Memperingati hari kelahiran Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI) menggelar Hari Bermuhammadiyah bagi civitas akademika dan warga Muhammadiyah di Kota Kabupaten Magelang dan Temanggung. Mengusung tema “Bergembira dalam Bermuhammadiyah”, UNIMMA mendatangkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes, Sp.S. Hari Bermuhammadiyah tersebut dilangsungkan secara luring di Auditorium Kampus 1 UNIMMA dan daring melalui channel Youtube pada Jum’at (19/11).

Dr. Lilik Andriyani, SE., MSi, Rektor UNIMMA berpesan dalam sambutannya untuk menjadikan UNIMMA sebagai ladang dakwah. ”Kita bergabung di UNIMMA bukan sebuah paksaan. Sehingga memilih UNIMMA adalah secara sukarela untuk menyebarkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ucapnya.

Menurutnya,  membuat persyarikatan menjadi sesuatu yang ideal tentu tidak bisa, tetapi sebagai penggerak persyarikatan memiliki tugas bersama untuk bersinergi dan senantiasa menciptakan sebuah harmoni. Dengan berbagai keahlian, UNIMMA memiliki tugas yang bertujuan pada satu muara. “Bagaimana kita bersinergi seperti orkestra dan membuat nada-nada yang begitu indah sehingga bisa didengar dan dirasakan menjadi sesuatu yang aman nyaman di hati kita, harapannya seperti itu. Dengan syukur dan ikhlas menciptakan UNIMMA menjadi sesuatu yang membahagiakan sehingga rasanya nikmat di dalam kita bermuhammadiyah,” tambah Rektor.

Sementara itu, dr Agus menyampaikan bahwa sebagai manusia, idealnya ingin diingat bagaimana mewariskan tinggalan kebajikan. “Kiprah persyarikatan dan kiprah amal usaha yang harus kita lakukan. Kita harus Menyusun Langkah ke depan, bagaimana kiprah kita dapat mewarnai persyarikatan,” ujarnya.

Ada tiga kunci penting dalam mengelola dakwah amal usaha yaitu prinsip kesungguhan, kebersamaan dan keikhlasan. “Orang yang bersungguh-sungguh di jalan Allah pasti akan diberikan solusi. Selain itu, penting juga untuk menjaga solidaritas dalam teamwork agar tercipta tujuan yang sama. Yang terakhir adalah keikhlasan, jadilah seperti surat Al-Ikhlas yang di dalamnya tidak ada kata ikhlas sama sekali,” jelas dr. Agus.