Program studi (prodi) D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menggelar seminar keperawatan dengan tema Together for a Better Wound Care in Nursing. Acara dilaksanakan melalui ruang temu virtual Zoom pada Kamis (09/11). Diikuti oleh 161 peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa, guru SMK Kesehatan dan juga preceptor dan CI rumah sakit serta puskesmas.
Ns. Adi Subrata, Ph.D, Ketua Panitia dalam laporannya mengatakan seminar tersebut merupakan rangkaian acara dalam rangka mencapai visi dari prodi D3 Keperawatan yaitu menjadi program studi yang islami, inovatif dan unggul di bidang keperawatan luka di tingkat internasional. “Mengingat bahwa memang keperawatan luka telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan sehingga memang sangat tepat sekali ketika kita mengadakan event-event yang seperti ini. Dan juga di masa sekarang ini perawat-perawat dituntut untuk bisa memiliki skill terutama dalam pengkajian, perumusan diagnosa kemudian intervensi di bidang keperawatan luka,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Heni Setyo Esti Rahayu, M. Kes, Dekan Fikes UNIMMA menyampaikan acara seminar dimaksudkan untuk update keilmuan untuk pengembangan knowledge maupun skill perawat maupun calon perawat. “Keperawatan luka menjadi hal yang sangat penting, kita pahami bahwa dari hari ke hari ada kejadian luka atau prevalensi pasien dengan luka, baik di puskesmas maupun di rumah sakit selalu mengalami peningkatan. Sehingga tentunya memerlukan perawatan luka yang update dan tepat sehingga luka tersebut bisa sembuh sesuai dengan apa yang seharusnya, tidak mengalami keterlambatan kesembuhan atau bahkan tidak mengalami komplikasi,” ujarnya.
Dalam seminar tersebut, dihadirkan tiga narasumber yaitu Ns. Rohmayanti, M.Kep (Dosen Fikes UNIMMA) yang memaparkan basic concept of wound care, Eko Prasetyo, S.Kep (Perawat Puskesmas Sawangan 2 Kabupaten Magelang) dengan materi entrepreneurship in wound care dan Mustiah Yulistiani, M.Kep., CWCS (Ketua DPW INWOCNA Jawa Tengah) dengan materi update pressure ulcer care.
Menurut Mustiah, di era yang membuat dunia ada di dalam genggaman, perawat perlu memiliki kualifikasi kompetensi dan mampu learning by doing. “Saya himbau, kemampuan kita untuk memahami keterkaitan dengan anatomi fisiologi itu mutlak agar kita melaksanakan praktek keperawatan secara professional dengan tindakan keperawatan yang sebagai target kompetensi kita,” pesannya.