Tingginya resiko keselamatan kerja dan kesehatan bagi pemahat batu di Dusun Banaran, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menjadi salah satu keprihatinan bagi tim Abdimas (Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Sebelumnya, tim Abdimas yang diketuai Heniyatun, SH., M.Hum dengan anggota PujiSulistyaningsih, SH., M.Hum mengawali pengabdian dengan sosialisasi tentang asuransi ketenagakerjaan yang disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan wilayah Magelang pada Jumat 8 Februari 2019 lalu. Dari sosialisasi tersebut, sebanyak 38 orang pekerja pahat batu telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Kini, tim Abdimas kembali mendorong agar para pekerja pahat batu di Dusun Banaran tersebut mempunyai perilaku kerja yang sehat dan selamat, dengan memberikan bantuan seperangkat Alat Pelindung Diri (APD) kepada 50 pekerja pahat batu. APD tersebut terdiri dari 1 buah ear muff untuk penyumbat telinga, 1 buah googles untuk melindungi mata, dan 1 buah masker dengan reffil filternya untuk melindungi pernafasan. Peralatan safety diberikan pada Jumat (26/04) kepada para pekerja pahat batu. “Para pemahat batu banyak terpapar kebisingan yang intensitasnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan pemerintah, dan terpapar debu hasil penggergajian atau pahatan batu,” ujar Heniyatun.
Para pekerja menyambut baik bantuan dari tim Abdimas UMMagelang tersebut, dan berjanji akan selalu mengenakannya pada saat bekerja. Selanjutnya, tim Abdimas akan menyelenggarakan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada para pekerja pahat batu yang direncanakanakan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, dalam hal ini bidang Pemberdayaan, Sosial, dan Budaya Bappeda dan Litbang. “Diharapkan dengan rangkaian kegiatan abdimas yang telah dan akan dilaksanakan, akan semakin meningkatkan produktivitas para pekerja pahat batu, karena kondisi kesehatan dan keselamatannya optimal,” tambah Heniyatun saat ditemui di lokasi pahat batu.
HUMAS