UM Magelang sebagai universitas yang memiliki dua progam studi farmasi yakni D3 Farmasi dan S1 Farmasi ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi universitas lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan Fakultas Kesehatan (Fikes) UM Magelang yang menjadi pilihan untuk studi banding dari Sekolah Tinggi Farmasi (STF) Cirebon pada Selasa (20/02) di ruang sidang rektorat Kampus 2 UM Magelang.

Iin Indawati, Wakil Ketua 1 STF Cirebon mengatakan bahwa pemilihan UM Magelang sebagai lokasi studi banding karena  baik UM Magelang dan STF Cirebon memiliki latar belakang yang sama, yaitu sama-sama dibawah naungan Muhammadiyah. “Kami juga melihat UM Magelang telah memiliki dua  prodi di bidang farmasi yaitu D3 dan S1. Sehingga sangat tepat untuk kami berbagi ilmu dengan UM Magelang. Kami berharap mendapatkan ilmu dari UM Magelang untuk diterapkan di S1 Farmasi STF Cirebon yang baru dibuka pada semester lalu,” ungkap Iin.

Mengawali studi banding tersebut, Rektor UM Magelang, Ir Eko Muh Widodo, MT secara langsung mengenalkan profil UM Magelang, termasuk prodi  S1 dan D3 Farmasi yang bernaung di bawah Fikes. “Saya atas nama universitas mengucapkan terimakasih atas kunjungannya, semoga dapat mempererat tali silaturahmi  serta bermanfaat bagi kita semua,” tutur Eko.

Dalam studi banding tersebut banyak membahas mengenai sistematika dalam prodi S1 Farmasi antara Ketua Prodi S1 Farmasi UM Magelang, Tiara Mega Kusuma, M. Sc.,Apt. dan Ketua Prodi S1 Farmasi STF Cirebon, Lela Sulastri. Tiara menjelaskan mengenai proses akreditasi prodi S1 farmasi  dan cara penyusunan kurikulum. “Sebaiknya dalam menyusun kurikulum diadakan workshop terlebih dahulu. Workshop dilakukan dengan stakeholder, asosiasi, dan alumni D3 Farmasi. Selain melakukan workshop, juga dapat dilakukan penyebaran kuisioner ke stakeholder yang akan  memberikan masukan  termasuk kebutuhan stakeholder  dari S1 farmasi ini,” kata Tiara.

Ia menambahkan, untuk merumuskan visi misi alangkah baiknya dilakukan workshop sendiri. Jadi dipisahkan antara workshop kurikulum dan workshop visi misi. “Untuk pemateri workshop bisa berasal dari organisasi kesehatan-kesehatan seperti Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia (AIFI) dan APTFM (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Muhammadiyah),”   pungkas Tiara.

HUMAS