Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) mengadakan Simulasi Darurat Bencana di Madrasah Ibtidaiyah Muhammdiyah (MIM) Terpadu Harapan Kota Magelang, Jum’at (17/2).
Simulasi itu bekerjasama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Magelang dan Unit Kegiatan Mahasiswa Emergency Rescue Team (ERT) Unimma.
“Siswa diberikan pengetahuan tentang kebencanaan, cara menolong teman yang terluka dan pingsan dengan benar, bersama-sama melakukan evakuasi sampai dengan titik kumpul (assembly point) dan trauma healing,” tutur Ns Margono MKep, selaku PIC Kegiatan.
Skenario simulasi jika terjadi bencana angin puting beliung dan gempabumi.
Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat Unimma,
Dra Kanthi Pamungkas Sari MPd, menjelaskan, simulasi itu adalah kegiatan lanjutan dari workshop pengurangan risiko bencana (PRB) bagi sivitas akademika MIM Terpadu Harapan Kota Magelang Januari 2023.
Rangkaian kegiatan simulasi darurat bencana tersebut merupakan Hibah Riset Muhammadiyah Batch VI Majlis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Diharapkan, mampu menjadi praktik baik untuk membangun budaya siaga dan budaya pengurangan risiko bencana di lingkungan sekolah.
Membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh sivitas akademika secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dengan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia.
“Sehingga bisa memberikan perlindungan kepada warga sekolah dari ancaman dan dampak bencana,” kata Kanthi yang juga Dosen Sosiologi Fakultas Agama Islam Unimma.
Adapun workshop menghasilkan Susunan Satgas Siaga Bencana beserta rincian tugasnya, Prosedur Tetap (Protap) Kedaruratan di Madrasah serta Panduan PRB untuk Sivitas Akademika MIM Terpadu Harapan Kota Magelang.
Kepala MIM Terpadu Harapan Kota Magelang, Nina Agustien SP, menyampaikan terima kasih. Karena pengetahuan dan keterampilan tentang kebencanaan tersebut benar-benar dibutuhkan, siswa dan para guru.
Sehingga dapat menjadi agen informasi, yang berarti minimal kepada keluarganya masing-masing terkait PRB.
“Kegiatan ini adalah ikhtiar nyata untuk selamat bersama. ketika menghadapi bahaya alam atau bencana yang bisa datang sewaktu-waktu,” katanya.
Sumber: Tuhu Prihantoro