Nov 27, 2018 | Berita
UMMagelang terus mewujudkan pelayanan mahasiswa yang optimal dengan melakukan koordinasi antara Tenaga Kependidikan (Tendik) dan Badan Pengurus Harian (BPH) UMMagelang pada Selasa, (27/11). Acara yang berlangsung di Aula Rektorat Lantai 3, Kampus 2 UMMagelang tersebut diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari Rektor, Wakil Rektor (WR) I, WR II, WR III, wakil BPH dan jajarannya, dosen, dan tendik UMMagelang.
Ir. Eko Muh Widodo, MT selaku Rektor UMMagelang mengatakan bahwa UMMagelang merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang bertumpu pada Perguruan Tinggi (PT) dan Rumah Sakit (RS). “Sebagai AUM, PT mengemban misi yang berat, karena sebagai media dakwah persyarikatan. Jadi koordinasi bisnis kita mengacu pada dakwah islam dan muhammadiyah,” tambah Eko.
Wakil BPH, Drs. Muljono, MM, mengatakan bahwa semua tenaga baik dosen dan tendik adalah milik BPH. “Tetapi pemanfaatan dan perkembangan karirnya diserahkan ke Sumber Daya Umum (SDM) UMMagelang dan rektor,” kata Muljono.
“Semua SDM punya peran penting dalam peningkatan produk Jasa. Produk Jasa yang paling banyak disoroti adalah bagaimana pelayanan yang tidak bisa diabaikan begitu saja,” tutur Muljono.
HUMAS
Jun 30, 2018 | Berita
Setelah mengikuti berbagai proses dari mulai pendaftaran, seleksi, pembekalan, observasi lapangan, penyusunan dan presentasi rencana kerja, hari ini Sabtu 30/6 sebanyak 40 mahasiswa UM Magelang yang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM), dilepas untuk diserahkan ke masing-masing lokasi. Acara pelapasan peserta KKN dilakukan di halaman Gedung Fikes Kampus 2 UM Magelang.
Dalam laporannya tentang pelaksanaan progam KKN PPM Dra. Sri Margowati, M.Kes mengatakan selaku ketua mengungkapkan, 40 mahasiswa tersebut akan melakukan kegiatan KKN PKM di Desa Bojong, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang selama 30 hari, mulai 30 Juni hingga 30 Juli mendatang.
KKN bertema Pengembangan Agribisnis Ikan Tawar Melalui Penguatan Poktan/Pokdakan Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang tersebut, ujar Margo, merupakan realisasi dari proposal Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang disusun bersama Ns. Robiul Fitri Masithoh, M.Kep dan Veni Soraya Dewi,S.E., M.Si, yang berhasil lolos pendanaan DIKTI tahun 2018.
“Hasil yang diharapkan dalam program KKN PPM ini antara lain perubahan perilaku masyarakat dalam berwirausaha melalui budidaya ikan, pemanfaatan waste product dan ikan segar dalam bentuk olahan Selain itu juga diharapkan masyarakat mampu melakukan budidaya ikan air tawar secara profesional, “ kata Margo. Hal yang tak kalah penting, menurut Margo, adalah adanya perluasan pasar produk ikan air tawar dengan mengunakan teknologi informasi serta terbentuknya kelompok tani ikan dalam bentuk KUBE mikro pada wilayah yang lebih kecil.
Pada acara yang dihadiri oleh pimpinan universitas serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ir Eko Muh Widodo, MT, Rektor UM Magelang menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat melaksanakan program kerja secara optimal dan melakukan kerjasama yang harmonis dengan pemkot, pemkab, kecamatan, desa maupun masyarakat di lokasi KKN masing-masing. “Jaga nama pribadi dan institusi dengan baik,” pesan Rektor.
Sebelum menutup acara pelepasan, Rektor secara simbolis mengenakan jaket KKN kepada dua orang perwakilan mahasiswa yang kemudian diikuti oleh peserta lain. Selanjutnya para mahasiswa dengan didampingi masing-masing DPL menuju lokasi KKN dan mulai melakukan kegiatan seperti yang telah diprogramkan sebelumnya.
HUMAS
May 30, 2018 | Berita
Buah mengkudu atau pace merupakan buah yang memiliki banyak kandungan yang bermanfaat seperti zat nutrisi, zat anti bakteri, serta zat anti kanker. Manfaat buah mengkudu sangat banyak, diantaranya mampu menghambat pertumbuhan dari beberapa bakteri sehingga dimanfaatkan sebagai zat anti bakteria.
Karena keterbatasan pengetahuan akan khasiat yang dimiliki oleh buah mengkudu, maka tak sedikit dari masyarakat yang hanya menganggap buah mengkudu sebagai obat tradisional dan tidak disukai karena bau yang menyengat serta rasanya yang pahit. Namun ternyata, melalui inovasi yang dilakukan oleh mahaisiswa UMMAGelang, buah mengkudu yang pahit dan baunya menyengat tersebut dapat diolah menjadi kue bolu yang lezat dan berkhasiat.
Berawal dari situlah tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKMK) yang terdiri dari lima mahasiswa UMMagelang mengajukan proposal “BOLU KURAWA” Bolu Mengkudu Aksara Jawa sebagai Makanan Sehat dan Edukatif. PKM tersebut menjadi salah satu dari 41 proposal PKM UMMagelang yang berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti Tahun 2018. Kelima mahasiswa itu yakni Ratri Darmawanti, Nuansa Trimaya Fadhila, Ika Rismania Mithasani, Atifa Putu Prathama, dan Fera Wi Helminah dan dibimbing oleh Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si.
Ratri, ketua kelompok PKM tersebut mengatakan bahwa BOLU KURAWA merupakan olahan makanan basah berbahan dasar mengkudu yang dicetak menjadi bentuk aksara jawa yang menyehatkan dan diproduksi dalam bentuk kue bolu. “Dengan adanya BOLU KURAWA (Bolu Mengkudu Aksara Jawa) diharapkan anak dapat mengkonsumsi buah mengkudu yang kaya akan khasiatnya serta mampu menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jawa melalui cara yang tidak biasa, yaitu melihat kemudian memakannya,” kata Ratri.
Ratri menambahkan bahwa pembuatan Bolu Kurawa selain sebagai makanan sehat, juga sebagai makanan edukasi yaitu dengan belajar aksara Jawa serta dapat melestarikan budaya dengan bentuk-bentuk aksara Jawa yang disajikan. Dalam memasarkan Bolu Kurawa, “Sasaran utamanya adalah sekolah-sekolah di sekitar kabupaten Purworejo dan sekitarnya dengan harga …. Namun untuk selanjutnya sasaran penjualannya akan diperluas mencakup masyarakat umum,” ujar Ratri.
“Pada tahap awal kegiatan promosi dilakukan dengan menyebarkan brosur dilingkungan sekolah-sekolah, maupun promosi langsung ke sekolah dan lingkungan masyarakat,dan promosi melalui media sosial. Jika usaha ini mulai berkembang dan permintaan semakin tinggi, kami akan menamah bentuk-bentuk aksara yang lebh sulit seperti aksara murdha atau paket dalam bentuk kata,” jelas Ratri.
(HUMAS)
May 25, 2018 | Berita
Keberhasilan UMMagelang menghantarkan 41 proposal lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristek Dikti Tahun 2018, menjadikan perguruan tinggi lain ingin berbagi ilmu dari kampus bertagline “Unggul dalam Ilmu Islami dalam Perilaku” ini. Salah satunya adalah Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta yang mengundang Wakil Rektor 3 UMMagelang Drs. Mujahidun, M.Pd sebagai salah satu pemateri dalam Pelatihan Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa : Menuju Sukses PKM yang didakan beberapa waktu lalu di kampus setempat.
Berbicara di hadapan sekitar 300 mahasiswa semester 2 Unisiri dari semua fakultas, Mujahidun mambawakan tema tentang Motivasi dan Strategi Sukses PKM. Dalam pengantarnya Muja mengungkapkan tentang peringkat UMMagelang berkaitan dengan capaian kuantitas proposal PKM yang berhasil lolos tahun ini. “Dengan 41 proposal yang berhasil lolos, menempatkan UMMagelang pada menempatkan UM Magelang pada rangking ke-2 PTM se-Indonesia, rangking ke-2 PTS di wilayah Kopertis VI Jawa Tengah, rangking ke-3 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia. Disamping itu UM Magelang menempati rangking ke-24 dari 430 PTN dan PTS se-Indonesia yang proposal PKM-nya didanai Kemenristek Dikti Tahun 2018.
Muja menambahkan, “PKM penting bagi mahasisiwa karena bagi mereka yang berhasil lolos PKM akan memperoleh pengakuan dari kampus atas prestasi akademik serta dapat membawa ke jenjang selanjutnya yakni Pinmas. Adapun Kesuksesan proposal PKM ditempuh melalui beberapa proses baik sosialisasi dan klinik penyusunan proposal, dan yang tak kalah penting adalah komitmen pimpinan,” ujarnya.
Selanjutnya ia memberikan gambaran tentang komitmen pimpinan UMMagelang yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas proposal PKM UMMagelang dari tahun ke tahun. Ia berharap langkah tersebut dapat diikuti oleh Unisri sebagai perguruan tinggi swasta yang cukup mapan di Surakarta.
Selain WR 3 UMMagelang, pemateri lain yakni Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MP dari UNS yang menyampaikan materi tentang PKM dan PIMNAS.
HUMAS
May 22, 2018 | Berita
“Menjadi seorang mahasiswa tidaklah cukup berkubang dalam dunia perkuliahan, namun menjadi seorang mahasiswa haruslah mampu mengemban peran yang dipikulnya, yaitu sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force”.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMMagelang, Dra. Marlina Kurnia, MM pada saat membuka acara Seminar Nasional di Auditorium kampus 1 UMMagelang pada Sabtu (12/05). Seminar yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FEB UMMagelang tersebut diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari mahasiswa Himpunan Mahasiswa se-FEB UMMagelang, Mahasiswa umum, dan aktivis organisasi dilingkungan kampus.
Luky Miyawati, Ketua Panitia seminar nasional mengatakan bahwa tujuan seminar tersebut untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang perannya dalam organisasi melalui nilai afeksi dalam diri mahasiswa. “Selain itu tujuannya untuk memberikan motivasi yang tinggi kepada mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang sukses dalam akademik dan organisasi,” tutur Luky.
Ia juga menambahkan bahwa menjadi mahasiswa bukan sekadar mengejar nilai dan menamatkan pendidikan, melainkan mahasiswa juga harus memiliki daya kritis dan idealisme yang tinggi yang digunakan sebagai bekal dalam berkontribusi dan terjun di masyarakat. “Hal inilah yang menyebabkan titel “maha” tersemat di depan kata “siswa”,” tandasnya.
Seminar yang bertema “Meningkatkan Peran Mahasiswa melalui Organisasi untuk Indonesia Berkemajuan” menghadirkan dua pemateri Ardhi Rasy Wardhana, Presiden Keluarga mahasiswa (KM) Institute Teknologi Bandung (ITB) tahun 2017/2018 dan Dr. Rochiyati Murniningsih, S.E.,MP, Dosen FEB UMMagelang yang merupakan alumni aktivis Ormawa.
Ardhi menyampaikan materi mengenai peran mahasiswa sebagai “Agent Of Change, Social Control, dan Moral Force”. Selain itu Ardhi juga menjelaskan tentang bagaimana tantangan mahasiwa dalam upaya memajukan bangsa. “Mahasiwa itu memiliki peran yang penting untuk bangsa. Suara dan tindakan mahasiwa selalu ditunggu oleh rakyat untuk membela mereka. Jadi, jangan bangga menjadi mahasiwa jika kita belum pernah melakukan apa-apa untuk memajukan rakyat,” jelas Ardhi.
Sementara Murni menyampaikan materi tentang “Membentuk Karakter Aktivis Organisasi”. Hal tersebut disampaikan Murni dengan beberapa materi pendukung seperti pentingnya mahasiswa berorganisasi, perlunya pembentukan karakter dalam berorganisasi dan tantangan organisasi mahasiswa di masa depan.
HUMAS