah dengan perguruan tinggi ini akan dapat dengan cepat menggerakkan sekolah menjadi sekolah merdeka, dan salah satu perwujudan Kampus Merdeka,” jelas Yun.

Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Drs. H. Khoeroni Hadi, M.Ed, Kasubbag Tata Usaha Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang. Dalam sambutannya, Khoeroni memaparkan bahwa pelatihan ini juga didasari keprihatinan akan hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) siswa Indonesia yang sangat rendah dan belum mencapai rata-rata tingkat berpikir kritis yang diharapkan. “Dengan menerapkan CT, para siswa Indonesia dapat terbantu dalam meningkatkan tingkat berpikir melalui cara yang menyenangkan, efektif, dan efisien,” tuturnya.

Selain menjalankan misi tersebut, sekolah juga diharapkan dapat memajukan keilmuan, khususnya dalam bidang CT dan informatika dengan perguruan tinggi. Dengan begitu, perguruan tinggi juga akan mendapatkan intake yang lebih baik dengan kemampuan CT yang meningkat.

Kegiatan berlangsung secara daring dengan dua materi, yaitu “Pengenalan Bebras, dan Computational Thinking” yang disampaikan oleh Dr. Syarif Hidayat, S.Kom, M.I.T dan juga materi terkait “Latihan Computational Thinking” yang disampaikan oleh Ibu Aridhanyati Arifin, S.T., M.Cs. Seluruh peserta yang berpartisipasi juga akan mendapatkan bimbingan selama dua semester oleh dosen-dosen pembina dari Program Studi Teknik Informatika S1 UNIMMA.