Tingkatkan Wawasan Mahasiswa, UMMagelang Adakan Kuliah Tamu

Tingkatkan Wawasan Mahasiswa, UMMagelang Adakan Kuliah Tamu

Guna meningkatkan wacana kesehatan mahasiswa, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan kuliah tamu dengan tema “Antibiotics Dosing In Patient Receiving Renal Replacement Theraphy” pada Kamis (20/06/2019) di Gedung Rektorat Lantai 3 Kampus 2 UMMagelang.

Setiyo Budi Santoso, M. Farm., Apt. selaku Ketua Panitia pelaksana mengatakan bahwa kuliah tamu diadakan sebagai bentuk pengayaan mahasiswa serta dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa Farmasi UMMagelang. “Dalam sebuah tim penanganan pasien gagal ginjal, farmasis merupakan seseorang yang tahu bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Oleh karenanya penting kita mengetahui penghitungan dosis yang tepat agar tidak terjadi overdoses pada seorang pasien,” jelas Budi saat ditemui di sela-sela pembukaan kuliah tamu.

Lebih lanjut Budi berharap baik dosen maupun mahasiswa dapat mengambil manfaat dari adanya kegiatan ini. “Bagi mahasiswa harapannya dapat memiliki wawasan yang luas utamanya wacana farmakologi di tingkat global. Sedang bagi dosen, dengan adanya kuliah tersebut dapat menjadi evaluasi terkait materi yang diajarkan kepada mahasiswa masih relevan atau tidak,” ungkapnya.

Kegiatan yang diikuti oleh 142 mahasiswa yang terdiri dari semester 2 dan 4 tersebut menghadirkan pemateri dari Siam University Thailand, Assoc. Prof. Weerachai Chaijamon seorang ahli di bidang farmasi klinis yang menekuni farmakoteraphy pada pasien gagal ginjal.

Dalam pemaparannya, Weerachai menjelaskan mengenai penyesuaian dosis obat pada pasien gagal ginjal. Pasien penderita gagal ginjal terdiri dari 3 macam yaitu penyakit gagal ginjal akut, kronis, dan pasien yang memperoleh donor ginjal.  Menurutnya, dalam penanganan kasus gagal ginjal, pasien harus mendapatkan obat secara bertahap dan menggunakan beberapa pendekatan. “Terdapat 6 pendekatan bertahap untuk menyesuaikan dosis obat untuk pasien dengan insufisiensi ginjal. Pertama: memperoleh riwayat dan informasi mengenai demografis/ klinis yang relevan, Kedua: memperkirakan pembersihan keratin, Ketiga: meninjau penggunaan obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien, Keempat: menghitung regimen pengobatan saat ini,Kelima: Monitor efek penggunaan obat, Keenam: Merevisi regimen,” jelasnya.

Materi kuliah umum yang disampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut mendapat perhatian serius dari peserta. Hal tersebut terlihat dari banyaknya mahasiswa yang antusias memberikan pertanyaan maupun tanggapan  bagi pemateri. Kegiatan ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama.

 

HUMAS

Unity In Diversity: Menggapai Rahmat Di Tengah Perbedaan

Unity In Diversity: Menggapai Rahmat Di Tengah Perbedaan

Masih dalam serangkaian kegiatan Ramadan di Kampus (RdK), UMMagelang menyelenggarakan pengajian dalam rangka memperingati Nuzulul Quran dengan tema Unity In Diversity pada Jumat (24/05/2019). Bertempat di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Kampus 2 UMMagelang acara dibuka oleh Wakil Rektor II,Nuryanto,ST,M.Kom. Pada kesempatan tersebut Nuryanto menyampaikan apresiasi kepada pihak penyelenggara dan mengajak civitas akademika untuk lebih mendalami kembali Alquran.

“Dengan diadakannya kajian ini semoga kita dapat mengambil hikmah dan menambah kecintaan kita terhadap Alquran, karena selain memiliki kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan kita juga memiliki kewajiban untuk senantiasa mempelajari Alquran,” ujar Nuryanto dalam sambutannya.

Pengajian yang dihadiri oleh 300 peserta dosen dan tenaga kependidikan tersebut diisi oleh Ustad Suwondo dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Temanggung. Dalam kesempatan tersebut Suwondo mengajak jamaah untuk menggali lebih dalam makna Rahmat di tengah perbedaan yang ada. “Unity In Diversityseringkali dibicarakan di berbagai tempat. Bagaimana kita berbeda tapi tetap bersama. Di moment kali ini hal yg paling penting adalah kita memperingati turunnya Al Quran untuk manusia melalui Nabi Muhammad yang seharusnya dapat dirasakan namun justru seringkali diabaikan,” ujarnya.

Lebih lanjut Suwondo mengatakan barangsiapa menginginkan kebaikan dunia maka harus juga mengejar kebaikan akhirat, keduanya harus diamalkan dengan ilmu. Sehingga orang yang sudah berilmu maka dia akan terbiasa dengan perbedaan dan dapat menyikapi secara bijak. Perbedaan juga seringkali justru terjadi pada persoalan kecil. Allah SWT bisa saja menyatukan manusia, tapi terkadang manusia sendiri yang tidak ingin disatukan melalui perbedaan, kecuali yang mendapat Rahmat. “Perbedaan akan selalu ada dimanapun kita berpijak, namun persoalan perbedaan bukan pada perbedaannya namun pada diri kita yang tidak menata diin kita, akhlak kita sebagai pondasi yang kuat untuk mengahadapi perbedaan,” tandas Suwondo di akhir ceramahnya. Pengajian ditutup dengan doa bersama yang juga dipimpin langsung oleh Ustad Suwondo.

HUMAS

Dosen UMMagelang Wujudkan Kampung Biofarmaka

Dosen UMMagelang Wujudkan Kampung Biofarmaka

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) mengandung banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Selain digunakan sebagai obat herbal, TOGA juga merupakan bahan baku rempah-rempah serta memiliki fungsi estetika untuk mempercantik pekarangan rumah. Hasil pengelolaan kebun toga dalam skala besar dapat memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.

Desa Purwodadi yang terletak di Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung dengan luas sekitar 290 Hektare memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan penanaman TOGA. Selain tanahnya yang subur, pertanian menjadi mata pencaharian utama di desa tersebut. Sayangnya, aktivitas pertanian yang ada belum memanfaatkan keterbaharuan teknologi dan sistem modern. Hal tersebut mendorong dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian dalam penyediaan bahan swamedikasi berbasis tanaman obat tradisional.

Pengabdian yang diketuai oleh Setiyo Budi S., M.Farm., Apt bersama Heni Lutfiyati, M.Sc., Apt dan Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt tersebut berlangsung mulai 10 Januari hingga 10 Mei 2019. Adapun masyarakat yang terlibat dalam pengabdian tersebut adalah unsur pemerintah desa, tim penggerak PKK, dan komunitas pemuda dalam kegiatan pengumpulan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Sedangkan tahapan yang ada dalam pengabdian tersebut meliputi : pertama sosialisasi berkenaan dengan TOGA. Kedua, pelatihan tata cara penanaman, perawatan, dan pemanenan tanaman obat, simulasi kegiatan swamedika. Ketiga, Pendirian kebun tanaman obat desa sebagai pusat rujukan masyarakat dlaam kegiatan determinasi  tanaman obat. Keempat, pendampingan masyarakat dalam praktek mengelola kebun tanaman obat di pekarangan rumah.

“Tentunya ada banyak manfaat yang didapatkan, khususnya bagi masyarakat semdiri dengan adanya tanaman TOGA dipekarangan rumah. Pertama, menyediakan alternatif bahan swamedikasi untuk keluarga masyarakat, sehingga menekan biaya pembelian obat kimia. Kedua, masyarakat mengetahui potensi ekonomi dari industri pengelolaan kebun tanaman obat.” Ujar Budi

 

Adapun hasil yang telah dicapai dari pengabdian tersebut adalah berdirinya pusat kebun tanaman obat. Kebun TOGA percontohan tersebut dibuat di lahan seluas 14 x 2 m2 dan terdiri dari 3 lajur. Setiap lajur terdiri dari dua baris tanaman yang memanjang. Kebun tanaman obat memiliki 73 tanaman yang mencakup 37 varietas. Setiap tanaman memiliki label identitas dalam Bahasa Indonesia dan Latin

“ Setelah hasil yang didapatkan saya berharap kedepan Desa Purwodadi dapat menjadi Desa biofarmaka yang mampu memanfaatkan lingkungan dan memberdayakan lingkungan sekitar sehingga menambah nilai tambah bagi masyarakat” Tanda Budi.

HUMAS

 

 

Angkringan Ramadan Bersama Ganjar Pranowo

Angkringan Ramadan Bersama Ganjar Pranowo

Kampus (RDK) yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Dialog kebangsaan pada Angkringan Ramadan yang mengangkat tema “Unity in Diversity” dihadiri oleh Rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Drs. H. Tafsir, M.Ag, dan juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, S.H., M.IP., tersebut mendapat respon yang tinggi baik dari mahasiswa maupun masyarakat umum.

Dalam kesempatan yang dihadiri oleh 500 peserta tersebut, Eko menyampaikan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan yang ada. Menurut Eko,perbedaan adalah hal yang wajar terjadi, tapi bukan berarti dengan perbedaan itu harus menjadikan masyarakat menjadi tercerai berai. Ia menegaskan meski pilihan berbeda, namun persatuan itu harus tetap dijaga. Sementara itu, pada kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (18/05) di Halaman Masjid Manaarul ‘Ilmi Kampus 2 UMMagelang tersebut,

Ganjar mengajak seluruhmasyarakat terutama kalangan mahasiswa untuk selalu menjaga perdamaian. “Dalam konteks berbangsa dan bernegara para tokoh politik, tokoh agama, dan lain-lain mulai Indonesia ceprot semua menjadi beda.  Maka kemudian bagaimana yang berbeda-beda ini menuju satu titik yang sama, dan yang berbeda-beda tersebut sudah didorong oleh pendiri bangsa Founding Fathers kita dahulu,” tandasnya.

Ganjar juga berpesan kepada masyarakat untuk hati-hati dalam menggunakan jari dan senantiasa menjaga kewarasan, karena jika tidak, hal tersebut dapatberpotensi menjadi keributan.

Lebih lanjut, Tafsir menyampaikan bahwa Muhammadiyah dibangun atas dua komitmen yaitu ingin memajukan umat islam dan memajukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, di tengah keragaman apapun, satu yang ingin Muhammadiyah tuju yaitu kemajuan umat islam dan kemajuan bangsa Indonesia.

 

HUMAS

 

 

UMMagelang Kembangkan Industri Kecil Menengah

UMMagelang Kembangkan Industri Kecil Menengah

Dunia ekonomi selalu bergerak dinamis dan menuntut pelakunya untuk melakukan inovasi secara terus menerus. Salah satu inovasi yang banyak dilakukan oleh pelaku usaha saat ini adalah pemasaran melalui media online. Akan tetapi tidak semua pelaku usaha memiliki kemampuan untuk melakukan pemasaran melalui media online. Hal tersebut mendorong Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Program Kemitraan Universitas (PKU)  untuk melakukan pendampingan kepada pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) SELMUTZ di Wates Prontaan RT.05/RW.03 Magelang. SELMUTZ merupakan IKM yang berfokus pada pengolahan lidah buaya yang telah didukung dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, namun mempunyai sedikit kesulitan dalam pemasarannya. Produk yang dihasilkan cukup beraneka ragam mulai dari bolu, selai hingga minuman serbuk seduh yang nikmat dan segar menjadi produk andalan dari IKM tersebut.

Pengabdian yang diketuai oleh Friztina Anisa, S.E., M.B.A dengan anggota Veni Soraya Dewi, S.E., M.Si tersebut bertujuan memfasilitasi IKM Selmutz untuk bisa lebih berdaya saing melalui peningkatan fasilitas penunjang, pemasaran yang inovatif,  serta memberikan tampilan yang menarik pada kemasan sehingga produk yang ditawarkan memiliki nilai tambah dibanding produk dari IKM lain.

 

“Tujuan utama diadakannya pengabdian ini adalah untuk membantu pelaku usaha untuk bisa berdaya saing dan berinovasi terhadap produknya. Terutama dalam hal pengemasan dan juga pemasaran, harus selalu dilakukan inovasi untuk mempertahankan sebuah produk di pasaran dengan bantuan media sosial serta kemasan yang lebih menarik dan eye-catching bagi konsumennya, Insyaallah hal tersebut akan menambah nilai jual sebuah produk. ” Ujar Friztina.

 

Lebih lanjut Friztina menjelaskan bahwa pendampingan yang dilaksanakan pada Kamis (25/04/19) lalu terdiri dari beberapa materi yaitu tentang pemilihan kemasan yang menarik dan juga cara maksimalisasi pemasaran produk melalui media sosial dengan mengenalkan beberapa platform e-commerce serta pemilihan template dan konten yang sesuai dengan gaya online shopjaman sekarang.

 

“Bagi kami, pendampingan seperti ini sangat membantu. Kami berharap melalui pendampingan ini produk kami semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas.” ujar Qory, pemrakarsa IKM Selmutz.

 

HUMAS