Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMMagelang menggelar acara Seminar Nasional dan Benefecium untuk memeriahkan milad ke-54 UMMagelang, Sabtu, 25/8. Acara yang berlangsung di Hotel Atria itu dihadiri oleh Direktur Pembelajaran pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,Teknologi dan Perguruan Tinggi Dr. Paristiyanti Nurwadani MP sebagai keynote speakers. Selain itu juga Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D.
Dra. Marlina Kurnia MM, Dekan FEB UMMagelang dalam sambutannya menyampaikan, acara seminar nasional serta benefecium kali ini terselenggara atas kerjasama dengan Asosiasi FEB Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai PTM di Indonesia. ”Sebanyak 55 call for paper yang berasal dari 100 penulis akan dipresentasikan setelah acara seminar nasional,” ujar Marlina.
Dalam acara yang dibuka oleh Rektor UMMagelang Ir Eko Muh Widodo MT itu, Ketua Asosiasi FEB PTM, Dr. Mukhaer Pakkanna, MM mengemukakan, saat ini ada 52 PTM yang memiliki FEB serta STIE. Dalam jangka waktu dekat, katanya, Asosiasi FEB PTM akan merilis Muhammadiyah International of Journal Economic Business (MIJEB) dimana hanya artikel terbaik yang akan masuk dalam MIJEB tersebut. “Saat ini sudah ada 85 artikel yang akan diseleksi,” lanjutnya.
Seminar nasional menghadirkan tiga pemateri yakni Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D, Head of Payment & Financial Service Buka Lapak Desya Pradityo, serta CEO Madhang Indonesia Maulanan Bayu Samudro. Dalam acara yang dipandu Dr. Rochiyati Murniningsih itu, Lincolin antara lain mensupport pimpinan agar memberikan insentif kepada dosen yang rajin mempublish tulisannya ke dalam jurnal ilmiah, terutama yang berskala nasional maupun internasional.
Adapun Desya antara lain menyampaikan, saat ini Buka Lapak telah diakses 100 ribu orang per detik. ”User kami berusia antara 17 hingga 35 tahun dan mayoritas berisi produk UMKM,” kata Desya. Ia menambahkan, tantangan terbesar dari Buka Lapak adalah masih banyaknya pembayaran yang dilakukan secara tunai. Namun demikian pihaknya meniadakan sistem CoD atau bayar di tempat karena beresiko tinggi.
Sedangkan Bayu mengemukakan bahwa dalam era digital, peluang industri kreatif semakin besar dan menjanjikan. Peluang tersebut antara lain di bidang transportasi, pariwisata, dan kuliner.”Peluang di bidang kuliner itu membuat kami tertarik untuk membuat platform bernama Madhang yang memberikan fasilitas untuk industri kreatif di bidang kuliner dimana makan merupakan kebutuhan pokok manusia sehingga akan terus dibutuhkan terutama di era serba mudah ini,” kata Bayu.
HUMAS