Setelah ditetapkan oleh Muktamar ke-48 sebagai Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk periode kedua pada Ahad (20/11), Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si langsung memberikan arahan ringan kepada Para Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA). Hal tersebut dilakukan karena PTMA yang memberikan peran sentral sebagai pilar Muhammadiyah di abad ke-2 ini.
Dalam amanahnya, Ketum menyampaikan bahwa membangun harus dimulai dari diri kita sendiri, seperti disampaikan pada sambutan di depan Presiden RI dalam pembukaan Muktamar 48. “Ibda’ binafsi! Rumah Sakit Muhammadiyah sebagai media yang diterima semua kalangan agama-agama seperti keberadaan PTM di Sorong, Papua,” ujarnya.
Ketum Muhammadiyah juga mengatakan, kurang memperhatikan pranata sosial, padahal jangkauan jumlah orang yang berpotensi afiliatif kepada Muhammadiyah terus bertambah seiring dengan banyaknya masyarakat yang menyekolahkan anak-anaknya. “Coba hitung satu orang siswa Muhammadiyah punya kedua orang tua, punya adik kakak dan lain sebagainya. Selanjutnya perhatian kita terhadap seni perlu ditingkatkan, dulu atau mungkin sampai sekarang yang jadi qory agak kurang tapi akhir-akhirnya sudah mulai ada,” tambahnya.
Dalam diskusi tersebut, terdapat banyak usulan para rektor yang sejalan dengan pemikiran Ketum karena sejatinya pimpinan Majelis Diktilitbang adalah orang yang pernah menjabat Rektor PTM sehingga mempunyai pengalaman mengelola PTM.