Baru saja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim merilis kebijakan terkait Kampus Merdeka bagi Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Hal tersebut direspon dengan baik oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang), Dr. Suliswiyadi, M.Ag dengan mengadakan sosialisasi konsep Kampus Merdeka kepada seluruh jajaran pimpinan universitas pada Senin (10/03) lalu di Auditorium lantai 3 Kampus 2 UMMagelang.

Dalam sambutannya Rektor menyampaikan UMMagelang akan menjadi kampus pertama yang menerapkan konsep Kampus Merdeka dimulai dengan kebijakan membuat kegiatan belajar mahasiswa di luar kampus selama dua semester. “Kegiatan belajar mahasiswa di luar nanti bisa berbentuk internship, magang, kerja praktek, pengabdian, MOOC (Massive Online Open Courses), proyek kemanusiaan atau wirausaha,” ungkapnya. Lebih lanjut, Rektor menambahkan akan ada kegiatan yang tersertifikasi oleh industri dan vendor-vendor yang bereputasi sehingga diharapkan alumni UMMagelang mampu menyeleseikan permasalahan di masyarakat dan mampu bekerja sesuai bidangnya.

Sosialisasi dengan 60 peserta tersebut menghadirkan Dr. Bambang Riyanto, ST.,MT, Kepala Divisi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),  Dr. Hans Gerd Reiter, Senior Experten Service-Jerman, dan Punang Amaripuja, SE.,ST,MIT sebagai fasilitator acara.

Bambang menuturkan jika selama ini pemerintah turut mengatur proses yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi. “Ke depannya, Kemendikbud akan memberikan keleluasaan/ otonomi. Namun, otonomi disertai dengan tanggung jawab menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap berkarya,” tambahnya.

Sementara itu, Hans menampilkan mind mapping tentang Konsep Kampus Merdeka beserta peluang dan tantangannya. Hans mengungkapkan bahwa konsep Kampus Merdeka adalah pola belajar yang memang sudah diterapkan di Jerman pada umumnya.

Dalam sosialisasi tersebut, dipaparkan pula beberapa tips untuk merail akreditasi internasional perguruan tinggi.

 

HUMAS