Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali menunjukkan kiprah dosennya dalam mendukung pengembangan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Kali ini, Dr. Zulfikar Bagus Pambuko, MEI., dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Agama Islam (FAI) UNIMMA, menjadi narasumber dalam kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam Penulisan Artikel Ilmiah Bereputasi. Berkolaborasi dengan Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, kegiatan dilaksanakan pada Senin (15/9) di Ruang Buya Hamka, Laboratorium FH UAD.
Dalam kesempatan tersebut, Zulfikar menyampaikan ada tantangan besar yang dihadapi para dosen dalam memenuhi tuntutan Tri Dharma perguruan tinggi, khususnya dalam hal publikasi ilmiah. “Di era digital seperti saat ini, publikasi di jurnal bereputasi menjadi indikator penting kemajuan institusi pendidikan. Namun, prosesnya seringkali memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa AI bukan digunakan untuk menggantikan peran penulis, melainkan sebagai mitra kerja dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi penulisan. “AI secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dosen, sehingga dosen dapat lebih fokus pada substansi dan penelitian yang mendalam,” ujarnya.
Di sesi tersebut, Zulfikar juga memperkenalkan beberapa tools AI yang relevan untuk dunia akademik, antara lain Scholarcy untuk mereview dan merangkum artikel ilmiah secara cepat serta Consensus untuk penelusuran referensi yang kredibel dan brainstorming ide riset. Ia juga memaparkan pemanfaatan ChatGPT dan Gemini untuk menyempurnakan draf artikel, meliputi memperbaiki tata bahasa, menyusun ulang kalimat, dan mengembangkan narasi.
Meski demikian, Zulfikar menekankan, pentingnya verifikasi manusia (human verification) yang tetap tidak dapat tergantikan. “AI memiliki keterbatasan dalam ketelitian dan akurasi informasi. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan teknik Retrieval-Augmented Generation (RAG), yang memungkinkan AI menarik informasi dari sumber terpercaya sebelum menghasilkan teks, sehingga hasilnya lebih akurat dan relevan,” jelasnya.
Selain aspek teknis, dijelaskan juga pentingnya etika akademik dalam penggunaan AI. “Menggunakan AI harus tetap memperhatikan kejujuran akademik dan penghindaran plagiarisme. AI haruslah sebatas alat bantu, bukan untuk menghasilkan karya ilmiah secara keseluruhan tanpa kontribusi orisinal dari penulis,” tegasnya.
Pelatihan ditutup dengan sesi simulasi prompt engineering, untuk menghasilkan artikel ilmiah berkualitas. Simulasi tersebut memberikan pemahaman praktis kepada para dosen untuk mengoptimalkan perintah (prompt) kepada AI sehingga mendapatkan hasil yang presisi dan sesuai dengan standar publikasi ilmiah.