May 8, 2019 | Berita
Dunia ekonomi selalu bergerak dinamis dan menuntut pelakunya untuk melakukan inovasi secara terus menerus. Salah satu inovasi yang banyak dilakukan oleh pelaku usaha saat ini adalah pemasaran melalui media online. Akan tetapi tidak semua pelaku usaha memiliki kemampuan untuk melakukan pemasaran melalui media online. Hal tersebut mendorong Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Program Kemitraan Universitas (PKU) untuk melakukan pendampingan kepada pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) SELMUTZ di Wates Prontaan RT.05/RW.03 Magelang. SELMUTZ merupakan IKM yang berfokus pada pengolahan lidah buaya yang telah didukung dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, namun mempunyai sedikit kesulitan dalam pemasarannya. Produk yang dihasilkan cukup beraneka ragam mulai dari bolu, selai hingga minuman serbuk seduh yang nikmat dan segar menjadi produk andalan dari IKM tersebut.
Pengabdian yang diketuai oleh Friztina Anisa, S.E., M.B.A dengan anggota Veni Soraya Dewi, S.E., M.Si tersebut bertujuan memfasilitasi IKM Selmutz untuk bisa lebih berdaya saing melalui peningkatan fasilitas penunjang, pemasaran yang inovatif, serta memberikan tampilan yang menarik pada kemasan sehingga produk yang ditawarkan memiliki nilai tambah dibanding produk dari IKM lain.
“Tujuan utama diadakannya pengabdian ini adalah untuk membantu pelaku usaha untuk bisa berdaya saing dan berinovasi terhadap produknya. Terutama dalam hal pengemasan dan juga pemasaran, harus selalu dilakukan inovasi untuk mempertahankan sebuah produk di pasaran dengan bantuan media sosial serta kemasan yang lebih menarik dan eye-catching bagi konsumennya, Insyaallah hal tersebut akan menambah nilai jual sebuah produk. ” Ujar Friztina.
Lebih lanjut Friztina menjelaskan bahwa pendampingan yang dilaksanakan pada Kamis (25/04/19) lalu terdiri dari beberapa materi yaitu tentang pemilihan kemasan yang menarik dan juga cara maksimalisasi pemasaran produk melalui media sosial dengan mengenalkan beberapa platform e-commerce serta pemilihan template dan konten yang sesuai dengan gaya online shopjaman sekarang.
“Bagi kami, pendampingan seperti ini sangat membantu. Kami berharap melalui pendampingan ini produk kami semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas.” ujar Qory, pemrakarsa IKM Selmutz.
HUMAS
Apr 29, 2019 | Berita
Tingginya resiko keselamatan kerja dan kesehatan bagi pemahat batu di Dusun Banaran, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menjadi salah satu keprihatinan bagi tim Abdimas (Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang). Sebelumnya, tim Abdimas yang diketuai Heniyatun, SH., M.Hum dengan anggota PujiSulistyaningsih, SH., M.Hum mengawali pengabdian dengan sosialisasi tentang asuransi ketenagakerjaan yang disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan wilayah Magelang pada Jumat 8 Februari 2019 lalu. Dari sosialisasi tersebut, sebanyak 38 orang pekerja pahat batu telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Kini, tim Abdimas kembali mendorong agar para pekerja pahat batu di Dusun Banaran tersebut mempunyai perilaku kerja yang sehat dan selamat, dengan memberikan bantuan seperangkat Alat Pelindung Diri (APD) kepada 50 pekerja pahat batu. APD tersebut terdiri dari 1 buah ear muff untuk penyumbat telinga, 1 buah googles untuk melindungi mata, dan 1 buah masker dengan reffil filternya untuk melindungi pernafasan. Peralatan safety diberikan pada Jumat (26/04) kepada para pekerja pahat batu. “Para pemahat batu banyak terpapar kebisingan yang intensitasnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan pemerintah, dan terpapar debu hasil penggergajian atau pahatan batu,” ujar Heniyatun.
Para pekerja menyambut baik bantuan dari tim Abdimas UMMagelang tersebut, dan berjanji akan selalu mengenakannya pada saat bekerja. Selanjutnya, tim Abdimas akan menyelenggarakan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada para pekerja pahat batu yang direncanakanakan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, dalam hal ini bidang Pemberdayaan, Sosial, dan Budaya Bappeda dan Litbang. “Diharapkan dengan rangkaian kegiatan abdimas yang telah dan akan dilaksanakan, akan semakin meningkatkan produktivitas para pekerja pahat batu, karena kondisi kesehatan dan keselamatannya optimal,” tambah Heniyatun saat ditemui di lokasi pahat batu.
HUMAS
Apr 24, 2019 | Berita
Salah satu indikator kenaikan pangkat seorang guru adalah harus mampu membuat sebuah karya tulis ilmiah. Jika tidak, maka akan berimbas pada pengembangan karir seorang guru. Hal tersebut yang mendorong Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) memberi pelatihan penulisan artikel ilmiah gratis untuk guru di Kota dan Kabupaten Magelang. Kegiatan ini diinisiasi oleh Athia Fidian, M.Pd, Agrissto Bintang AP, M.Pd, Arif Wiyat Purnanto, M.Pd, serta Tria Mardiana, M.Pd.
“Tujuan kami jelas, UMMagelang ingin menjadi mitra guru dalam berkarya. Guru sudah harus mulai lebih mengenal penelitian dan jurnal. Mana yang bisa kami fasilitasi, mari berdiskusi bersama,” tutur Agrissto.
Dalam pelatihan yang digelar pada Sabtu (6/04) pekan lalu di Kampus 2 UMMagelang, peserta dibekali tips memperoleh angka kredit dari kegiatan pembelajaran. Materi pertama disampaikan oleh Agrissto Bintang AP, M.Pd dan Athia Fidian, M.Pd terkait pedoman dan aturan kenaikan pangkat guru. Pada sesi ini disampaikan pula kiat untuk memperoleh angka kredit dari mengajar, menulis, dan meneliti. “Pada dasarnya terdapat beberapa aturan baik prosedur, syarat, maupun faktor ditolaknya ajuan angka kredit kenaikan pangkat. Namun demikian, banyak guru yang belum memahami sehingga pengajuan (Penilaian Angka Kredit) ditolak oleh tim penilai,” jelas Agrissto.
Pemateri berikutnya adalah Arif Wiyat Purnanto, M.Pd yang menyampaikan cara cepat menulis artikel ilmiah. Pada kesempatan tersebut, ia sekaligus melatih guru membuat daftar pustaka otomatis. Menurutnya, materi ini sangat dibutuhkan oleh guru. “Mereka seringkali enggan menulis karena menyita banyak waktu. Dengan materi ini, menulis akan lebih cepat dan ringkas. Lebih dari itu, pengutipan pun tidak harus dicek satu persatu karena sudah tersusun secara otomatis,” tambah Arif.
Pada sesi terakhir, Tria Mardiana, M.Pd melatih peserta untuk registrasi dan submit artikel. Tujuannya agar guru lebih mengenal tentang jurnal penelitian yang mungkin mereka selama ini masih awam terkait hal tersebut.
Di akhir kegiatan, sebagai penutup Agrissto menyampaikan jika UMMagelang memiliki jurnal bernama Paedagogie yang khusus mempublikasi artikel penelitian PTK yang sangat sesuai dengan kebutuhan guru untuk publikasi hasil PTK. Peserta pelatihan berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan dengan durasi yang lebih lama di forum lain.
Apr 24, 2019 | Berita
Pasal 56 PP Nomor 109 tahun 2012 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok (KTR). Namun sayangnya, hingga saat ini masih sedikit kota dan kabupaten yang telah memiliki Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Di Jawa Tengah sendiri, baru ada 14 kota/kabupaten yang telah memiliki Perda KTR dari 35 kota/kabupaten yang ada. Kota dan Kabupaten Magelang termasuk yang belum memiliki Perda KTR, oleh karenanya Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bersama organisasi kemasyarakatan, PKK Kota dan Kabupaten Magelang, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, petani tembakau di kabupaten Magelang serta rekan media massa guna mempercepat regulasi Kawasan Tanpa Rokok.
Dalam sambutannya, Ketua MTCC, Dra. Retno Rusdjijati menyampaikan pentingnya menyegerakan regulasi KTR. “Salah satu tujuan diadakannya FGD ini adalah untuk mendukung dan mendorong percepatan regulasi Kawasan Tanpa Rokok di kota dan kabupaten Magelang. Semoga dengan dihadirkannya pemateri hari ini dapat mendukung percepatan regulasi kawasan tanpa rokok” ujar Retno.
Pada kesempatan tersebut hadir rektor UMMagelang, Ir. Eko Muh Widodo, M.T guna membuka acara. Dalam sambutannya Eko mengapresiasi kegiatan tersebut dan turut mendorong percepatan regulasi KTR. “Melalui media massa kita bisa melihat bagaimana rokok dapat menurunkan kualitas hidup manusia, baik secara kesehatan maupun ekonomi. Tentu sulit menerapkan Kawasan Tanpa Rokok, khususnya di daerah dimana temabakau sebagai penyangga ekonomi utama. Untuk itu melalui diskusi ini saya harap dapat merumuskan konklusi terkait percepatan regulasi kawasan tanpa rokok. “ ujar Eko.
Dengan dimoderatori oleh Dr. Heni Setyowati ER.,S.Kep.,M.Kes kegiatan dilanjutkan dengan FGD yang menghadirkan Prof. Dr. Yayi Suryo Prabandari., M.Si., Phd., dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam pemaparannya, Prof Yayi menyampaikan mengenai peran masyarakat dalam mendukung untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok dan Pelarangan Iklan Rokok. ”Ada strategi M-POWER yang bisa kita atau masyarakat lakukan guna mendukung kawasan tanpa rokok. M-POWER tersebut meliputi: Monitor terhadap penggunaan tembakau, Perlindungan terhadap asap rokok, Optimalkan dukungan terhadap berhenti merokok, Waspadakan masyarakat akan bahaya rokok, Eliminasi iklan promosi dan sponsor terkait rokok atau tembakau, dan Raih kenaikan tembakau,” jelas Prof Yayi. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penandatangan bersama deklarasi percepatan kawasan tanpa rokok.
HUMAS
Apr 20, 2019 | Berita
Suatu kenyataan yang mencemaskan belakangan ini adalah keberanian sebagian remaja (siswa usia SMA) melakukan pelangaran-pelanggaran susila, bahkan tidak jarang yang bersifat criminal seperti tawuran, pengeroyokan, pencurian, miras dan penyalahgunaan NAPZA. Remaja merupakan segmenmasyarakat yang secara psikologi disebut-sebut merupakan masa pencarian identitas diri yang membutuhkan bimbingan dan arahan, terutama dari aspek religiusitasnya. Sehingga pada gilirannya remaja dapat menemukan jati dirinya secara baik dan benar serta dapat hidup lurus sesuai ajaran agama.
Hal tersebut yang mendorong dua dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) melalui Program Kemitraan Universitas (PKU) melaksanakan pengabdian di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang selama 3 bulan, dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019. Kegiatan pengabdian bagi siswa SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tambahan tentang fiqh yang harus diketahui oleh seorang remaja sekaligus implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengabdian ini diawali dengan eksplorasi permasalahan mitra, penjadwalan kegiatan bersama, Forum Group Discussion (FGD), sosialisasi dan pendampingan serta laporan/publikasi ilmiah.
Materi yang diajarkan dalam FGD antara lain pedoman hidup bagi remaja, sumber hukum Islam, kebersihan dan bersuci, ibadah umum dan khusus serta nilai-nilai pembentuk kepribadian muslim serta etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan. “Awal usia remaja inilah ilmu fiqih mulai benar-benar dibutuhkan karena remaja memasuki usia aqil baligh, baik dengan tanda mimpi basah maupun haid bagi remaja putri. Usia dimana beban agama mulai diberlakukan secara utuh. Baik beban agama yang berupa perintah untuk dilaksanakan, maupun beban larangan untuk dijauhi. Bagaimana usia remajaakan dilewati dengan sempurna jika beban agama saja tidak terlaksana dengan baik. Bagaimana beban agama akan terlaksana dengan baik,jika panduannya saja tidak dimengerti. Maka sangatlah penting mempelajari ilmu fiqh dikalangan remaja atau seseorang yang sudah mukallaf (sudah dikenai kewajiban untuk beribadah),” jelas Subur, MSI, ketua PKU.
Akhmad Baihaqi, M.Pd,I selaku anggota Tim PKU menambahakan bahwa “ Program Kemitraan ini diharapkan menjadi pencegah kenakalan remaja yang bersifat preventif yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang berupa kenakalan remaja”.
Kegiatan PKU diikuti oleh 57 siswa terdiri dari kelas XI jurusan IPA dan IPS dengan 2 kali FGD (Forum Group Discussion) dan 2 kali pendampingan serta pengawasan dari dewan guru. “SMA Muhammadiyah 2 Kota terdiri dari siswa yang tinggal di asrama dan non asrama. Siswa yang tinggal di asrama mendapatkan pengawasan yang lebih ketat mengenai praktik ibadah sehingga tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif yang sering dijumpai oleh siswa yang non asrama dan Program Kemitraan ini sangat mendukung Program unggulan dari sekolah kami yaitu Tahfidz Al-Qur’an,” ungkap Fauzan, S.Ag. Kepala SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang.
Kegiatan pengabdian yang baru saja selesai ini terbukti efektif pada peningkatan pemahaman dan praktik keberagamaan siswa yang semakin baik, mulai dari knowledge bassed, role bassed, dan skill based dari masing-masing siswa atau yang lebih dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah kognitif, afektif dan psikomotor.
HUMAS