Implementasi nilainilai Pancasila di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara perlu dilakukan untuk keutuhan suatu bangsa. Sosialisasi terus dilakukan di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang makin kritis dan beragam. Untuk itulah, Fakultas Hukum UM Magelang mengadakan seminar nasional “Implementasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara” pada Rabu (20/09).

Kegiatan yang diadakan di Aula Fikes UM Magelang tersebut merupakan rangkaian Milad ke-53 UM Magelang. Wakil Rektor I UM Magelang, Dr. Purwati, M.S. memebuka seminar yang diikuti 300 peserta dari berbagai kalangan tersebut.

Ketua Mahkamah Konstitusi RI yang sedianya hadir dan namun kemudian diwakili oleh Plt, Kepala Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara serta Pengelolaan TIK, Dr. Wiryanto antara lain menyampaikan bahwa para negarawan yang dahulu mendirikan negara dan bangsa ini telah meletakkan nilai luhur Pancasila yang dijiwai semangat Ketuhanan sehingga menjadi dasar fundamental dalam kehidupan negara kita. “Tulisan atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-3 merupakan penanda kepasrahan total para pendiri bangsa setelah sebelumnya berjibaku mengeluarkan segenap usaha dan potensinya untuk hukum dasar yakni UUD 1945, “ paparnya.

Selain itu, panitia juga mengundang empat pembicara sekaligus yang dari berbagai disiplin ilmu yaitu politisi, jurnalis, pakar hukum, serta akademisi. Mereka adalah Prof. Dr. Muhammad Fauzan, S.H.,M.Hum (Guru Besar Universitas Jenderal Sudirman), Dr. Dyah Adriantini Sinta Dewi, S.H.,M.Hum (akademisi dari UM Magelang), Amir Macmud Ns. (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia PWI Jawa Tengah), dan Ahmad Hanafi Rais W., S.I.P.,M.P.P (Ketua Komisi 1 DPR RI). Keempat nara sumber itu menyampaikan materi dari sudut pandang yang berbeda.

Muhammad Fauzan misalnya. Ia menuturkan implementasi pancasila dari sudut ketatanegaraan. “Dalam pergantian pemerintahan antara pemerintahan yang lama dengan yang baru diperlukan sustainbilitas antar keduanya sehingga akan tercipta keselarasan yang sesuai dengan nilai pancasila. Masyarakat juga akan menjadi lebih mudah menyerap kebijakan baru yang ada,”ujarnya. Ia menambahkan, bahwa pengajaran nilai pancasila bukan tergantung dari kata-katanya atau siapa yang mengajarkan pancasila tersebut. Namun, yang terpenting adalah perilaku sang pengajarnya.

Pemateri yang kedua menelaah implementasi Pancasila dari sudut akademis. Dyah Adriantini Sinta Dewi memaparkan berbagai masalah yang muncul akibat kurangnya nilai Pancasila, seperti bulying, ujaran kebencian dan kejahatan Genocida. “Penegakan sistem pancasila dapat dilakukan melalui sistem pendidikan. Dulu ada mata pelajaran PMP, Penataran P4, PKN (Pendidikan Kewarganegaraan), sekarang digantikan dengan pendidikan bela negara,” jelas Dyah.

Adapun wartawan senior Amir Macmud Ns yang menyapaikan materi tentang media dan Implementasi nilai-nilai Pancasila, membahas nilai pancasila di dalam diri wartawan. “Media sangat berperan dalam mengimplementasian nilai pancasila. Hal ini sesuai fungsi normatif media menurut Undang Undang Pers. Kemudian orientasi dan sikap media yang berjiwa sosial tinggi dan jujur dalam menyampaikan informasi juga merupan bentuk nilai Pancasila, “ ujar Amir.

Pemateri yang terakhir yaitu Ahmad Hanafi Rais yang menyampaikan materi implementasi Pancasila dalam politik. Menurutnya, di dalam politik itu yang terpenting adalah who get whats, how and way yakni pelakunya, apa yang akan didapatkan, bagaimana dan mengapa harus dibahas di dalam politik. “Menurut saya, kenapa orang itu berpolitik? Maka jawabannya haruslah dikarenakan landasannya atas Pancasila,” tandasnya. Ia menambahkan bahwa pemerintah harus mampu membawa Pancasila yang awalnya hanya sebuah ideologi, kini menjadi menjadi karakter bangsa. “Yang harus kita hadapi sekarang adalah tantangan di era globalisasi dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila.Pancasila agar tetap menjadi ideologi negara, tetap sebagai dasar negara serta menjadi dasar akhlak masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, “ pungkasnya.

HUMAS