PELETAKAN BATU PERTAMA, PEMBANGUNAN MASJID KAMPUS  UM MAGELANG

PELETAKAN BATU PERTAMA, PEMBANGUNAN MASJID KAMPUS UM MAGELANG

Bersamaan dengan peringatan milad ke-105 Muhammadiyah  di penghujung tahun 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang)  mulai membangun masjid kampus  yang telah lama dinanti kehadirannya oleh warga kampus di tengah-tengah atmosfer akademik.

Sebagai langkah dimulainya pembangunan masjid kampus tersebut, pada hari Sabtu 30/12 diadakan peletakan batu pertama  yang dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’ti M.Ed disaksikan oleh wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jawa Tengah, pengurus Badan Pembina Harian (BPH) UM Magelang serta Rektor dan wakil Rektor.

Dalam laporannya, Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT menyampaikan, pembangunan masjid tersebut direncanakan selesai  dalam waktu  satu tahun sehingga pada  awal  Januari 2019 sudah dapat digunakan.  Bangunan tiga lantai tersebut, lanjut Rektor, selain digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan sebagai pusat kajian ilmu Islam  serta kegiatan lain yang menunjang  kegiatan akademik bernuansa religi lainnya.

Rektor juga menyampaikan bahwa pembangunan masjid tersebut nantinya akan menelan biaya sebesar  5  milyar. Dana pembangunan masjid  seluas 1200 m² tersebut sebagian berasal dari  infak pegawai UM Magelang dan jamaah.

Ketua Lembaga Pengembangan  dan Pembinaan Studi Islam (LP2SI) UM Magelang, Tohirin M.Ag  yang juga ketua panitia kegiatan mengatakan, sebanyak dua ribu jamaah yang diundang dalam acara yang sekaligus sebagai momen peringatan milad ke-105 Muhammadiyah se-Kedu di UM Magelang. Audiens selain  berasal dari pegawai dan mahasiswa UM Magelang  juga berasal dari pegurus dan anggota PDM dan PCM di lingkungan kota dan kabupaten Magelang. Selain itu juga ratusan alumni UM Magelang yang turut berkontribusi dalam pembangunan masjid.

Acara utama yang diadakan di halaman Gedung Fikes Kampus 2 UM Magelang itu  yakni Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Ia menyampaikan bahwa masjid sebagai tempat mendekatkan diri kepada Allah dengan segala aktualisasinya baik melalui ibadah mahdhah yakni sholat maupun sebagai pusat kajian ilmu agama. Oleh sebab itu Mu’ti tidak sependapat bila masjid digunakan  sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesan politik. “Saya menghimbau kepada warga Muhammadiyah agar tidak menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-pesan politik,” himbau Mu’ti.

Menyinggung tentang kontribusi Muhammadiyah terhadap berbagai konflik yang melanda umat Islam di dunia, Mu’ti mengatakan bahwa  sampai dengan 30 September 2017 Muhamamadiyah melalui LazisMu menyumbangkan 20 milyar untuk pengungsi Myanmar. Jumlah tersebut merupakan nonimal terbesar dalam daftar donatur Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM). Selain itu Muhammadiyah juga mengirim relawan untuk memberikan dukungan bagi Palestina.

Dalam kesempatan itu wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Drs.Wahyudi M.Pd memberikan sambutan serta me-launching Program Pendidikan  setara satu tahun Al Islam Kemuhammadiyahan  bagi  pegawai Amal Usaha Muhammadiyah di wilayah Jawa Tengah.

(HUMAS)

MABIT FAKULTAS TEKNIK 2017

MABIT FAKULTAS TEKNIK 2017

Untuk memantapkan iman dan takwa  bagi mahasiswanya, Fakultas Teknik mengadakan Mabit atau malam bina iman dan taqwa pada tanggal 23 hingga 25 Desember 2017 di bumi perkemahan Memorial Camp Sentolo Kulon Progo. Kegiatan  tersebut, kata Rizky Juli Ardana yang merupakan ketua panitia, diikuti 177 mahasiswa FT Semester 1.

Rizky menjelaskan, acara dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan Fakultas Teknik,dan beberapa dosen fakultas teknik lainnya. Sebagai tanda dimulainya acara, Dekan  FT Yun Arifatul Fatimah ST,.MT,.Ph.D  menyematkan cocard sebagai simbolik pembukaan acara mabit.

Hari pertama diisi oleh beberapa pemateri diantaranya Yun Arifaul Fatimah yang mengisi materi dengan tema Generasi Millenial. Adapun materi  kedua dari LP3M  yang diisampaikan oleh Dr. Muji Setiyo dengan tema Penalaran PKM,  serta materi ketiga dari Alumni Fakultas Teknik  yakni Yoga Fajar dengan tema Keorganisasian. Selain itu juga ada pemaparan dari BEM FT dan KOMTEK (Komisariat Teknik).

Para peserta juga mendapat materi  tracking susur desa pada hari kedua. Panitia juga mengadakan lomba inovasi dengan membuat masakan dengan bahan utama ketela serta lomba kerapihan dan kebersihan tenda. Malam harinya peserta mengikuti  pentas seni berupa tampilan drama parodi, puisi berantai, musik, serta tari.

Pada hari ketiga atau hari terakhir  peserta mengikuti outbond dengan berbagai macam game  seperti Merayap, Panjat Ban, Meniti, Tarzan, Pindah posisi, Kominukasi Verbal, Labirin, Bakiak, dan Piring Terbang. Di akhir kegiatan  panitia menyerahkan bantuan untuk pembangunan masjid setempat yang diterima oleh perangkat desa setempat.

 

HUMAS

PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

PGSD UMMAGELANG GELAR SEMINAR NASIONAL HARI IBU “MEMBANGUN PARENTING DIALOGIS DI ZAMAN NOW”

Peringatan hari ibu yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember tiap tahunnya merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang, memberikan penghormatan serta penghargaan kepada pejuang kaum perempuan indonesia. Ibu adalah peletak dasar lahirnya generasi penerus bangsa, dan ditangan ibulah para pemimpin bangsa dilahirkan dengan kepribadian yang istimewa.

Namun sayangnya, arus globalisasi telah  banyak mengubah tingkah laku manusia, terlebih lagi pola pikir para generasi muda.  Berkembangnya arus globlasisasi  juga memberikan dampak bagi kemajuan teknologi informasi yang mudah diserap anak-anak yang lebih paham memainkan gadget dibandingkan orang tuanya. Tentu saja hal ini akan menjadi berbahaya jika tidak ada pengawasan dari orang tua.  Oleh karena itu,  Parenting Skill sangat dibutuhkan karena trend baru seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang diserap oleh anak.

Untuk itulah Himpunan Mahaisiswa Program Studi (HMPS) PGSD  FKIP UMMagelang mengadakan   kegiatan Seminar Parenting untuk menggemakan nuansa Hari Ibu kepada generasi muda khususnya dalam lingkup perguruan tinggi, Sabtu 23/12.

Bangkit Hadi Setyawan, ketua panitia mengatakan, Kegiatan Seminar Nasional Parenting  yang diadakan di Auditorium Kampus 1 UM Magelang itu diikuti  oleh 470 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, baik dalam lingkup UM Magelang maupun perguruan tinggi lain.  Seminar bertema  “Membangun Parenting Dialogis di Zaman Now” tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu, Dra. Wulandari Wahyuningsih, M.M selaku Kepala DP4KB dan Hery Maulana M.Pd .

Wulandari yang menjadi pemateri pertama anatara lain mengungkapkan,  Parenting dialogis merupakan proses pembelajaran pengasuhan atau cara mendidik anak yang melibatkan komunikasi dua arah anatara orang tua dan anak.

Adapun Heri Maulana  mengatakan, menjadi orang tua di jaman now harus memahami kepribadian anak. Ia mengatakan bahwa teknologi dan anak sama-sama memiliki kejutan, oleh karenanya orangtua harus cerdas dalam memilih pola mendidik anak. “Bersabar, siasati marah atau emosi negatif, serta tahan emosi, adalah modal utama untuk membuka komunikasi kita kepada buah hati” tuturnya sebelum mengakhiri materi.

HUMAS

 

FAI UM MAGELANG ADAKAN PELATIHAN JARITMATIKA

FAI UM MAGELANG ADAKAN PELATIHAN JARITMATIKA

Persepsi sebagian siswa banyak yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut Progam Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI)  UM Magelang mencoba memberikan solusi pembelajaran Matematika yang menarik melalui Pelatihan Jaritmatika yang diadakan kemarin Sabtu, 23/12.

Pelatihan yang dilaksanakan di Aula Fikes  lantai 2 UM Magelang tersebut mengusung tema “Keajaiban Jari-Jariku dalam Berhitung Cepat dan Mengasyikkan”. Ketua panitia, Norma Dewi Shalikhah, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan dan mengimplementasikan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika di SD dan MI. “Kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa PGMI semester 1 hingga 7 dan delegasi guru MI Magelang. Semoga pelatihan ini dapat menjadi bekal bagi para peserta untuk mengajarkan matematika dengan metode yang  menarik,” ungkap Norma.

Dr. Nurrodin Usman, Lc.Ma, Dekan  FAI UM Magelang, ketika membuka kegiatan pelatihan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para guru sebagai pendidik. “Saya berharap para guru dan mahasiswa dapat memanfaatkan pelatihan ini sebagai ajang menggali ilmu sehingga tercipta metode pembelajaran matematika yang menarik,” jelas Nurrodin.

Pelatihan jaritmatika menghadirkan narasumber Tolkhah, S.Pd.I,  seorang guru dan pakar jaritmatika. Dalam meterinya, Tolkhah memberikan berbagai tips dan trik mengerjakan beberapa masalah perhitungan dengan mudah. “Menghitung dengan mudah dapat dilakukan dengan media jari tangan kita. Tidak perlu mahal dan membeli alat hitung yang berkualitas tinggi. Cukup menggunakan anggota tubuh yang telah Allah  berikan untuk kita,” jelas Tolkhah kepada para peserta.

Tolkhah memperkenalkan berbagai cara perhitungan mulai dari menambahkan angka puluhan hingga ratusan, bahkan perkalian menggunakan jari-jari tangan. “Ketika ada perkalian lebih dari 10, maka dapat menggunakan jari. Caranya yang pertama simpan di otak kita angka 100. Yang kedua yaitu jari berdiri dihitung sebagai puluhan di tambahkan. Selanjutnya, jari berdiri yang digunakan sebagai satuan, dikalikan. Setelah itu tinggal menggabungkan angka 100 + puluhan + satuan,” terang Tolkhah. Selain itu menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan pendidik di usia dasar siswa mengenal perhitungan. “Dasar berhitung yang kuat harus ditekankan ketika kelas 1,2, dan3 di SD. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan metode yang menarik dan sesuai dengan kemampuan anak,” tandasnya.

HUMAS

HIDUPKAN BUDAYA LITERASI, UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

HIDUPKAN BUDAYA LITERASI, UM MAGELANG ADAKAN WORKSHOP

 Untuk menegakkan kembali budaya literasi di era globalisasi, Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) perpustakaan UM Magelang mengadakan seminar dan workshop literasi di aula Fakultas Kesehatan (Fikes) kampus 2 UM Magelang pada Rabu (20/12).

Zamzanah Wahyu  Widayati, Kepala UPT Perpustakaan UM Magelang mengungkapkan, seminar dan workshop Optimalisasi Gerakan Literasi Sekolah yang diselenggarakan kerjasama UPT Perpustakaan UM Magelang dengan Asosiasi Tenaga Perpustakaan sekolah Indonesia (ATPUSI) Kota Magelang tersebut diikuti oleh 100 pustakawan yang berasal dari Kota/Kabupaten Magelang, Sleman, Wonosobo dan Temanggung.

Rektor UM Magelang, Ir.Eko Muh Widodo,M.T dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan UPT perpustakaan dan ATPUSI. “Sekarang ini budaya literasi siswa dan mahasiswa semakin memprihatinkan. Presentase budaya baca mereka jauh lebih kecil dibandingkan presentase budaya smartphone,”ungkap Eko sebelum membuka acara. Eko berharap acara workshop dan seminar ini dapat meningkatkan wawasan peserta akan pentingnya budaya literasI serta dapat  menumbuhkan budaya menulis.

Kegiatan Bertema “Implementasi Literasi Informasi dan Budaya Gemar Menulis di Sekolah” tersebut menghadirkan tiga Narasumber yaitu Dr. Hj. Sri Rohiyanti Zulaikha, S.Ag.,SIP., M.Si, Anna Nurhayati, S.I.PUST, dan Moh Mursyid, SIP.,MA.  Pada sesi pertama Sri Rohiyanti Zulaikha yang merupakan dosen ilmu perpustakaan dan informasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga membahas  tentang literasi informasi untuk mewujudkan sekolah yang unggul dan berprestasi. “Dalam mewujudkan tujuan sekolah, ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu tentang perpustakaan sekolah, literasi informasi dan program literasi informasi-Best Practice,” kata Sri.

Narasumber yang kedua yaitu  Anna Nurhayati, S.I.PUST,  pustakawan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Menurut Anna gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Anna juga menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pelaksanaan literasi sekolah dapat dilaksanakan dengan tiga  tahap, yaitu dengan penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca sebagaimana telah diatur dalam Permendikbud 23 tahun 2015. Kemudian meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. Selanjutnya dengan meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan  mengggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Sedangkan materi tentang kepenulisan disampaikan oleh narasumber ketiga, yaitu Moh Mursyid, SIP.,MA yang merupakan owner Azyan Mitra Media Publishing. Mursyid mengatakan bahwa menulis merupakan risalah agama. Menurutnya, menulis merupakan ajang menambah dan menyebarkan ilmu, pengembangan karir, mengabadikan moment, serta popularitas. Selain itu menulis juga dapat menyehatkan pikiran dan yang paling penting yaitu dapat mendatangkan uang. “Menulis tidak perlu menunggu mood karena mood  itu diciptakan bukan ditunggu. Jadi, mulailah menulis dari sekarang,” ajak  Mursyid.

Dalam kesempatan itu UPT perpustakaan UM Magelang memberikan  reward bagi tiga Pengunjung Aktif di Perpustakaan UM Magelang tahun 2017 yang diserahkan oleh Rektor UM Magelang didampingi Kepala UPT Perpustakaan dan Wakil Rektor 1 UM Magelang. Selain itu juga diberikan Donasi Buku dari Rumah Cinta Consultant untuk SD Muhammadiyah Inovatif Pujotomo yang diserahkan secara simbolis.

HUMAS

 

UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM MAGELANG DIRIKAN PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

UM Magelang sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terus menunjukkan kontribusi nyata untuk bangsa. Salah satunya dengan meluncurkan Program short course setara D1 Kemuhammadiyahan dibawah Fakultas Agama Islam (FAI). Rencana peluncuran program tersebut disambut baik dan didukung penuh oleh para Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Kedu dalam pertemuan PDM se-Kedu pada Selasa (19/12).
Pertemuan para ketua PDM se-Kedu dan beberapa Dosen FAI yang dilaksanakan di ruang rapat Fakultas Teknik UM Magelang tersebut membahas mengenai kurikulum dan program short course setara D1 Kemuhammadiyahan. Selain itu pertemuan tersebut juga sebagai ajang perkenalan struktural, yaitu ditunjuknya Agus Miswanto, MA sebagai Ketua Prodi D1 Kemuhammadiyahan. Agus mengatakan bahwa prodi tersebut sudah dicetuskan FAI sekitar 2 tahun lalu, namun baru dapat terealisasi pada tahun 2017. “Prodi ini merupakan hasil studi banding FAI di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain itu kami juga mendapat rekomendasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pusat untuk mendirikan prodi kemuhammadiyahan,”ungkap Agus ketika memberikan sambutan. Kepala Biro Marketing dan Kerjasama (BMKS) UM Magelang, Dr. Imron, MA, turut menambahkan bahwa pendirian program tersebut merupakan bakti UM Magelang kepada persyarikatan Muhammadiyah dalam rangka melaksanakan perkaderan secara terstruktur.
Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo, MT membenarkan terkait peluncuran prodi baru tersebut. Menurutnya prodi D1 Kemuhammadiyahan akan resmi dilaunching bersamaan dengan peletakan batu pertama pembangunan masjid UM Magelang, pada Sabtu 30 Desember 2017. Eko juga berpesan agar prodi D1 Kemuhammadiyahan nantinya dapat mengemas kurikulum agar menarik untuk dipelajari.
“Progam D1 Kemuhammadiyahan ini menjadi sangat penting untuk media perkaderan bagi AUM, sehingga metode pembelajarannya harus menarik dan kreatif,” jelas Eko. Ia juga menuturkan bahwa dalam meluncurkan prodi kemuhammadiyahan jangan terfokus pada kekurangan dan masalah yang ada, karena masalah itu pasti selalu muncul dalam setiap prosesnya.
Drs. H. Jumari, ketua PDM Kabupaten Magelang menyatakan dukungannya dalam pembetukan prodi baru tersebut. “Kami sangat setuju dan mendukung atas hadirnya program studi ini. Kami selaku PDM akan membantu menginformasikan terkait dibukanya progam studi D1 Kemuhammadiyahan di UM Magelang,” jelas Jumari.

HUMAS