FKIP UMMAGELANG SEMINARKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

FKIP UMMAGELANG SEMINARKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia yang tertuang dalam nawa cita yang mneyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kemendikbud mengimplementasikan penguatan katakter penerus bangsa melalaui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejaka tahun 2016.

Menurut Mendikbud, kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran guru sebagaimana ajaran Ki Hajar Deantara ing ngarso sung tulodho, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani. Guru tidak hanya sebagai pengajar mata pelajaran saja namum harus mampu berperan sebagai fasilitastor yang membantu anak didik dalam mencapai target pembelajaran.

Untuk menggali nilai-nilai dan metode pendidikan yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan serta dalam rangka mensoliasiasikan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dalam berbagai konsep dan aplikasinya  pada keragaman Nusantara, FKIP UMMagelang mengadakan Seminar Nasional bertema Penguatan Pendidikan Karakter di berbagai Jenjang Pendidikan, Sabtu, 25/8.

Dalam acara yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UMMagelang itu, Drs. Arie Supriyatno M,Si, ketua panitia mengatakan, seminar menghadirkan keynote speakers Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, mantan Rekor Unimus   yang kini menjadi ketua  senat Unnes. Selain itu juga terdapat dua pemateri utama yakni Prof.Dr. Muhammad Japar, M.Si, Kons (akademisi UMMagelang) serta Muhammad Nur Rizal M,Eng (akademisi UGM).

Arie menambahkan, panitia juga mengundang tujuh pemateri yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu panitia mengadakan call for paper dengan tema utama  PPK baik di tingkat PAUD, SD, Sekolah menengah, Anak Berkebutuhan Khususu/ABK, serta PPK berbasis keluarga. “Alhamdulillah, acara ini melebihi target peserta karena dihadiri oleh 365 peserta  yang berasal  dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka adalah mahasisia, guru BK, guru PAUD, guru SD, guru ABK, dosen, serta pengamat pendidikan, ” ujar Arie..

Saat menyampaikan materinya, Prof. Soesanto antara lain mengungkapkan,dalam era disrupsi, strategi  pendidikan tinggi harus tetap menerapkan PPK sebagai bekal sehingga akan dapat membentuk individu yang tangguh. “Peran guru masih sangat dibutuhkan dalam PPK,” tegas Soesanto. Namun demikian ia  mengakui  masih ada kendala dalam penerapan PPK, antara lain mengubah mindset, kompetensi pendidik, serta kultur.

Adapun Japar maupun Rizal sepakat bahwa keluarga, sekolah,dan masyarakat merupakan trisentra pendidikan yang membutuhkan literasi untuk PPK dalam segala lini. Penguatan  karakter tersebut akan mengubah wajah dunia di masa yang akan datang melalui revolusi industri yang terus berkembang.

 

 

HUMAS

FKIP UM Magelang Undang Motivator ESQ

FKIP UM Magelang Undang Motivator ESQ

Magelang (4/08) – Sebanyak 60 peserta yang terdiri dari perwakilan dosen dan tenaga kependidikan UM Magelang mengikuti Pelatihan Pelayanan Prima di Ruang Rapat Gedung FKIP Kampus 1 UM Magelang. Tiap peserta merupakan perwakilan dari setiap unit yang ada di UMM. Acara yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)  ini diisi oleh Novel Windo, motivator ESQ yang sebelumnya juga mengisi pelatihan motivasi di program pasca sarjana Universitas Indonesia.

Salah satu hal pokok  yang diapaparkan oleh Novel Windo yaitu tentang pentingnya kepribadian pada seseorang. “Bahwa seorang manusia harus memiliki attitude yang baik, karena di kehidupan sehari-hari skill dan knowledge hanya dibutuhkan sebanyak 20%, sedangkan yang berpengaruh besar sebanyak 80%nya yaitu attitude,” jelasnya.

Novel juga menambahkan bahwa seorang manusia yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang baik akan menjadi sia-sia apabila tidak memiliki kepribadian yang baik. Ia mencontohkan pada kasus tembok Cina yang bisa ditembus pasukan Mongol karena penjaga bentengnya disuap. Hal itu terjadi karena sang penjaga tembok tidak memiliki attitude yang baik .

Tujuan dari acara pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan dan wawasan peserta dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder termasuk mahasiswa.

 

HUMAS

 

LOMBA OLAH RAGA INTERNAL MERIAHKAN MILAD KE-54 UMMAGELANG

LOMBA OLAH RAGA INTERNAL MERIAHKAN MILAD KE-54 UMMAGELANG

Dosen dan tenaga kependidikan UM Magelang mengikuti senam aerobik di halaman kampus 1 UM Magelang pada hari Jumat, 3/8. Acara yang merupakan pembukaan rangkaian Kegiatan Lomba Olah Raga Internal  tersebut diadakan untuk memperingati milad ke-54 UMMagelang.

“Lomba internal kali  ini terbagi menjadi enam cabang olahraga, yakni senam, voli putra dan putri, bulutangkis putra dan putri, futsal putra, tenis meja putra dan putri, dan bola tangan putri,” ujar Noviudin Pratama, ketua panitia kegiatan.  Ovi, begitu ia biasa dipanggil, mengatakan, tujuan diadakanya lomba ini  selain untuk memeriahkan milad ke-54 UM Magelang sekaligus untuk  mempererat tali silaturahmi antara dosen dan tenaga kependidikan. “Disamping juga sebagai ajang refreshing bagi dosen dan tenaga pendidikan,” imbuh Ovi.

Ia menambahkan, selain badminton yang diadakan di Kelurahan Magersari,  seluruh cabang olah raga diadakan di halaman kampus 1 UMMagelang. Pada senam  aerobik, panitia membagi peserta ke dalam dua kategori usia yakni  peserta usia di bawah 40 tahun serta peserta di atas 40 tahun. Juri serta instruktur senam yang berasal dari eksternal UMMagelang memilih tiga peserta terbaik untuk masing-masing kategori.

Lomba  yang diadakan hingga siang hari itu berlangsung meriah dan penuh kekeluargaan, Para peserta  yang berasal dari  perwakilan fakultas serta unit itu antusias mengikuti lomba hingga usai.

 

HUMAS

MAHASISWA UMMAGELANG INOVASI  PERMAINAN MULITISENSOR “BOLA ENAK”

MAHASISWA UMMAGELANG INOVASI PERMAINAN MULITISENSOR “BOLA ENAK”

 

Salah satu jenis alat permainan yang digemari anak-anak yaitu bola. Benda bulat ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Banyak manfaat yang diberikan dari alat permainan bola, misalnya memperkuat otot tangan dan kaki, melatih konsentrasi, membantu anak bersosialisasi, melatih sensitivitas hingga melatih koordinasi mata dan  tangan.

Namun ternyata bola yang sudah ada di pasaran belum benar-benar ramah lingkungan, sehingga kurang aman dipergunakan anak. Selain itu  bola yang telah banyak dijual belum benar-benar dapat mengasah multisensori sehingga kurang optimal dalam memacu kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Bola juga ternyata hanya monoton dalam bentuk dan tampilan sehingga  dapat mengakibatkan anak bosan memainkannya.

Berawal dari keprihatinan itulah,  empat mahasiswa FKIP UMMagelang bekreasi dan menuangkan ide dalam proposal berjudul  “BOLA ENAK (Edukatif, Nyaman, Atraktif,  dan Kreatif) ALAT PERMAINAN MULTISENSORI YANG RAMAH LINGKUNGAN.”  Proposal tersebut menjadi dalah satu dari 41 roposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMMagelang yang berhasil didanai Kemenristek Dikti Tahun 2018.

Dimbimbing oleh Dra. Lilis Madyawati, M.Si , empat mahasiswa  FKIP yakni Nurul Fadhilah, Yuyun Rahmawati , Wahyuni Novitasari , dan  Faisal Khamdani menyusun proposal PKM Bidang Kewirausahaan dengan diawali dari survei dan observasi. Nurul Fadhilah, ketua kelompok mengatakan,  berdasarkan hasil observasi ada beberapa  persoalan masyarakat usaha yakni  kualitas sumber daya manusia yang masih rendah  karena minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan. “Hal tersebut  mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja,” ujar Nurul. Selain itu juga  kurangnya inovasi produk dimana produsen alat permainan masih kurang menguasai teknologi,  informasi dan pasar.

Hal lain, kata Nurul, adalah kesulitan dalam mengembangkan kapasitas usaha dan produk-produk yang mampu bersaing, serta kurangnya tenaga pendamping di lapangan. “Diharapkan dengan kegiatan PKM-K ini dapat turut mengatasi dan meminimalisir persoalan masyarakat tersebut,” ujar Nurul.

Ia mengungkapkan, berdasarkan fakta, para pemerhati pendidikan anak usia dini, pendidik, terapis anak usia dini, serta para orang tua menyadari pentingnya Multi Intelliges dan multisensori  untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Itulah maka Bola ‘ENAK’ (Edukatif, Nyaman, Atraktif, Kreatif) dapat dijadikan satu alternatif pemenuhan kebutuhan calon konsumen tersebut. Pengusul berkeyakinan, karena Bola ‘ENAK’ berbasis ramah lingkungan akan banyak diminati dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dari segi keuntungan finansial.

Proses pembuatan  bola ENAK tidaklah sulit. Hal pertama yang dilakukan adalah identifikasi Multi Kecerdasan yang akan diasah. Selanjutnya  identifikasi bahan bekas yang akan digunakan yang kemudian   disterilisasi  dan digunting atau dipotong menjadi beberapa bagian.  “Lumuri lem ke seluruh permukaan bola, lalu  tempel dengan ornamen  atau hiasan sesuai yang diinginkan.  Bola ‘ENAK‘  dapat diisi  biji-bijian kerikil, atau  bel kerincing,” papar Nurul.

Kelebihan produk Bola ‘ENAK’  yakni tersedia dalam berbagai ukuran serta tekstur “Harga jual Bola ‘ENAK’ beragam  dari mulai Rp 7.500,00 untuk ukuran kecil, Rp 12.000,00  ukuran sedang hingga  Rp 18.000,00  untuk ukuran besar. Bola ‘ENAK’  rencananya akan dijual di beberapa tempat  baik instansi pemerintah, sekolah, lembaga PAUD/TK/ABA , serta klinik anak. Selain juga dengan  membuka gerai di tempat-tempat strategis, stan, dan bazar acara- acara TK dan sekolah dasar.

Nurul berharap, kegiatan tersebut dapat menciptakan peluang usaha kecil masyarakat yang bergerak di sektor ekonomi berupa bola sebagai alat permainan yang edukatif, nyaman, aman, dan kreatif dan digemari oleh masyarakat pemerhati anak usia dini. Selain itu juga dapat meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dan masyarakat  dengan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.

Disamping berpotensi paten (Hak Kekayaan Intelektual), alat permainan yang ramah lingkungan sangat potensial dikembangkan tidak hanya sebagai permainaan edukasi namun juga dapat dijadikan suvenir. Bola ‘ENAK’ diharapkan dapat memanfaatkan kembali sumber lingkungan asli untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pabrik.

 

HUMAS

PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

Peringatan hari ibu yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember tiap tahunnya merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang, memberikan penghormatan serta penghargaan kepada pejuang kaum perempuan indonesia. Ibu adalah peletak dasar lahirnya generasi penerus bangsa, dan ditangan ibulah para pemimpin bangsa dilahirkan dengan kepribadian yang istimewa.

Namun sayangnya, arus globalisasi telah  banyak mengubah tingkah laku manusia, terlebih lagi pola pikir para generasi muda.  Berkembangnya arus globlasisasi  juga memberikan dampak bagi kemajuan teknologi informasi yang mudah diserap anak-anak yang lebih paham memainkan gadget dibandingkan orang tuanya. Tentu saja hal ini akan menjadi berbahaya jika tidak ada pengawasan dari orang tua.  Oleh karena itu,  Parenting Skill sangat dibutuhkan karena trend baru seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang diserap oleh anak.

Untuk itulah Himpunan Mahaisiswa Program Studi (HMPS) PGSD  FKIP UMMagelang mengadakan   kegiatan Seminar Parenting untuk menggemakan nuansa Hari Ibu kepada generasi muda khususnya dalam lingkup perguruan tinggi, Sabtu 23/12.

Bangkit Hadi Setyawan, ketua panitia mengatakan, Kegiatan Seminar Nasional Parenting  yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang itu diikuti  oleh 470 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, baik dalam lingkup UM Magelang maupun perguruan tinggi lain.  Seminar bertema  “Membangun Parenting Dialogis di Zaman Now” tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu, Dra. Wulandari Wahyuningsih, M.M selaku Kepala DP4KB dan Hery Maulana M.Pd .

Wulandari yang menjadi pemateri pertama anatara lain mengungkapkan,  Parenting dialogis merupakan proses pembelajaran pengasuhan atau cara mendidik anak yang melibatkan komunikasi dua arah anatara orang tua dan anak.

Adapun Heri Maulana  mengatakan, menjadi orang tua di jaman now harus memahami kepribadian anak. Ia mengatakan bahwa teknologi dan anak sama-sama memiliki kejutan, oleh karenanya orangtua harus cerdas dalam memilih pola mendidik anak. “Bersabar, siasati marah atau emosi negatif, serta tahan emosi, adalah modal utama untuk membuka komunikasi kita kepada buah hati” tuturnya sebelum mengakhiri materi.

HUMAS