Penyemprotan cairan disinfektan langsung ke tubuh manusia baik melalui bilik sterilisasi maupun alat semprot sprayer ternyata tidak direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) Indonesia. Melalui akun resmi twitternya, WHO menyampaikan bahwa penyemprotan cairan disinfektan langsung ke tubuh manusia sangat membahayakan. Menyemprot bahan-bahan kimia dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir, seperti mulut atau mata.

 

Informasi tersebut mendorong Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang melalui kolaborasi riset yang dilakukan oleh tiga program studi yang dimiliki yakni Mesin Otomotif, Teknik Industri dan Teknik Informatika untuk melakukan proses penelitian dan uji coba selama beberapa waktu. Proses tersebut akhirnya berhasil mengembangkan bilik sterilisasi yang aman bagi tubuh manusia. Perangkat ini dinamakan Bilik Disinfektan Tekanan Rendah atau Negative Pressure Disinfection Chamber sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Demikian disampaikan Dekan FT UM Magelang Yun Arifatul Fatimah, PhD pada rabu 06/05.

 

Ketua Tim Pengembangan Bilik Sterilisasi Dr. Budi Waluyo yang juga Kepala Program Studi (Kaprodi) Mesin Otomotif FT UM Magelang menambahkan bahwa alat ini telah melalui proses uji coba di Laboratorium Terintegrasi Fakultas Teknik dan melalui tahapan studi pengetahuan ilmiah diantaranya untuk merespon kebutuhan masyarakat secara spesifik. Bilik sterilisasi yang dikembangkan dipastikan lebih aman digunakan bagi manusia daripada bilik disinfektan berbasis semprotan cairan.

 

Budi Waluyo mengatakan bahwa perbedaan khusus alat ini dibandingkan dengan bilik sterilisasi dengan berbasis ozon yang telah diciptakan sebelumnya adalah adanya penambahan perangkat UV-C Light ( Sinar ultraviolet type C )yang berfungsi sebagai penyempurnaan proses sterilisasi. Jika hanya menggunakan Ozon saja, maka masih ada sela bagian tubuh yang belum terkena ozonisasi. Demikian pula sebaliknya jika hanya memanfaatkan UV-C Light tanpa didahului dengan ozonisasi juga berbahaya, sehingga kombinasi bisa menghasilkan proses sterilisasi yang lebih baik. Seperti diketahui Ozon telah direkomendasikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengganti cairan disinfektan kimia (LIPI, 21 Maret 2020). Diperkuat dengan UV-C Light yang sangat baik dalam menghancurkan materi genetik – baik pada manusia atau partikel virus.

Rektor UMMagelang, Dr Suliswiyadi mengatakan bahwa,”Peran perguruan tinggi diharapkan ada yang berkegiatan pada bidang filantrophy dari hasil pemikiran kampus. Terlebih adanya merdeka kampus dan merdeka belajar, dibutuhkan kesadaran untuk mitigasi kesehatan dari dampak pandemic covid yang bisa di dharma baktikan dari kampus ke masyarakat.”

 

Fakultas Teknik UMMagelang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Magelang untuk penempatan tiga bilik yang akan disumbangkan. Pada kesempatan ini juga dilakukan serah terima bilik sterilisasi langsung dari Rektor UMMagelang dan Dekan Fakultas Teknik kepada perwakilan dari RSUD Budi Rahayu Kota Magelang dan RS Drs Surodjo Kabupaten Magelang. “Hingga saat ini sudah ada list lebih dari 10 puskesmas dan rumah bersalin, yang insyaallah akan kita bantu untuk pembuatan,” ujar Yun.

HUMAS