Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) selalu berupaya untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kreativitas dan inovatif yang sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, UNIMMA juga berusaha meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan. Melalui Kantor Urusan Kerjasama (KUK), UNIMMA mengadakan kegiatan yang bertajuk “Kick Off: Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI)” pada Senin (8/9) yang dilaksanakan secara virtual.
Program KMMI sendiri merupakan program Mas Menteri yang merupakan pembelajaran bentuk kursus singkat/ short course yang mencakup hard skills dan soft skills. Dikutip dari laman Kemdikbud, program KMMI menawarkan alternatif pembelajaran yang lebih dinamis kompetitif, yang didorong oleh permintaan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan yang dibutuhkan industri.
Dr. Lilik Andriyani, SE., M.Si selaku Pejabat Rektor UNIMMA menyampaikan program KMMI sebagai salah satu program pendukung Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan juga sebagai upaya membentuk mahasiswa menjadi calon pemimpin masa depan yang berkualitas. “Sertifikat yang didapat dari course ini nantinya dapat dikonversi dalam SKS mata kuliah atau SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah), dan tentunya dengan program ini, diharapkan para mahasiswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan yang dibutuhkan industri dan atau modal kewirausahaan untuk memulai usaha mandiri.” tutur Dr. Lilik.
UNIMMA diamanahi untuk menyelenggarakan 3 course KMMI, yaitu: (1) Creative Collaboration in Entrepreneurship 4.0 yang akan diampu oleh 3 orang akademisi dari Indonesia dan Malaysia dan 3 praktisi, (2) Smart Village dengan Artificial Intellegence (AI) yang akan diampu oleh 3 orang akademisi dan 1 praktisi, serta (3) Cyber Security yang akan diampu oleh 4 orang akademisi dan 1 praktisi.
Ketiga course tersebut akan diikuti oleh 480 mahasiswa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari 127 Universitas, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan diselenggarakan dari bulan Agustus ini hingga Oktober 2021.