Persepsi sebagian siswa banyak yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang lebih sulit dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut Progam Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI)  UM Magelang mencoba memberikan solusi pembelajaran Matematika yang menarik melalui Pelatihan Jaritmatika yang diadakan kemarin Sabtu, 23/12.

Pelatihan yang dilaksanakan di Aula Fikes  lantai 2 UM Magelang tersebut mengusung tema “Keajaiban Jari-Jariku dalam Berhitung Cepat dan Mengasyikkan”. Ketua panitia, Norma Dewi Shalikhah, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan dan mengimplementasikan metode jaritmatika dalam pembelajaran matematika di SD dan MI. “Kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa PGMI semester 1 hingga 7 dan delegasi guru MI Magelang. Semoga pelatihan ini dapat menjadi bekal bagi para peserta untuk mengajarkan matematika dengan metode yang  menarik,” ungkap Norma.

Dr. Nurrodin Usman, Lc.Ma, Dekan  FAI UM Magelang, ketika membuka kegiatan pelatihan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para guru sebagai pendidik. “Saya berharap para guru dan mahasiswa dapat memanfaatkan pelatihan ini sebagai ajang menggali ilmu sehingga tercipta metode pembelajaran matematika yang menarik,” jelas Nurrodin.

Pelatihan jaritmatika menghadirkan narasumber Tolkhah, S.Pd.I,  seorang guru dan pakar jaritmatika. Dalam meterinya, Tolkhah memberikan berbagai tips dan trik mengerjakan beberapa masalah perhitungan dengan mudah. “Menghitung dengan mudah dapat dilakukan dengan media jari tangan kita. Tidak perlu mahal dan membeli alat hitung yang berkualitas tinggi. Cukup menggunakan anggota tubuh yang telah Allah  berikan untuk kita,” jelas Tolkhah kepada para peserta.

Tolkhah memperkenalkan berbagai cara perhitungan mulai dari menambahkan angka puluhan hingga ratusan, bahkan perkalian menggunakan jari-jari tangan. “Ketika ada perkalian lebih dari 10, maka dapat menggunakan jari. Caranya yang pertama simpan di otak kita angka 100. Yang kedua yaitu jari berdiri dihitung sebagai puluhan di tambahkan. Selanjutnya, jari berdiri yang digunakan sebagai satuan, dikalikan. Setelah itu tinggal menggabungkan angka 100 + puluhan + satuan,” terang Tolkhah. Selain itu menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan pendidik di usia dasar siswa mengenal perhitungan. “Dasar berhitung yang kuat harus ditekankan ketika kelas 1,2, dan3 di SD. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan metode yang menarik dan sesuai dengan kemampuan anak,” tandasnya.

HUMAS