UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM Magelang sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terus menunjukkan kontribusi nyata untuk bangsa. Salah satunya dengan meluncurkan Program short course setara D1 Kemuhammadiyahan dibawah Fakultas Agama Islam (FAI). Rencana peluncuran program tersebut disambut baik dan didukung penuh oleh para Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Kedu dalam pertemuan PDM se-Kedu pada Selasa (19/12).
Pertemuan para ketua PDM se-Kedu dan beberapa Dosen FAI yang dilaksanakan di ruang rapat Fakultas Teknik UM Magelang tersebut membahas mengenai kurikulum dan program short course setara D1 Kemuhammadiyahan. Selain itu pertemuan tersebut juga sebagai ajang perkenalan struktural, yaitu ditunjuknya Agus Miswanto, MA sebagai Ketua Prodi D1 Kemuhammadiyahan. Agus mengatakan bahwa prodi tersebut sudah dicetuskan FAI sekitar 2 tahun lalu, namun baru dapat terealisasi pada tahun 2017. “Prodi ini merupakan hasil studi banding FAI di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain itu kami juga mendapat rekomendasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pusat untuk mendirikan prodi kemuhammadiyahan,”ungkap Agus ketika memberikan sambutan. Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMKS) UM Magelang, Dr. Imron, MA, turut menambahkan bahwa pendirian program tersebut merupakan bakti UM Magelang kepada persyarikatan Muhammadiyah dalam rangka melaksanakan perkaderan secara terstruktur.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT membenarkan terkait peluncuran prodi baru tersebut. Menurutnya prodi D1 Kemuhammadiyahan akan resmi dilaunching bersamaan dengan peletakan batu pertama pembangunan masjid UM Magelang, pada Sabtu 30 Desember 2017. Eko juga berpesan agar prodi D1 Kemuhammadiyahan nantinya dapat mengemas kurikulum agar menarik untuk dipelajari.
“Progam D1 Kemuhammadiyahan ini menjadi sangat penting untuk media perkaderan bagi AUM, sehingga metode pembelajarannya harus menarik dan kreatif,” jelas Eko. Ia juga menuturkan bahwa dalam meluncurkan prodi kemuhammadiyahan jangan terfokus pada kekurangan dan masalah yang ada, karena masalah itu pasti selalu muncul dalam setiap prosesnya.
Drs. H. Jumari, ketua PDM Kabupaten Magelang menyatakan dukungannya dalam pembetukan prodi baru tersebut. “Kami sangat setuju dan mendukung atas hadirnya program studi ini. Kami selaku PDM akan membantu menginformasikan terkait dibukanya progam studi D1 Kemuhammadiyahan di UM Magelang,” jelas Jumari.

HUMAS

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

UM Magelang adakan sosialisasi G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan

Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang mengadakan sosialisasi program G to G ke Jepang dan G to P ke Taiwan pada Jumat (08/12). Kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan dalam rangka persiapan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dalam pembukaan pendaftaran penempatan TKI Nurse dan TKI Careworker untuk tahun penempatan 2018.

Sosialisasi yang diadakan di aula lantai 3 Fikes UM Magelang diikuti oleh 100 mahasiswa keperawatan UM Magelang, yang terdiri dari alumni dan mahasiswa semester 7. Dekan Fikes UM Magelang, Puguh Widiyanto, S.Kep.,M.Kep dalam sambutannya mengatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan informasi bagi para alumni dalam bekerja. Selain itu, untuk mahasiswa semseter 7, sosialisasi ini dapat dijadikan pandangan untuk menentukan cita-cita mereka setelah lulus nanti. “Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi para mahasiswa untuk berkarir secara internasional,” kata Puguh.

Salah satu pemateri sosialisasi berasal dari BP3TKI, yaitu Suparjo, S.H mengatakan bahwa ada 4 skema penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Yang pertama yaitu skema Goverment to Goverment atau yang sering disebut dengan G to G. Dalam skema tersebut merupakan pengiriman TKI antar pemerintah, seperti yang terjadi di instansi-instansi, termasuk dibidang keperawatan. Yang kedua adalah skema Goverment to Privat atau G to P. Skema ini adalah pengiriman TKI dari pihak pemerintah ke sektor swasta. Yang ketiga yaitu Privat to Privat atau P to P dan skema kemandirian. “Untuk 2 skema terakhir tidak akan saya ulas disini, karena skema yang akan ditekankan disini adalah skema G to G dan G to P,” jelas Suparjo.

Pemateri lainnya yang turut dihadirkan yaitu Ahmad Sihabudin, Kepala Subbidang Pendidikan (kasubdik) Kerjasama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Ahmad memberikan materi mengenai perbedaan Nurseworker dan Careworker. “Untuk perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu kontrak kerjanya. Nurseworker memiliki kontrak kerja selama 3 tahun, sedangkan untuk Careworker adalah 4 tahun,” tutur Akhmad.

Ahmad juga menyampaikan tentang proses tahapan penempatan skema G to G ke Jepang. Prosesnya dimulai dari pendaftaran online, verifikasi dokumen, dilanjutkan tes kemampuan keperawatan dan psikotes, kemudian interview. Setelah lolos barulah dilanjutkan dengan Medical Chek Up Indonesia (MCUI), matching I & 2, pembuatan paspor bagi yang belum mempunyai paspor. Selanjutnya akan dilaksanakan MCU yang ke2 dilaksanakan di Jepang, pra departure orientation. Setelah pemberangkatan, selanjutnya diadakan pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan.

Humas

KOMET Raih Juara Di UMP

KOMET Raih Juara Di UMP

Sebagai komunitas di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Magelang, KOMET (Komunitas Mahasiswa Entrepreneur) berusaha untuk terus menunjukkan eksistensinya dalam berwirausaha. Hal ini ditunjukkan KOMET dengan mengikuti kegiatan Entrepreneurship Competition dan Product Expo 2017 di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada kamis (14/12).

Kontingen yang dikirim dalam kompetisi tersebut terdiri dari 4 mahasiswa, ketuanya yaitu Dimas Nugroho Cahyo Prabowo, dengan anggota Adin Bayu Airlangga, Nur Cholis dan Aris Setyanto. Mereka merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan Program Studi yang sama yakni Manajemen.

Dalam kompetisi yang dilaksanakan pada tanggal 13-14 Desember 2017 tersebut, KOMET mengangkat judul “Pemanfaatan Limbah Kayu Peti Kemas dengan Memberdayakan Potensi Desainer Grafis “Photo on Wood”.

Ketua tim, Dimas Nugroho Cahyo Prabowo mengatakan bahwa pengangkatan judul tersebut terisnpirasi dari salah satu anggota tim yang mempunyai usaha pengolahan limbah seperti itu. “Saya merasa jika pengolahan limbah kayu tersebut diajukan untuk perlombaan, akan memiliki daya saing yang lumayan bagus, selain kreatif, hasilnyapun menarik,”tutur Dimas.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya merasa sangat senang karena kerjanya dapat terbayarkan dengan prestasi yang telah diraih Tim KOMET. “Kami senang sekaligus tidak menyangka, karena dengan waktu yang sangat singkat kami mampu memaksimalkan hasilnya. Disana juga banyak sekali kompetitor dengan ide-ide kreatif yang dilombakan dengan tampilan both stand yang bagus sekali. Namun kami hanya berusaha sebisa mungkin untuk menampilkan yang terbaik untuk UM Magelang,”jelas Dimas.

Dimas juga mengungkapkan bahwa keberhasilan Tim KOMET ini tidak lepas dari dukungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Info dan saran mengikuti lomba didapatkan dari Bayu Shindu Raharja, SE., M.Sc, selaku Kepala Progam Studi Manajemen. Selain Bayu, selama persiapan kompetisi KOMET juga didampingi oleh Mulato Santosa, SE., M.Sc. Dosen FEB.

Total proposal yang masuk mengikuti perlombaan tersebut sebanyak 114 proposal. KOMET dinyatakan lolos tahap pertama 67 besar, dan kemudian masuk ke babak utama 20 proposal diumumkan saat setelah Seminar Kewirausahaan dilaksanakan, 20 besar melaksanakan presentasi di depan juri. Dewan juri berasal dari Disperindag Kabupaten Purworejo, 1 dosen Manajemen UMP dan terakhir dari praktisi bisnis di Purworejo.

Komet menyabet gelar peringkat 2, sedangkan peringkat 1, 3, harapan 1 dan harapan 2 berasal dari UMP Program Studi Manajemen.

HUMAS

LPMA UM MAGELANG SIAPKAN MAHASISWA IKUTI PKM AI DAN GT

LPMA UM MAGELANG SIAPKAN MAHASISWA IKUTI PKM AI DAN GT

Dalam rangka memberikan pembekalan materi Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Artikel Ilmiah (AI) dan Gagasan Tertulis (GT), Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang mengadakan workshop untuk mahasiswa, pada Jumat (15/12).

Workshop yang diikuti kurang lebih 100 mahasiswa dari UM Magelang tersebut, dilaksanakan di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang. Septi Purwandari, M.Pd, Ketua Kelompok Kerja (POKJA) Penalaran UM Magelang mengatakan bahwa workshop tersebut merupakan rangkaian program kerja dari POKJA Penalaran sendiri. “Sebelumnya kami sudah melaksanakan pembekalan dan pendampingan terhadap PKM Penelitian, Kewirausahaan dan Pengabdian Masyarakat. Kemudian barulah diadakan workshop untuk dua PKM lainnya, yaitu AI dan GT,”kata Septi. Ia juga menambahkan bahwa tindaklanjut dari kegiatan ini adalah akan diadakannya klinik PKM di Kampus 2 UM Magelang, pada Jumat siang (15/12).

Sementara pihak LPMA sendiri mengaku akan melakukan review internal terlebih dahulu sebelum proposal di upload. “Setelah dikonsultasikan ke klinik PKM, selanjutnya proposal harap dikumpulkan di LPMA untuk melewati proses review internal setelah dinyatakan lolos barulah di berikan password untuk upload proposal sebelum tanggal 20 Desember 2017,”kata Eli Baskara, S.Pd.I selaku koordinator PKM 2017.

Eli mengatakan bahwa sistem pada tahun 2017 ini memang sedikit berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya, perbedaanya yaitu adanya review internal terlebih dahulu dan proses pemberian password yang lebih tersistem. “Review internal tersebut dilakukan karena pada tahun 2017 ini terdapat pembatasan kuota proposal PKM disetiap perguruan tinggi. UMMagelang sendiri mendapatkan kuota 100 proposal untuk PKM AI dan GT. Sehingga harus ada review, agar proposal yang di upload tidak melampauhi batas kuota yang telah ditentukan ristekdikti. Sedangkan pengaturan pemberian password dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan username yang sia-sia,”ungkapnya.

Dalam workshop tersebut, mengundang reviewer PKM AI dan GT yang merupakan dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sakinah, M.Pd. Dalam materinya dibahas secara rinci mengenai perbedaan PKM AI dan GT. PKM AI merupakan hasil laporan penelitian atau observasi yang dijadikan artikel, sedangkan untuk PKM GT merupakan hasil dari gagasan/mimpi/ide yang ingin diwujudkan. “PKM GT berupa konsep strategis dan solusi dari permasalahan bangsa, mengacu pada isu aktual dan memerlukan solusi sistematis yang berupa karya pikir. Sedangkan PKM AI adalah program penulisan artikel ilmiah dari suatu kelompok mahasiswa, bisa berupa hasil pendidikan, penelitian maupun pengabdian,” jelas Sakinah.

Sakinah juga menegaskan bahwa tahap pertama yang menjadi penilaian reviewer yaitu format makalah dan sistem administrasi. “Jadi saya mengingatkan agar mahasiswa mengecek terlebih dahulu sebelum proposal di upload. Apakah proposalnya sudah benar-benar sesuai dengan sistem administrasi yang ditentukan oleh ristekdikti atau belum, ”tandasnya.

KAK SETO MENDONGENG TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DI UM MAGELANG

KAK SETO MENDONGENG TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DI UM MAGELANG

“Ayah senang, Meta banyak bertanya seperti itu!”, Wah pertanyaannya bagus sekali. Baiklah, Mama terangkan, ya!.” Ungkapan seperti itulah yang harus kita ucapkan kepada anak untuk mendukung rasa ingin tahu anak. Termasuk apabila pertanyaan mereka mengenai hal-hal yang sensitif, seperti masalah seksualitas. Karena, salah satu sebab terjadinya kekerasan seksualitas pada anak itu dikarenakan kurangnya informasi anak tentang hal tersebut, sehingga terjadilah kekerasan tersebut.”

Kutipan tersebut merupakan dongeng yang disampaikan oleh Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, S.Psi.,M.si dalam Seminar Parenting yang berlangsung di Auditorium kampus 1 UM Magelang,  Sabtu (09/11). Seminar yang mengusung tema “Mencegah Kekerasan Seksual dan LGBT pada Anak” tersebut diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) FKIP UM Magelang yang bekerjasama dengan Keluarga Berencana (KB) Kreatif Primagama Magelang.

Psikolog yang sering disapa dengan panggilan Kak Seto itu juga menyampaikan tentang peran penting orang tua dalam mencegah kekerasan pada anak.  “Yang terpenting adalah kepekaan dan keterampilan orang tua agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, sehingga anak akan memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat melindungi dirinya dari kekerasan seksual yang akan menimpanya,”  ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa dengan peran orang tua, anak-anak dapat mengembangkan peran psiko-seksualnya secara lebih tepat sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian diharapkan anak dapat tampil dengan penuh percaya diri yang merupakan modal utama bagi perkembangan potensi  anak secara optimal.

Seminar parenting tersebut dibuka oleh Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Dr. Purwati MS serta diikuti oleh lebih dari 150 peserta  yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum. Sebelum Kak Seto, peserta mendapatkan materi dasar mengenai kekerasan seksual pada anak yang disampaikan oleh Psikolog Klinik Tumbuh Kembang Anak RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, Arum Widinugraheni, M.Psi.

Arum menyampaikan,  kekerasan seksual merupakan jenis penganiayaan yang bisa saja terjadi di dalam mauapun di luar keluarga, sehingga sebagai orang tua harus mampu mengenali tanda-tandanya. “Ada beberapa tanda dan gejala seksual yang diperlihatkan anak ketika mengalami kekerasan seksual. Tanda-tandanya yakni mimpi buruk, perhatian anak teralihkan, perubahan pada pola makan, perubahan mood tiba-tiba. Selain itu ada tanda lainnya yang lebih spesifik, seperti tulisan,  gambar, atau  pembicaraan yang berkonotasi seksual,” jelas Arum.

HUMAS