Program studi (prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) didampingi tim pengabdian Universitas Indonesia (UI) dilatih untuk beradaptasi dengan cepat menggunakan fitur LMS di kelas yang diampu. Seminar dengan tajuk ‘Peningkatan Kesiapan Dosen dalam Meneliti dan Mengelola Diskusi Daring Asinkron untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis’, digelar selama dua hari pada Kamis sampai dengan Jumat (15-16/8) di Gedung FT UNIMMA.

Nuryanto, M. Kom, Dekan FT UNIMMA menyambut antusias dan berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan hal-hal besar dari dosennya. “Ini kali kedua professor UI datang ke sini dan membawa hal-hal yang positif. Hari ini adalah kesempatan bagi kami untuk meng-update keilmuan kami,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut hadir Prof Dr. Dra. Kasiyah, M.Sc, Prof. Harry B. Santoso, M.Kom, Ph.D dan Dr. Baginda Anggun Nan Cenka, M.Kom sebagai narasumber. Dijelaskan, implementasi pembelajaran daring dan penelitian bidang e-Learning untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis pembelajar marak sejak tiga dekade lalu dan terus berlanjut seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Kemampuan berpikir kritis menjadi tujuan pendidikan sekaligus sebagai tools untuk mencapai kompetensi,” ujar Prof Harry dalam paparannya.

Lebih lanjut disampaikan pula bahwa menerapkan strategi pembelajaran daring untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis memerlukan kesiapan yang tinggi baik dosen maupun mahasiswa. ”Penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia utamanya oleh Team Pengabdi menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dalam lingkungan pembelajaran kolaboratif daring masih rendah meskipun mereka mempunyai kemampuan teknis tinggi. Dengan strategi cognitive appenticeship di kelas, penelitian menunjukkan bahwa kemampauan mahasiswa dalam meregulasi diri (salah satu aspek berpikir kritis) kemampuan berinteraksi, dan kemampuan melakukan integrasi gagasan meningkat. Demikian juga capaian nilai akhir meningkat signifikan,” tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan sesi sharing tentang strategi memicu berpikir kritis mahasiswa dalam forum diskusi serta keragaman fitur yang ditawarkan LMS. Selain itu, dilengkapi juga dengan penjelasan melakukan kajian di bidang pendidikan. Dengan pendampingan tersebut, diharapkan dosen mampu menjalankan perannya sebagai fasilitator, coach, dan scaollder dalam pembelajaran kolaboratif daring. “Dampak jangka panjang program yang diharapkan adalah terbentuknya komunitas praktisi dalam bidang pembelajaran kolaboratif daring dan juga educational reseach,” pungkasnya