Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menjadi tuan rumah dalam Resepsi Milad ke-108 ‘Aisyiyah Jawa Tengah yang digelar Sabtu (28/6) di Auditorium Kampus 1 UNIMMA. Mengusung tema “Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Nasional”, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam penguatan peran perempuan Muhammadiyah dalam isu-isu strategis bangsa.
Rektor UNIMMA, Dr. Lilik Andriyani, SE., M.Si dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kiprah panjang ‘Aisyiyah yang telah menjadi kekuatan sosial dan dakwah kemanusiaan. “Milad Aisyiyah ke-108 adalah momentum syukur sekaligus refleksi atas kiprah panjang Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam yang hadir melalui amal, ilmu, dan nilai dalam kehidupan umat dan bangsa,” ujarnya.
Rektor juga menegaskan kesiapan UNIMMA untuk terus bersinergi dengan Aisyiyah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Qaryah Thayyibah agar menjadi gerakan nyata dan berdampak luas. “Sejalan dengan tema Milad Aisyiyah Jawa Tengah ke-108, UNIMMA siap terus bersinergi, memberikan dukungan melalui riset, edukasi, dan kolaborasi, agar nilai-nilai Qoryah Thayyibah ini tidak berhenti sebagai konsep, melainkan menjadi gerakan nyata yang berdampak luas,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, Dr. Eny Winaryati, M.Pd, dalam pidatonya menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknologi dan aktualisasi diri bagi perempuan ‘Aisyiyah. “Aisyiyah didorong untuk menguasai IPTEK dan teknologi juga aktualisasi diri dengan segenap potensi yang dimiliki, mengukir peradaban dan dakwah sosial kemanusiaan alam semesta. Grand design ‘Aisyiyah Jawa Tengah inilah yang inti poinnya adalah keluarga sakinah. Dari keluarga Sakinah yang terbentuk maka akan terbina komunitas qoryah thayibah Aisyiyah,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya rasa syukur dalam membangun desa Qaryah Thayyibah. “Desa Qaryah Thayyibah itu akan terbentuk manakala kita semua mensyukuri nikmat Allah,” tambahnya.
Hadir sebagai narasumber utama dalam sesi tausyiyah, Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, MA. yang memberikan refleksi terkait ketahanan pangan dan peran strategis Aisyiyah. “Bagi seorang perempuan, 108 tahun sudah sangat tua renta, juga sudah pikun. Namun bagi sebuah organisasi dan apalagi sebuah gerakan tidak ada kata dalam kamus hidupnya untuk berhenti berjuang dan berkiprah untuk masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut disebutkan, Prof Din mendorong ‘Aisyiyah Jawa Tengah untuk menjadi pelopor dalam menghidupkan nilai-nilai Qaryah Thayyibah dan membentuk generasi penerus yang tangguh. “Mulailah menghidupkan hayatan thayibatan dalam kehidupan masyarakat, terwujud qaryah thayyibah dan baldatun thayyibah. ‘Aisyiyah Jawa Tengah saya dorong untuk menjadi pelopor bagi bangkitnya ketahanan pangan, yang dimulai dengan penciptaan usyroh thayyibah yang menampilkan hayatan thayyibah sehingga lahirlah generasi penerus dan itulah sebagai penyanggah dari baldatun thayyibatun warabbul ghofur,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, turut diluncurkan Modul Membangun Kemandirian Perempuan Berbasis Qaryah Thayyibah, serta produk inovatif Biskuit Cahaya hasil karya ‘Aisyiyah Jawa Tengah di bawah PT Ekonomi Aisyiyah Khasanah Makmur. Produk ini telah mencapai penjualan hingga 135.000 kaleng dan kini mulai dipasarkan dalam kemasan single pack.