Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan inovasi pendidikan yang berbasis nilai lokal melalui pencapaian akademik dosen-dosennya. Kali ini, Khusnul Laely, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Pendidikan dari Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Laely, sapaan akrabnya, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Outdoor Learning Activity (OLA) Berbasis Budaya Jawa untuk Meningkatkan Working Memory dan Cognitive Flexibility Anak Usia Dini” dalam ujian terbuka yang digelar pada Selasa (1/7). Dengan promotor Prof. Dr. Dimyati, M.Si., dan Prof. Dr. Slamet Suyanto, M.Ed. sebagai kopromotor, Laely memaparkan disertasinya yang fokus pada pengembangan model pembelajaran luar ruang yang mengintegrasikan kearifan lokal budaya Jawa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan working memory dan cognitive flexibility anak usia dini.
Melalui pendekatan yang unik, Laely mengembangkan Model OLA berbasis budaya Jawa, yang melibatkan aktivitas Tari Tradisional, Permainan Tradisional, dan Fun Cooking. Pendekatan ini ditemukan sangat efektif melalui berbagai pengujian, termasuk analisis statistik yang menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan kognitif peserta didik yang mengikuti model tersebut.
Lebih dari sekadar inovasi pedagogis, pengembangan model ini menunjukkan bahwa integrasi budaya lokal dalam proses pembelajaran memiliki potensi besar dalam mendukung karakter dan identitas bangsa sejak usia dini. Memanfaatkan permainan tradisional dan aktivitas budaya sebagai media pembelajaran tidak hanya menarik minat anak-anak, tetapi juga membantu mereka mengenal, menghayati, dan melestarikan kekayaan budaya Jawa secara lebih efektif.
Sementara itu, Rektor UNIMMA, Dr. Lilik Andriyani, S.E., M.Si, menyampaikan apresiasi atas pencapaian Laely. “Capaian ini menegaskan bahwa UNIMMA terus berkomitmen menghadirkan inovasi berbasis nilai-nilai lokal yang relevan dan berdampak luas. Dalam era globalisasi, kemampuan anak mempertahankan identitas budaya sekaligus mengasah kemampuan kognitif merupakan langkah strategis dalam membentuk generasi masa depan yang unggul dan berkarakter,” ujarnya.
Inovasi dari disertasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di lingkungan yang mengedepankan kearifan lokal. Selain itu, model ini berpotensi dikembangkan lebih luas sebagai bagian dari program pendidikan karakter dan budaya bangsa, serta sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum pembelajaran berbasis budaya yang lebih adaptif dan relevan.