TELITI KHASIAT DAUN KETEPENG, MAHASISWA UM MAGELANG RAIH DANA PKM DIKTI

TELITI KHASIAT DAUN KETEPENG, MAHASISWA UM MAGELANG RAIH DANA PKM DIKTI

Upaya  tiga mahasiswa D3 Farmasi Fikes UMMagelang  melakukan penelitian terhadap daun ketepeng yang digunakan sebagai handwash untuk membasmi bakteri membuahkan hasil. Proposal penelitian yang dilakukan oleh  Puji Umi Chabibah, Agus Saputro, dan Rachel Pasa Vicha Abdilla berhasil lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Dikti Tahun 2018. Heni Lutfiyati M.Sc menjadi desen pembimbing proposal terbut.

          Dalam proposal PKM Bidang Penelitian berjudul Silat (Cassia alata) Handwash sebagai Pembasmi Bakteri Staphyllococcus aureus, Puji dan teman-teman mengungkapkan, sabun cair merupakan salah satu sediaan farmasi yang digunakan  untuk membersihkan kotoran dan bakteri yang menjadi sebab terjadinya infeksi pada penyakit diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, hepatitis, dan bahklan flu burung.

Penyakit tersebut, ujar  Puji yang merupakan ketua kelompok,  terjadi salah satunya  karena tidak mencuci tangan  menggunakan  air dan sabun dengan baik dan benar. “Sabun cuci tangan biasanya mengandung antiseptik yang merupakan zat  untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh petumbuhan mikroorganisme yang hidup di permukaan tubuh,” ungkap Puji.

Daun ketepeng (cassia alata)  dilaporkan  mempunyai kandungan aktivitas antibakteri yang dapat digunakan sebagai senyawa aktif alami untuk membuat formula sediaan antiseptik.  Namun demikian, menurut  Umi,  ekstrak daun ketepeng cina  belum maksimal digunakan sebagai antiseptik karena kurang praktis dalam penggunaannya, sehingga perlu dikembangkan dengan membuat sediaan yang mudah digunakan seperti sabun cuci tangan (handwash).

”Sejauh ini  belum ada penelitian yang membuat sabun cuci tangan dari daun ketepeng cina sebagai formula utamanya. Hal itulah yang menarik minat kami melakukan penelitian ini yakni untuk membuat formulasi handwash dari  ekstrak daun ketepeng dengan cara menguji efektifitas antibakteri serta menentukan konsentrasi ekstrak yang efektif, ” ujar Puji. Melalui penelitian ini, lanjut Umi, diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan bahan-bahan alami sebagai alternatif pemgobatan serta dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

Kegiatan penelitian  dengan menggunakan sarana Laboratorium Farmasi Fikes UMMagelang telah dilakukan sehingga dapat memudahkan ketiga mahasiswa tersebut untuk melakukan observasi hasil dengan maksimal.

 

 

HUMAS

DOSEN UM MAGELANG AJAK WARGA MAKSIMALKAN TOGA

DOSEN UM MAGELANG AJAK WARGA MAKSIMALKAN TOGA

Di Desa  Growong yang didominasi oleh hutan, banyak  rumah warga  yang memiliki lahan kosong atau pekarangan yang belum digunakan, dimana budidaya tanaman obat keluarga (toga) yang bermanfaat  dapat dilakukan.  Melihat potensi tersebut, tiga dosen yang terdiri dari  dua dosen UMMagelang dan satu  dosen Untidar Magelang mengajukan proposal Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kelompok Dasa Wisma Kecamatan Tempuran  Kabupaten  Magelang berjudul  Pemanfaatan Pekarangan Rumah sebagai Tanaman Obat Keluarga.

Ketiga dosen terebut yakni  Ns. Robiul Fitri Masithoh, M.Kep (dosen Fikes UMMagelang),  Friztina  Anisa, SE., MBA (dosen FE UMMagelang) dan  Siti Nurul Iftitah,ST,MP (dosen FT Untidar).  Proposal tersebut berhasil lolos dalam pendanaan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM)  Dikti tahun 2018.

Robiul Fitri atau yang biasa disapa Fitri mengungkapkan, meskipun tampaknya simpel, kegiatan tersebut ternyata sangatlah bermanfaat bagi warga Desa Growong. Meskipun sudah tinggal di sana berpuluh-puluh tahun, mereka ternyata belum memanfaatkan lahan untuk toga yang dimasukkan dalam polibag. Hal tersebut diakui oleh Samiyah, ketua dawis yang mengikuti program kegiatan yang kini lahannya ditanami toga.

Program kemitraan masyarakat ini, kata Fitri, bertujuan untuk mengoptimalkan toga di Desa Growong khususnya Dusun Growong dan Gondang melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan pada seluruh aspek mulai dari cara pemanfaatan pekarangan, pengolahan toga serta diversifikasi toga.

“Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain kesepakatan dengan kelompok desa wisma dan perangkat desa serta pelatihan budidaya toga, “ ujar Ftri.  “Kegiatan tersebut sudah dilakukan, selain juga pengolahan toga  sebagai wedang jahe dan kunyit yang bekerjasama dengan Program Iptek bagi Desa Mitra (IbDM),” imbuh Fitri.

Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut, lanjut Fitri,  adalah model pemberdayaan masyarakat partisipatif  atau metode Participatory Rural Apraisal (PRA). Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa yang mempunyai atau menghadapi masalah adalah mitra, oleh karena itu keterlibatan mitra dalam penentuan pemecahan masalah yang dihadapi dan penyelesaiannya sangat diperlukan.

Sebagai langkah monitoring, Rabu 4/7, bertempat di Balai Desa Growong, Kecamatan Tempuran,  tim melakukan penguatan kelembagaan dengan menghadirkan pemateri  yakni Gunawan  SP (koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Tempuran)  yang membahas tentang  Budidaya Tanaman Obat serta  Rasidi, M.Pd (akademisi UMMagelang)  sebagai motivator.

Dalam  kegaitan yang diikuti oleh 20 peserta ibu-ibu anggota dasa wisma, Gunawan antara lain mengevaluasi toga yang sudah ditanam. Adapun Rasidi antara lain memberikan motivasi kepada warga agar toga dimanfatkan secara maksimal sebagai awal untuk penghasilan tambahan. “Mulai sekarang kami ajak para warga khsususnya melalui ibu-ibu anggota dasa wisma untuk berpikir kreatif dalam menanfaatkan toga yang bisa digunakan sebagai suvenir pernikahan atau oleh-oleh, tinggal tergantung dari kemasan dan sajiannya,” ujar Rasidi.

Ia kemudian  mencontohkan beberapa produk  dari toga yang memiliki nilai jual tinggi bila dikemas secara unik dan apik. Rasidi yang tengah menyelesaikan studi Doktornya itu bahkan mengajak warga untuk segera membuat produk yang bisa dijual dan akan dibantu dalam hal kemasan serta penjualannya.

Di akhir acara, tim memberikan reward kepada ibu-ibu yang tanaman obatnya dinilai paling subur disamping juga memberikan penghargaan bagi dawis yang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias. Tak lupa, Tim juga meninjau  toga yang ditanam  oleh warga serta memberikan beberapa arahan.                            HUMAS

TINGKATKAN KOMPETENSI, D3 FARMASI UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

TINGKATKAN KOMPETENSI, D3 FARMASI UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

Kemajuan ilmu kesehatan dan pergeseran paradigma profesi farmasi di bidang pelayanan kesehatan dari drug oriented ke patient oriented menuntut peningkatan peran tenaga kefarmasian yang bekerja di rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan kepada pasien baik berupa informasi farmasi serta pengetahuan tentang penggunaan alat-alat kesehatan menjadi topik yang perlu untuk disampaikan dan diaplikasikan dalam ranah akademik di lingkungan mahasiswa farmasi. Untuk membahas dua hal tersebut, Prodi D3 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang mengadakan workshop selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (3-4/7) di Aula Fikes Kampus 2 UMMagelang.

Ni Made Ayu Nila, M.Sc. Apt, ketua panitia kegiatan yang juga dosen Farmasi Fikes UM Magelang mengatakan, pada hari pertama yakni Selasa, topik workshop yang dibahas yakni Teknik Aseptik pada Pencampuran Sediaan Steril dengan menghadirkan dua pembicara. Keduanya adalah Dr. Vita Rahmawati, Sp.FRS, Apt, akademisi yang juga Sekretaris Prodi Magister Farmasi Klinik UGM, serta Widarika Hapsari M.Sc,Apt, akademisi UM Magelang.

Pada hari kedua, ujar Ayu, topik workshop adalah Pelayanan Kefarmasian secara Elektronik  dalam Konsep dan Aplikatif dengan dua pembicara yakni MT Ghozali, M.Sc.Apt, akademisi UMY yang juga Koordinator Bidang IT di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. Pembicara lain yakni Herma Fanani Agusta, M.Sc, akademisi UMMagelang.

Ayu menambahkan, workshop diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari peserta internal dan eksternal. “Peserta internal berasal dari mahasiswa  D3 Farmasi  semester 5. Adapun peserta eksternal berasal dari tenaga kefarmasian dan apoteker dari RS, pengurus dan anggota Persatuan Ahli  Farmasi Indonesia (PAFI) serta Ikatan Apoteker Indonesia (IAI),” kata Ayu. Para peserta yang mendapatkan fasilitas piagam, snack, coffe break, dan lunch  imbuh Ayu, tidak dipungut biaya sepeserpun.

Heni Lutfiyati M.Sc, Apt, Ketua Prodi D3 Farmasi  Fikes UMMagelang yang menjadi moderator pada acara tersebut mengungkapkan, dalam pelatihan  yang berlangsung dari pagi hingga sore hari tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan materi secara teori tetapi juga mempraktekkan antara lain tentang handling sitostatika.

“Salah satu orientasi kepada pasien yakni meningkatkan kualitas pelayanan melalui alat-alat yang dipakai untuk pengobatan, diantaranya sitostatika atau pengobatan kanker dimana pencampuran obat suntik dan penanganan sitostatika haruslah dilakukan oleh apoteker instalasi farmasi rumah sakit. Disamping itu juga tentang informatika farmasi  dengan fokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data dan informasi serta pengetahuan dalam sistem kesehatan, termasuk penggunaan analisis dan penyebaran dalam pengiriman obat yang optimal terkait pengobatan dan kesembuhan pasien,” tegas Heni.

Ia menandaskan, pelatihan tersebut sangatlah perlu dan penting terutama untuk mahasiswa D3 Farmasi UMMagelang agar kelak ketika bekerja mereka sudah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang hal tersebut.

 

HUMAS

REKTOR LEPAS MAHASISWA KKN PPM

REKTOR LEPAS MAHASISWA KKN PPM

Setelah mengikuti berbagai proses dari mulai pendaftaran, seleksi, pembekalan, observasi lapangan, penyusunan dan presentasi rencana kerja, hari ini Sabtu 30/6 sebanyak 40 mahasiswa UM Magelang yang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM),  dilepas untuk diserahkan ke masing-masing lokasi. Acara pelapasan peserta KKN dilakukan  di halaman Gedung Fikes Kampus 2 UM Magelang.

Dalam laporannya tentang pelaksanaan progam KKN PPM Dra. Sri Margowati, M.Kes mengatakan selaku ketua mengungkapkan, 40 mahasiswa tersebut  akan melakukan kegiatan KKN PKM di  Desa Bojong, Kecamatan Mungkid  Kabupaten Magelang selama 30 hari, mulai 30 Juni hingga 30 Juli mendatang.

KKN bertema Pengembangan Agribisnis Ikan Tawar Melalui Penguatan Poktan/Pokdakan Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang tersebut, ujar Margo,  merupakan realisasi dari proposal Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang disusun  bersama Ns. Robiul Fitri Masithoh, M.Kep dan Veni Soraya Dewi,S.E., M.Si, yang berhasil lolos pendanaan DIKTI tahun 2018.

“Hasil yang diharapkan dalam program KKN PPM ini antara lain perubahan perilaku masyarakat dalam berwirausaha melalui budidaya ikan, pemanfaatan waste product dan ikan segar dalam bentuk olahan Selain itu juga diharapkan  masyarakat mampu melakukan budidaya ikan air tawar secara profesional, “ kata Margo. Hal yang tak kalah penting, menurut Margo,  adalah adanya perluasan pasar produk ikan air tawar dengan mengunakan teknologi informasi   serta terbentuknya kelompok tani ikan  dalam bentuk KUBE mikro pada wilayah yang lebih kecil.

Pada acara yang dihadiri oleh pimpinan universitas serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ir Eko Muh Widodo, MT, Rektor  UM Magelang  menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat melaksanakan program kerja secara optimal dan melakukan kerjasama yang harmonis dengan pemkot, pemkab, kecamatan, desa maupun masyarakat di lokasi KKN masing-masing.  “Jaga nama pribadi dan institusi dengan baik,” pesan Rektor.

Sebelum menutup acara pelepasan, Rektor secara simbolis mengenakan jaket KKN kepada dua orang perwakilan mahasiswa yang kemudian diikuti oleh peserta lain. Selanjutnya para mahasiswa dengan didampingi masing-masing DPL menuju lokasi KKN dan mulai melakukan kegiatan seperti yang telah diprogramkan sebelumnya.

 

HUMAS

DOSEN FT UMMAGELANG KUNKER KE AUSTRALIA

DOSEN FT UMMAGELANG KUNKER KE AUSTRALIA

Dosen Fakultas Teknik, UMMagelang, Yun Arifatul Fatimah, ST. MT PhD yang juga merupakan Dekan Fakultas Teknik melakukan kunjungan kerja ke beberapa industri pengolahan sampah dan Departemen Lingkungan hidup di Australia selama  satu  minggu . Kunjungan yang diadakan tanggal 2 hingga 9 Juni tersebut dilakukan  untuk memfollow up Program Penelitian Kerjasama Luar Negeri (PKLN)   yang didanai Kemenristek DIKTI 2018.

Yun mengungkapkan, PKLN dengan judul “Development of Adaptive Waste Management System  and Smart Treatment Technology Toward Sustainable Circular Economy” merupakan program kerjasama internasional antara UMMagelang dan Curtin University yang melibatkan lima  kota di Indonesia sebagai case study yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Magelang.

Selain melakukan kunjungan industri, lanjut Yun, ia juga melakukan diskusi secara intensif dengan Professor Michele Rosano dan Dr Wahidul Biswas yang merupakan Representative Researchers di  Curtin University. Adapun beberapa lokasi kunjungan diantaranya ke Southern Metropolitan Regional Council Mechanical Biological Treatment Process yang terletak di Canning Vale.  Yun juga mengunjungi Mindarie Regional Council Tamala Park Facility.  Ia pun bertemu dengan tim penelitian limbah pada Municipal Waste Advisory Council untuk mendiskusikan strategi penanganan sampah.

“Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melakukan studi komparatif mengenai pengelolaan sampah yang ada di Australia dengan  memanfaatkan teknologi ,”   kata Yun.  Ia berharap hal-hal positif yang dilakukan di Australia dalam hal pengelolaan  sampah atau limbah tersebut nantinya dapat diaplikasikan di Indonesia khususnya di kota-kota besar yang menjadikan sampah sebagai masalah terbesar dalam pencemaran lingkungan.

 

HUMAS