UM MAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UM MAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Globalisasi tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu dan teknologi serta berbagai aspek yang mengiringinya. Saat ini, inovasi telah banyak diciptakan dan merusak pasar yang sudah ada, kemudian menggantikan teknologi terdahulu tersebut sehingga banyak kalangan menamakannya dengan era desruptif dan revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, peran pendidikan islam harus bisa turut mengimbanginya.

Bermula dari wacana tersebut, Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Magelang menggelar Seminar Nasional pada Sabtu (8/9) dengan tema “Peran Strategis Guru dalam Manajemen Pembelajaran Berkarakter Islami di Era Desruptif dan Revolusi Industri 4.0”. Seminar yang berlangsung di Aula Fikes Universitas Muhammadiyah Magelang ini menghadirkan Prof. Dr. Sutrisno, M. Ag dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang juga merupakan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.  Selain itu hadir pula Drs. H. Mad Sabitul Wafa, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang sebagai pembicara.

“Di Era Distrupsi dan Revolusi Industri 4.0 ini, tugas berat terutama untuk guru agama Islam agar bisa memformulasikan nilai-nilai keislaman untuk anak didik,” tutur Ir. Eko Muh Widodo MT, Rektor UM Magelang dalam sambutannya sekaligus membuka acara. Seminar dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, guru AUM dan juga mahasiswa Fakultas Agama Islam UM Magelang.

“Guru yang tidak dapat mengikuti perkembangan, tidak dapat menyesuaikan diri dengan era disrupsi dan revolusi industri 4.0 akan menjadi korban dari zaman. Generasi guru yang tidak capable akan dimakan oleh zaman,” papar Sutrisno saat memberikan materi dan dipandu oleh Dr. Imron, M.A.

Dr. Imam Mawardi M.Ag, ketua panitia kegiatan berharapa agar seminar nasional tersebut  bisa menjawab problematika guru kekinian khususnya dalam menginternalisasikan nilai-nilai islami yang melekat dalam penguatan pendidikan karakter.

 

HUMAS

MAHASISWA UMMAGELANG RAIH DUTA GENRE JATENG 2018

MAHASISWA UMMAGELANG RAIH DUTA GENRE JATENG 2018

Pemilihan Duta GenRe Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 telah usai. Dalam kegiatan yang diadakan di Semarang tanggal 6/9 itu, peserta dari BKKBN Kabupaten Magelang yang diwakilkan oleh mahasiswa UMMagelang, Chyntia Novalinda, berhasil  meraih Juara 2 Duta GenRe Jawa Tengah Tahun 2018. Atas prestasinya tersebut, Chyntia mendapatkan  apresiasi dari Universitas  berupa sambutan dari Rektor UM Magelang  didampingi Wakil Rektor 3, Jumat 7/9 di Gedung Rektorat Kampus 2.

Duta Generasi Berencana (GenRe) merupakan duta yang mengajak para remaja untuk menjadi remaja yang sehat, bebas narkoba dan terhindar dari seks bebas. Chyntia mengatakan, pada ajang Pemilihan Duta GenRe tingkat Provinsi Jawa Tengah 2018 diikuti 70 peserta yang berasal dari 35 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah. “Seleksi   yang harus diikuti peserta antara lain ujian tulis, wawancara, persentasi penyuluhan dan tes bakat,” ujar Chyntia.

Mahasiswi semester 3 Program Studi Akuntansi FEB UM Magelang itu mempunyai beberapa prestasi, diantaranya menjadi Juara 1 Duta Wisata Kabupaten Magelang dan Duta GenRe Kabupaten Magelang. Disamping itu, gadis kelahiran 20 tahun silam tersebut juga menekuni dunia modelling dan jurnalistik.  Ia juga pernah menjuarai Fotogenic Kabupaten Magelang pada tahun 2009.

“Setelah menyelesaikan kegiatan ini, saya akan melanjutkan misi untuk membantu Dinas OPDKB Kabupaten Magelang untuk melaksanakan program diantaranya  memberikan penyuluhan dalam membentuk kampung KB, “ ungkap Chyntia. Selain itu, juga membantu BKKBN dalam menyukseskan program Bina Keluarga Remaja (BKR)  dan program-program GenRe seperti mensosialisasikan substansi-substansi GenRe ke sekolah maupun perguruan tinggi agar menciptakan remaja-remaja yang mempunyai tujuan hidup.

 

HUMAS

PUSTAWAKAN UM MAGELANG BICARA DI FORUM DUNIA

PUSTAWAKAN UM MAGELANG BICARA DI FORUM DUNIA

Atin Istiarni, SIP., M.IP, Pustakawan dari UM Magelang terpilih menjadi speaker dalam  forum  International Federation of Library Assosiation World Library and Information Congress (IFLA WLIC) 2018 di  Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu lalu. IFLA merupakan organisasi perpustakaan tingkat dunia.  Tahun ini jumlah seluruh peserta yang hadir dalam  forum pustakawan dunia  tersebut sebanyak 3600 orang  yang berasal dari 115 negara.

Saat diwawancarai, Atin menjelaskan bahwa dirinya terpilih menjadi speaker  di forum bergengsi tersebut setelah melalui serangkaian seleksi tulisan dalam Call for Paper yang berlangsung sejak Agustus 2017. “Ada 44 sesi presentasi yang masing-masing memberikan tema penelitian terkini tentang kepustakawanan di dunia,” ujar gadis yang tahun ini genap berusia 26 tahun.

Atin yang menjadi pustakawan di UM Magelang sejak  tiga tahun lalu itu menjelaskan, dirinya berangkat bersama enam delegasi lain dari Indonesia. Mereka  berasal dari perguruan tinggi, LIPI, dan Perpusnas.  Dalam kongres yang diadakan di Kuala Lumpur Convention Centre  tersebut, Atin yang menyelesaikan studi  S2 tahun 2016  berbicara dalam sesi Librarian Fashion dengan mengangkat tulisan berjudul Traditional Costumes As Librarians’ Uniforms for Work at Public Libraries of Yogyakarta, Indonesia yang ditulisnya bersama Ida Fajar Priyanto,Ph.D dari UGM. Sesi ini diikuti 600 peserta dari berbagai negara di belahan penjuru dunia.

Mengenai tema tersebut Atin mengungkapkan, pakaian tradisional yang dikenakan oleh pustakawan di perpustakaan umum Yogyakarta sangat menarik perhatian panitia karena merupakan hal baru yang perlu untuk diketahui dan dipresentasikan. Yogyakarta sebagai kota budaya, jelas Atin,  memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia.

Dalam presentasinya selama  20 menit Atin mengungkap lebih dalam  tentang pustakawan yang mengenakan pakaian tradisional saat bekerja merupakan sebuah keunikan yang jarang ditemui. Mengenakan pakaian tradisional dapat dijadikan sebagai sarana bagi pustakawan untuk mengenalkan budaya pakaian adat Indonesia terutama Yogyakarta.  Hal tersebut ternyata menjadi “ikon” baru bagi  fesyen pustakawan yang selama ini identik dengan kacamata tebal, sweater, sikap kurang ramah, dan lain sebagainya.

Meskipun sempat mengalami demam panggung pada awal menyampaikan presentasi, namun Atin bersyukur dapat  menyampaikan dengan lancar hingga akhir acara dan mendapat aplaus dari ratusan audience  yang  mengikuti sesi tersebut.  “Sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya karena  banyak ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapatkan dari acara tersebut,” kata Atin. Ia berharap akan ada lagi  pustakawan dari Indonesia yang berbicara dalam kongres selanjutnya yang akan diselenggarakan tahun depan di Yunani.                                                       (HUMAS)

TENDIK UM MAGELANG MATANGKAN SOFTSKILL & KOMITMEN ORGANISASI

TENDIK UM MAGELANG MATANGKAN SOFTSKILL & KOMITMEN ORGANISASI

Upaya peningkatan kualitas SDM di lingkungan UM Magelang sebagai lembaga layanan pendidikan semakin ditingkatkan dari waktu ke waktu. Setelah sebelumnya mengikuti  pelatihan softskill pada tahap awal, kini 83 tenaga kependidikan (tendik) di lingkunagn unit kerja UM Magelang kembali mengikuti Pelatihan Softskill dan Peningkatan Komitmen Organisasi  Selasa, 4/9.

Pelatihan yang diadakan di Lantai 2 FEB Kampus 1 UM Magelang itu  dibuka oleh Wakil Rektor 2 Nuryanto M.Kom itu yang antara lain berharap agar pelatihan yang dilakukan hingga sore hari dapat meningkatkan softskill terutama mutu pelayanan secara signifikan mengingat UM Magelang sebagai lembaga layanan pendidikan yang harus mengikuti trend bentuk pelayanan saat ini. “Disamping itu juga diharapkan dapat meningkatkan  komitmen terhadap organisasi  yakni sebagai warga Muhammadiyah melalui pendalaman nilai nilai Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK),” ujar Nuryanto.

Pada sesi pertama seluruh peserta mendapatkan materi tentang Softskill Training for Employee oleh Fajar Riadi DS, Psi, General Manager HRD PT Armada Jaya. Riadi menekankan bahwa dalam sofskill terdapat tiga unsur yakni manajemen waktu, kemampuan komunikasi, dan membangun diri sendiri (self develompent). “Kunci sukses sebagian besar yakni 80% ditentukan oleh sikap, adapun pengetahuan dan ketrampilan masing-masing hanya 10%. Oleh sebab itu kita harus mengoptimalkan kemampuan diri,” tegas Riadi.

Sedangkan di sesi kedua peserta mendapatkan materi tentang Peningkatan Komitmen Ornagisasi yang disampaikan oleh Tohirin, M.Ag, ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (LP2SI). Materi pelatihan dilakukan  dengan membentuk FGD  dan game sehingga peserta dapat meresapi materi yang diberikan. Pada sesi akhir peserta diberi Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai bentuk statement komitmen kepada lembaga.

 

 

HUMAS

 

REKTOR SAMBUT MABA UM MAGELANG TAHAP I

REKTOR SAMBUT MABA UM MAGELANG TAHAP I

Sebanyak 653 mahasiswa baru UM Magelang Tahap I  mengikuti kegiatan  Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru  (PKK Maba) hari Senin 3/9 di Auditorium Kampus 1 UM Magelang.  Ke-653 mahasisiwa baru tersebut disambut oleh  jajaran pimpinan universitas  dan fakultas yakni Rektor, Wakil Rektor serta Dekan di lingkungan UM Magelang.

Saifudin M. Eng, ketua panitia PKK Maba tahun ini menjelaskan, PKK Maba merupakan kegiatan pengenalan kehidupan kampus  bagi mahasiswa baru UM Magelang. “Selama lima hari ke depan mulai hari (Senin) ini, mahasiswa baru akan diberi pembekalan tentang lingkungan sivitas akademika, lingkungan fakultas dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).  Disamping itu  juga pembekalan bela negara dan nasionalisme, ” kata Saifudin, wakil Dekan FT yang kali ini didapuk menjadi ketua panitia.

Ia menambahkan bahwa peserta PPK Maba tahap II akan dilakukan bagi mahasiswa yang diterima di gelombang 1 dan 2 tapi belum melakukan daftar ulang serta pendaftar gelombang 3 dan juga mahasiswa paralel. Adapun jumlah peserta PPK Maba Tahap II jumlahnya akan terus bertambah seiring masih dibukanya waktu pendaftaran mahasiswa baru UM Magelang hingga 15 September mendatang.

Saifudin juga mengatakan bahwa mahasiswa UM Magelang seperti tahun sebelumnya, berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Itu berarti UM Magelang  dapat diterima dan dijadikan sebagai referensi tempat menuntut ilmu  pada jenjang perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT antara lain  menyampaikan  bahwa pendidikan sekarang berbeda dengan era dulu. Metode pembelajaran di kampus pada era industri level 4.0 lebih menekankan pada  pembelajaran yang kooperatif yaitu pembelajaran tidak hanya di kampus tetapi diintegrasikan pada pembelajaran berbasis akses internet. “Dalam proses belajar di perguruan tinggi dosen hanya sebagai motivator atau pendorong dalam penyemangat belajar mahasiswa. Adapun mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kemandiriannya, “ ujar Rektor.

Di hari pertama, mahasiswa diberikan bekal materi tentang kesadaran bela negara dari Akademi Militer yang disampaikan oleh Kepala Sub Departemen Kepemimpinan dan Kejuangan Letkol Sugeng Dikari SH, MH. Setelah itu dilanjutkan dengan  materi dari Kapolres Kota Magelang AKBP Kristanto Yoga Darmawan tentang Pencegahan Paham  Radikalisme dan Terorisme di Kampus. Peserta tampak antusias mendengarkan paparan dari kedua pemateri tersebut.

 

HUMAS

PUNCAK MILAD, UM MAGELANG BERIKAN PENGHARGAAN

PUNCAK MILAD, UM MAGELANG BERIKAN PENGHARGAAN

Seluruh dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa UM Magelang yang berprestasi mendapatkan  penghargaan dari Universitas  pada puncak milad  yang dirangkai dalam acara Laporan Tahunan Rektor dan Orasi Ilmiah, Kamis, 30/8.  Prof. Dr. Muhamad Japar M.Si mendapatkan penghargaan Dosen Peraih Jabatan Fungsional Tertinggi. Tiga dosen berprestasi dalam pembimbingan PKM yang maju Pimnas pun  mendapatkan reward. Selain itu juga dua  Dosen Peraih Paten Granted, tiga Dosen Publikasi Terbaik Kualifikasi QI, tiga Dosen Score SINTA Tertinggi.

Dalam penghargaan tersebut Dr. Muji Setiyo,ST, MT paling banyak mendapatkan penghargaan, yakni sebagai Dosen Peraih Paten Granted,  Dosen Publikasi Terbaik Kualifikasi QI, serta Dosen Score SINTA Tertinggi. Selain itu juga diberikan penghargaan bagi tendik berprestasi yakni Yunda Sara Arum Sekar SIP. Universitas juga memberikan penghargaan kepada empat orang dosen dan tendik dengan masa kerja 20 tahun. Disamping itu Universitas  juga memberikan penghargaan bagi seluruh mahasiswa berprestasi baik akademik maupun  non kademik.

Acara yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang itu  selain dihadiri oleh seluruh dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa juga dihadiri Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Lembaga Layanan Dikti,  Wakil Walikota Magelang, Gubernur Akmil,  Kapolres Kota dan Kabupaten Magelang, serta pimpinan PTN dan PTM di lingkungan Jawa Tengah.

Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT dalam laporannya menyampaikan beberapa progress yang telah dilakukan UM Magelang dalam satu tahun terakhir, diantaranya  di bidang penguatan institusi dan kelembagaan. “Saat ini UM Magelang memiliki 20 program studi  dengan dua prodi diantaranya berakreditasi “A”. Di bidang SDM, saat ini 28 dosen tengah studi lanjut S3. Disamping itu juga pada tahun ini terdapat 77 kegiatan penelitian dosen dengan pembiayaan mencapai 2,2 milyar. Sedangkan kegiatan pengabdian dosen yang tercatat  pembiayaannya mencapai 1, 3 milyar. Beberapa karya dosen UM Magelang juga berhasil tembus dalam jurnal internasional ber-impact factor,”  ungkap Rektor.

Adapun orasi ilmiah tahun ini disampaikan oleh Dr. Rochiyati Murniningsih, SE, MP dengan tema “Sinergitas Perguruan Tinggi dalam Transformasi UMKM Berdaya Saing, Upaya Meraih UM Magelang Berkemajuan.” Murni antara lain menyoroti tentang peran nyata UMKM dalam perekonomian di segala lini baik regional, nasional, maupun global. “Namun demikian sebagian UMKM masih menghadapi masalah mendasar karena dijalankan secara tradisional dan turun temurun. Untuk itu langkah pemerintah dalam mengintregrasikan pengembangan UMKM dengan teknologi digital di tengah era revolusi industri keempat patut didorong oleh berbagai pihak, termasuk UM Magelang yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi kepada UMKM, khususnya UMKM yang berada di lingkup Magelang,” jelas Murni. Harapan tersebut direspon positif oleh Wakil Walikota Magelang Dra . Windarti Agustina usai menyampaikan sambutan Walikota Magelang.

Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof. Lincolin Arsyad M.Sc dalam amanatnya menyampaikan apresiasi terhadap progress yang telah dicapai UM Magelang.  “Berdasarkan jumlah mahasiswanya saat ini, Dari 173 PTM yang ada di Indonesia, UM Magelang masuk dalam jajaran middle class. Adapun  bila dilihat dari capaian akademik terutama capaian prestasi dosen, UM Magelang masuk kategori PTM menengah ke atas,” ujar Lincolin yang disambut tepuk tangan hadirin. Ia juga berpesan agar UM Magelang dapat menjadi mitra pemerintah, termasuk dalam upaya mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu PTM Lincolin berharap agar UM Magelang memiliki tiga karakter utama yakni unggul, berdaya saing, dan berkemajuan.

 

HUMAS