Oct 27, 2018 | Berita
Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh dosen UM Magelang terus berlanjut. Menurut ketua Tim PPDM UM Magelang, Dr. Purwati, MS, Kons, kegiatan yang diadakan di Desa Menayu tersebut dilakukan untuk mewujudkan Desa Menayu sebagai Desa Layak Anak. Ia mengatakan, kegiatan lanjutan dari PPDM di Desa Menayu yakni Sosialisasi dengan tema Peran Remaja dalam Kemasyarakatan di Era Milenial, bertempat di Balai Desa Menayu, beberapa waktu lalu.
Ana Ramadhani, mahasiswa yang mewakili tim PPDM mengatakan, dalam kegiatan yang dihadiri dihadiri oleh Kepala Desa Menayu beserta perangkatnya itu dihadiri puluhan peserta remaja mulai dari siswa SMP, SMA hingga mahasiswa. Sosialisasi tersebut, kata Ana, dilakukan mengingat pentingnya peran remaja dalam masyarakat. “Remaja memiliki potensi yang besar dalam kemajuan suatu masyarakat sehingga ia harus memiliki wawasan yang luas untuk dapat menjalankan perannya secara optimal. Disamping itu juga untuk mencegah remaja dari perilaku menyimpang ” ungkapnya.
Kepala Desa Menayu, Sugiarto, mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan tim PPDM UM Magelang untuk para remaja di desanya. “Dengan adanya sosialisasi ini diharap dapat bermanfaat bagi para remaja desa Menayu agar terhindar dari hal-hal negatif,” ujar Sugiarto.
Sosialisasi disampaikan oleh tim dari Unit Kegiatan Mahasiswa UKM) Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) UM Magelang . Dalam Sosialisasi tersebut, disampaikan materi diantaranya pembahasan mengenai apa itu remaja, peran remaja sebagai agent of change dan potensi-potensi yang dimiliki remaja, perilaku sehat remaja, dampak perilaku negatif hingga penyakit-penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi.
Kegiatan Sosialisasi tersebut mendapat apresiasi yang baik dari para peserta. Hal tersebut tampak dari besarnya antusias dan partisipasi remaja Desa Menayu dalam mengikuti Sosialisasi. Sariningsih, salah satu peserta mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti Sosialisasi, “Senang karena jadi tambah pengetahuan dan jadi lebih mengerti bagaimana cara menjadi remaja yang sehat dan cerdas,” ungkapnya.
HUMAS
Oct 23, 2018 | Berita
Sebanyak 599 mahasiswa UM Magelang mengikuti Wisuda Magister, Sarjana dan Ahli Madya ke-69 Periode 1 Tahun Akademik 2018 – 2019 hari Sabtu, 20/10 di Gedung AH Nasution Magelang. Dr. Dyah Adriantini Sintha Dewi, SH., M.Hum Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UM Magelang yang menjadi ketua panitia wisuda menyampaikan, 599 wisudawan tersebut terdiri dari 4 wisudawan S2 yang berasal dari Program Manajemen Pendidikan Islam (MPI), 400 wisudawan S1 dan 195 wisudawan D3. Dari 599 wisudawan, 176 atau hampir 30% diantaranya diantaranya lulus dengan predikat Cum Laude. Selain itu, terdapat juga 14 wisudawan yang berasal dari Program Bidik Misi Tahun 2014 yang berhasil menyelesaikan studi dengan tepat waktu yakni 4 tahun atau 8 semester.
Dyah menambahkan, lulusan terbaik dicapai oleh Lina Safitri (Prodi D3 Farmasi) dengan IPK 3,99. Adapun skripsinya berjudul “Gambaran Kesesuaian Peresepan Obat pasien BPJS Rawat Jalan dengan Formularium Nasional di Poliklinik Ayodya RSJ Prof.dr. Soerojo Magelang”. Didampingi kedua orangtuanya, ia menerima penghargaan dari Universitas yang diserahkan langsung oleh Rektor UM Magelang. Selain itu terdapat 16 orang yang merupakan wisudawan terbaik program studi.
Ir. Eko Muh Widodo, MT, Rektor UM Magelang dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan, khususnya kjepada 14 wisudawan dari Program Bidik Misi yang berhasil lulus tepat waktu walaupun di tengah keterbatasan biaya. Rektor berpesan, memasuki lingkungan global yang kompetitif, para wisudawan dituntut untuk dapat berkompetisi termasuk memasuki era globalisasi dunia usaha. Rektor juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para orangtua wisudawan yang telah mempercayakan putra-putrinya untuk menuntut ilmu di UM Magelang. Juga ucapan terima kasih kepada Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VI Jawa Tengah yang berkenan hadir.
Selain dihadiri oleh Kepala LL Dikti Wilayah VI Jawa Tengah, acara tersebut juga dihadiri oleh yang juga dihadiri oleh Majelis Dikti PP Muhamamdiyah Prof. Dr. Drg. Sudibyo, SU, Sp. Pero, yang antara lain berharap agar UM MAgelang sebagai perguruan tinggi yang unggul tidak hanya di tinbgkal lokal tapi bisa ddi tingkat nasional bahkan internasional, serta dapat terus meningkatkan akreditasinya.
Adapun Kepala LL Dikti Wilayah VI Jawa Tengah Prof. Dr. Dwi Yuwono Puji Sugiharto, M.Pd.,Kons dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada UM Magelang sebagai PTS yang taat azas dan aturan dalam melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu kepada para wisudwan DYP berpesan agar jangan merasa rendah diri karena berasal dari PTS. “Saat ini tidak ada dikotomi lulusan PTN atau PTS, tetapi yang menjadi indikator utama yakni akreditasi baik institusi maupun prodi. UM Magelang merupakan PTS yang berakreditasi baik,” ungkap DYP.
Selain itu bagi para alumni yang baru diwisuda DYP menyampaikan agar patut berbangga karena ijazahnya sudah memiliki Penomoran Ijazah Nasional (PIN). Walaupun baru akan diterapkan mulai tahun 2019 namun UM Magelang sudah mengaplikasikan PIN kepada lulusannya, dan ini baru dilakukan oleh beberapa PTS di Jawa Tengah dari 257 PTS yang ada di bawah naungan LL Dikti Wilayah VI. Selain dilengkapi dengan PIN, ijazah lulusan UM Magelang juga telah dilengkapi dengan Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) yakni penomoran verifikasi ijazah secara elektronik sehingga akan terhindar dari ijazah palsu atau abal-abal.
HUMAS
Oct 22, 2018 | Berita
Pada Jumat-Minggu (19-21/10) UMMagelang ditunjuk PP Muhammadiyah sebagai tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (Rakornas LPCR) Muhammadiyah. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dilingkungan Kampus 2 UMMagelang. Kegiatan tersebut dihadiri peserta sebanyak 140 orang dari berbagai perwakilan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) diseluruh Indonesia.
Rektor UMMagelang, Eko Muh Widodo menyampaikan banyak terima kasih kepada PP Muhammadiyah karena telah mempercayakan UMMagelang sebagai tuan rumah Rakornas LPCR.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan memperkenalkan UMMagelang dengan pengurus-pengurus wilayah, cabang, dan ranting Muhammadiyah, tambah Rektor.
Dalam sambutannya, Jamaludin menyampaikan pada kegiatan LPCR kali ini dihadiri oleh 40 cabang dan ranting Muhammadiyah unggulan dari masing-masing PWM diseluruh Indonesia. Keempatpuluh cabang dan ranting ini diharapkan dapat menampilkan hasil karya atau usaha melalui Nasional Expo.
Pokok pelaksanaan Rakornas LPCR yaitu pemetaan keaktifan cabang dan ranting Muhammadiyah. Tambah Jamaludin yang merupakan Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah.
Djumari selaku Ketua PDM Kabupaten Magelang juga menambahkan dalam sambutannya bahwa berjalannya kegiatan LPCR ini tidak terlepas dari dukungan Amal Usaha Muhammadiyah diwilayah Kabupaten Magelang serta dukungan dari Pengurus Ranting Gunungpring, Muntilan.
Kegiatan Rakornas LPCR diakhiri dengan Nasional Expo yang memamerkan hasil-hasil dari Amal Usaha Muhammadiyah yang berasal dari cabang dan ranting terbaik dimasing-masing wilayahnya.
HUMAS
Oct 22, 2018 | Berita
Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu sama lain pada berbagai bidang. Untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan.
Sektor kesehatan merupakan sektor yang mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan seseorang atau status kepatuhan pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi pasien.
Pada Jumat (19/10) Prodi Farmasi UMMagelang membekali mahasiswa semester 1 pada acara Studium Generale “Dunia Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0”. Kegiatan berlangsung di Aula Fikes UMMagelang.
Kegiatan studium generale dibuka secara resmi oleh Dekan Fikes Ns. Puguh Widiyanto, M.Kep. Dekan menyampaikan dalam sambutannya diharapkan farmasis masa depan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam era revolusi industri 4.0.
Dalam kegiatan ini, narasumber menyampaikan tentang literasi masyarakat dalam penggunaan obat masih sedikit. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa penyakit dapat sembuh tanpa mengkonsumsi obat. Kata Yulianto selaku narasumber.
Yulianto yang juga praktisi akademisi Universitas Islam Indonesia menambahkan bahwa dalam memberikan pengetahuan tentang obat kepada masyarakat dapat melalui GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat).
Kegiatan studium general ini diawali dengan kegiatan senam GeMa CerMat secara massal dari mahasiswa Prodi Farmasi.
HUMAS
Oct 2, 2018 | Berita
Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) UM Magelang mengadakan Musyawarah Komisariat (MUSYKOM) serentak pada hari Sabtu 29/9 di Aula Gedung Rektorat Kampus 2 UM Magelang. Dengan tema “Meneguhkan Kultur Masyarakat Ilmu untuk Menjaga Marwah Ikatan” pembukaan Musykom dihadiri beberapa pimpinan fakultas, serta Koordinator Komisariat dan perwakilan ormawa di UM Magelang.
Ketua korkom IMM 2017/2018 Immawan Taufiq Ardiyanto mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir Koordinator Komisariat IMM 2017/2018 untuk menfasilitasi komisariat bermusyawarah agar lebih efektif dan efesien serta sebagai ajang silaturahmi antar kader IMM dengan seluruh ormawa. “Dengan adanya musykom ini bukan berarti tugas kita sebagai kader IMM selesai, tapi ini sebagai langkah awal untuk berproses ke jenjang yang lebih tinggi. Bergabung dalam IMM berarti kita harus mengimplementasikan nilai-nila IMM dalam kehidupan terutama dalam berdakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ujar Taufiq
Selain pembukaan musykom serentak, panitia juga mengadakan launching buku berjudul Pena Ikatan karya IMM Komisariat Ekonomi. Immmawati Nafrida Nuraini, ketua redaksi menyampaikan bahwa “Pena Ikatan merupakan buku pertama dari komisariat Ekonomi dan Bisnis yang berisikan tulisan kader Ekonomi dan Bisnis meliputi cerpen, opini, puisi dan cerita tentang pengalaman ber-IMM,” kata Nafrida.
Disamping itu panitia juga melakukan penggalangan dana untuk korban gempa bumi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. Dalam penggalangan dana tersebut terkumpul uang sebesar Rp 895.400,- yang akan disalurkan melalui LazizMu. Dalam acara itu juga dilakukan award bagi Immawan dan Immawati terbaik serta Komisariat terbaik.
HUMAS
Oct 2, 2018 | Berita
Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) Fikes UMMagelang berakhir dengan diadakannya Gladi Simulasi PPGD pada Ahad 30/9 di Lapangan Pandansari, Mertoyudan. Peserta gladi simulasi adalah mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Keperawatan UMMagelang. Sebanyak 128 mahasiswa FIKES UMMagelang berperan aktif dalam kegiatan gladi simulasi tersebut. Mereka berperan sebagai tim medis, relawan kebencanaan, serta korban kecelakaan. Masing-masing mahasiswa melakukan simulasi dengan serius.
Ns. Sigit Priyanto, M.Kep, ketua panitia kegiatan mengatakan, pada Gladi Simulasi PPGD kali ini mahasiswa mempraktekkan keterampilan dalam evakuasi korban kebakaran gedung dan evakuasi kecelakaan transportasi yang telah diberikan dalam pembekalan materi sebelumnya. Bentuk evakuasi korban dengan metode Triage Pertolongan Gawat Darurat. “Triage merupakan metode khusus untuk mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa yang selanjutnya diberikan prioritas perawatan atau evakuasi ke fasilitas kesehatan,” ujar Sigit.
Pada metode Triage, lanjut Sigit, dikelompokkan berdasarkan Tag Label, yaitu Prioritas Nol (Hitam), Prioritas Pertama (Merah), Prioritas Kedua (Kuning), serta Prioritas Ketiga (Hijau). Pada prioritas nol, adalah pasien meninggal atau cedera parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan. Prioritas Pertama (Merah), yakni penderita cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. “Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat,” kata Sigit.
Prioritas Kedua (Kuning), yakni pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shock, luka bakar ringan, fraktur atau patah tulang tanpa shock dan jenis-jenis penyakit lain. Prioritas Ketiga (Hijau) yakni pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan. “Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah,” terang Sigit.
Kegiatan Gladi Simulasi PPGD ini diharapkan mahasiswa mampu memahami secara nyata tentang penanganan dan urgensi kegawatdaruratan. Selain itu juga agar peserta mampu menerapkan prinsip Triage Pertolongan Gawat Darurat. Terang Sigit selaku Kaprodi S1 Keperawatan UMMagelang.
HUMAS