Pasar Tetap Terang Tanpa Listrik: Tim Dosen UNIMMA Hadirkan BOCARI untuk Warga Dangean, Boyolali
07/31/2025

Humas UNIMMA

Menjelang digelarnya Pasar Ngat Paingan yang diselenggarakan setiap 40 hari atau selapanan, tim dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melakukan kegiatan pemberdayaan kemitraan masyarakat di Kampung Wisata Dangean, Dusun Dangean, Gedangan, Cepogo, Kabupaten Boyolali. Diketuai oleh Andi Widiyanto, M.Kom., dosen Fakultas Teknik (FT) UNIMMA, kegiatan tersebut melibatkan dosen multidisiplin ilmu di lingkungan UNIMMA, yaitu Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Alan Kusuma, S.I.Kom., M.I.Kom. dari Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH).

Inovasi yang dihadirkan dalam program yang didanai oleh Kemendikbudristek tersebut bernama BOCARI (Botol Cahaya Matahari). Andi menjelaskan, BOCARI telah dirancang selama delapan bulan untuk mendukung kegiatan masyarakat di wilayah yang belum memiliki akses listrik. “Ini merupakan sebuah alat pemanfaat cahaya matahari yang dirancang untuk menerangi kios pasar baik siang maupun malam hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Andi memaparkan bahwa BOCARI bekerja dengan cara membelokkan cahaya matahari ke dalam kios pada siang hari. Sementara pada malam hari, alat ini menggunakan baterai untuk menyalakan lampu HPL (High Power LED) sebagai sumber penerangan. “Pada waktu ada sinar matahari, sinar matahari akan dibelokkan dari luar ruangan ke dalam kios. Sehingga di dalam kios menjadi terang. Dan untuk malam hari, menggunakan baterai untuk menyalakan lampu HPL yang menggantikan peran sinar matahari. Sehingga, kios pun akan tersinari dari lampu HPL itu,” imbuhnya.

Ketua Kampung Wisata Dangean, Paiman, menyambut baik kegiatan tersebut dan berharap BOCARI dapat memberikan banyak manfaat. “Kami menyambut baik inovasi yang diberikan. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat kepada masyarakat secara umum,” ujarnya.

Adapun dalam program tersebut, Wawan melihat potensi besar Pasar Ngat Paingan tetapi kampung wisata di sekitarnya masih relatif sepi akibat kurangnya pemahaman tentang pemasaran. Sehingga, menurutnya, perlu dilakukan pelatihan digital marketing agar seluruh kampung wisata di Dangean bisa ramai seperti Pasar Ngat Paingan. Sementara itu, Alan menilai bahwa media sosial Pasar Ngat Paingan sudah berjalan cukup baik, namun kualitas konten yang disajikan masih perlu ditingkatkan.

Inovasi ini diharapkan dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat lokal, khususnya para pedagang, agar tetap dapat menjalankan usahanya meskipun pasar beroperasi hingga malam hari