Dalam konteks perawatan luka khususnya pada penderita Diabetes Militus (DM), infeksi terkadang dibutuhkan dalam sebuah proses penyembuhan luka tersebut. Ketika seorang pasien yang divonis amputasi karena infeksi pada luka, sebenarnya bukan infeksinya yang mengakibatkan hal tersebut, tetapi karena proses polarisasi penyembuhannya yang tidak sempurna. Untuk itu, peran mikroba diperlukan dalam penyembuhan luka DM.
Hal tersebut disampaikan oleh Ns. Sodiq Kamal, M.Sc, CWCC, dosen Keperawatan Fikes UM Magelang yang juga konsultan di Klinik Sembuh Lukaku UM Magelang saat menjadi salah satu pembicara dalam seminar “Prospek Praktik Mandiri Perawat Luka” pada Kamis (07/09) di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang.
Rektor UM Magelang membuka seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan Fikes UM Magelang itu. Sebanyak 250 orang menjadi peserta seminar. Mereka berasal dari mahasiswa Prodi D3 Keperawatan UM Magelang, dosen, perawat Rumah Sakit (RS) di wilayah Kedu, serta perwakilan siswa dan guru dari berbagai SMK di Magelang.
Lebih lanjut Sodiq yang masih aktif sebagai anggota European Wound Management Associations itu mengatakan, kualitas perawatan luka dari perawat itu tergantung dari teknik 3M yakni Mencuci, Memotong jaringan luka dan Membalut luka yang baik dan benar
Selain Sodiq, Vonny Nurmalya Megawati M.Kep, CWCC, CST juga menjadi nara sumber dengan memaparkan prospek kerja lulusan keperawatan. Vony yang menjadi dosen di Poltekes Majapahit Mojokerto Jawa Timur dan menjabat sebagai manajer klinik perawatan luka di Klinik Perawatan Luka Majapahit Center itu mengatakan “Sekarang ini jika seorang perawat hanya mengejar posisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan sulit sekali. Oleh sebab itu, menjadi perawat mandiri lebih menjanjikan. Perawatan luka adalah murni tugas dan kewenangan seorang perawat. Jadi sangat terbuka lebar peluang untuk praktik mandiri khususnya dalam perawat luka, ” jelas Vony.
Ketua pelaksana seminar Ns. Rohmayanti, M.Kep, mengatakan seminar itu bertujuan untuk mengenalkan dan menambah wawasan mahasiswa ataupun peserta sebagai perawat luka dan mendongkrak visi dari D3 keperawatan. “Visi kami yaitu Menjadi Program Studi D3 Keperawatan Islami yang inovatif dan kompetitif di tingkat nasional serta menjadi pusat unggulan pengembangan kompetensi tenaga keperawatan dalam perawatan luka pada tahun 2020,” kata Rohma. Dua pembicara tersebut, lanjut Rohma, merupakan orang yang expert di bidang keperawatan luka. (Humas)