Oct 9, 2017 | Berita
Ahad, 8/10 menjadi hari penutupan rangkaian kegiatan milad ke- 53 UM Magelang dengan agenda Jalan Sehat di Kampus 1 UM Magelang. Wakil Bupati Magelang Zaenal Efendi turut hadir dan melepas balon berhadiah sesaat sebelum bendera start dikibarkan oleh wakil ketua Badan Pembina Harian Muljono.
Muhdiyanto, ketua panitia jalan sehat mengungkapkan, tahun ini sebanyak 2300 peserta yang mengikuti jalan sehat. Mereka terdiri dari pegawai UM Magelang beserta keluarga, seluruh mahasiswa baru, dan warga masyarakat di sekitar Magelang. “Tema milad kali ini yakni Fun and Health with Islamic Spirit dengan harapan acara jalan sehat kali ini selain menjadikan sehat juga membawa kegembiraan serta menjalin ukhuwah diantara keluarga besar UM Magelang, “ ujar Muhdi.
Ia menambahkan, ratusan hadiah disediakan untuk peserta jalan sehat yang berjalan menempuh jarak sekitar 3 KM dengan rute Kampus 1 – Jalan Tidar – Jalan Tentara Pelajar – Alun-alun Magelang –Jalan Pemuda – Jalan Tidar – Kampus 1 itu. Selain hadiah utama berupa dua unit motor, hadiah menarik lainnya juga disediakan olehpuluhan sponsor yang mendukung acara tersebut. “Hadiah itu antara lain 3 mesin cuci, 5 lemari es, 2 tablet, 3 televisi, 8 sepeda, 16 kompor gas, 10 kipas angin, 13 dispenser, 4 blender serta ratusan hadiah hiburan lainnya,” ujar Muhdi.
Yuli dan Fachrudin, keduanya karyawan UM Magelang menjadi yang paling beruntung karena masing-masing berhasil membawa pulang satu unit sepeda motor yang disediakan oleh sponsor utama yakni Bank Jateng dan Bank Mandiri Syariah Cabang Magelang. Hadiah diserahkan oleh masing-masing pimpinan kedua bank tersebut disaksikan oleh Rektor UM Magelang Eko Muh Widodo.
Di hari berikutnya yakni Senin (9/10), giliran Heri Susanto yang beruntung. Ia berhak mendapatkan uang tunai senilai 500 ribu rupiah setelah berhasil mendapatkan balon berhadiah yang ditemukannya di tengah sawah saat ia sedang mencari rumput, Ahad (8/10) siang. Warga Desa Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo itu kemudian menukarkan hadiah tersebut kepada panitia di FEB, Kampus 1 UM Magelang. Heri tidak menyangka bakal menemukan balon berhadiah tersebut. Uang tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tambahan keluarganya.
HUMAS
Oct 9, 2017 | Berita
Prof. Dr. Muhammad Japar, M.Si, Kons menjadi guru besar pertama di UM Magelang setelah Perguruan Tinggi Muhammadiyah tersebut berusia 53 tahun. Upacara Pengukuhan Guru Besar diadakan Sabtu, 7/10 di Auditorium Kampus 1 UM Magelang dalam acara Sidang Terbuka Senat UM Magelang. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Guru Besar Prof. Dr. Muhammad Japar, M.Si, Kons dibacakan oleh Sekretaris Senat, Ns. Sigit Priyatno, M.Kep. Adapun pengukuhan dilakukan oleh Rektor UM Magelang, Ir. Eko Muh Widodo MT selaku ketua senat dengan mengalungkan samir guru besar serta menyerahkan SK disaksikan oleh seluruh tamu undangan.
Usai dikukuhkan, Japar yang merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Bimbingan dan Koseling itu menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Penemuan dan Pengembangan Spiritualitas di Tempat Kerja sebagai Salah Satu Usaha Mewujudkan Visi UM Magelang : Unggul dan Islami. Dalam pidatonya, Japar antara lain menyampaikan bahwa kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yang mengajak umat manusia untuk cerdas dalam memilih atau memeluk salah satu agama yang dianggap benar.
Beberapa teori disampaikan oleh Japar di hadapan tamu undangan, antara lain Wakil Walikota Magelang beserta jajaran Muspika Magelang serta Ketua Pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di wilayah Kedu. Rektor dari beberapa perguruan tinggi di wilayah Jawa Tengah juga hadir dalam acara tersebut.
Japar mengungkapkan pendapat Howard tentang empat aspek dalam spiritualitas yakni makna hidup yang berhubungan dengan diri sendiri, bagi orang lain, alam dan lingkungan, serta berhubungan dengan Tuhan. Dalam penelitian terhadap remaja yang dilakukannya tahun 2014 menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas remaja awal berada pada tingkat baik. “Remaja yang memiliki spiritualitas tinggi memiliki penyesuaian yang tinggi, baik fisik maupun sosialnya,” ujar suami Dr. Purwati, MS, Kons tersebut.
Adapun pengembangan spiritualitas di tempat kerja menurut bapak tiga anak itu, perlu ditingkatkan. Kegiatan Darul Arqam bagi pegawai UM Magelang misalnya, tidak hanya berupa kajian Islam dengan pengayaan kognitif atau intelektualnya saja, tetapi diharapkan dapat menjangkau aspek afektif dan tingkah laku dengan adanya laporan diri dan monitoring. “Spiritual pegawai UM Magelang menentukan kualitas pengabdian pada institusi pada khususnya, dan kualitas hidup pada umumnya,” pungkas Japar yang berusia 59 tahun itu.
Dra. Windarti Agustina, Wakil Walikota Magelang yang hadir dan menyampaikan sambutan mengatakan, peran profesor atau guru besar sangat dinanti oleh masyarakat karena gelar profesor merupakan penanda bahwa yang bersangkutan adalah orang yang berpendidikan dan dapat mengamalkan ilmunya untuk kemslahatan manusia. Hal tersebut juga disampaikan oleh Prof. Dr. Noor Rochman Hadjam dari PP Muhammadiyah yang mengatakan bahwa masyarakat mengharapkan peran atau andil dari seorang guru besar untuk kehidupan yang lebih baik.
HUMAS
Oct 6, 2017 | Berita
Pengembangan mutu madrasah di daerah sering dihadapkan pada masalah-masalah yang cukup fundamental, diantaranya pemahaman tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dari pengelola yang kurang sehingga akan berdampak pada pelaksanaan proses pendidikannya. Selain itu kondisi obyektif dari guru dan sumber daya terlibat memiliki kemampuan yang terbatas dalam mendukung proses pembelajaran berkualitas, serta minimnya dukungan dari para pemangku kepentingan untuk pengembangan madrasah baik secara moril maupun materiil.
Demikian disampaikan Ahwy Oktradiksa, selaku ketua tim Program Kemitraan Universitas (PKU) bagi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Madukoro dan Wonogiri Kabupaten Magelang melalui Implementasi Standar Nasional Pendidikan Dasar dalam Pengembangan Mutu Madrasah beberapa waktu lalu.
“PKU ini merupakan kegiatan yang dikompetisikan dan difasilitasi oleh UM Magelang sebagai wadah pengabdian kepada masyarakat bagi dosen sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Tim kami beranggotakan Kanthi Pamungkas Sari dan Nurma Dewi Solikhah (Program Studi PGMI) yang melaksanakan kegiatan selama tiga bulan mulai bulan Agustus ”, jelas Ahwy
Kepala MIM Madukoro Uswatun Hasanah mengatakan, pihaknya bermaksud melakukan perbaikan manajemen madrasah dan peningkatan kualitas tenaga pendidik dalam pembelajaran dengan harapan prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu ia menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh dosen UM Magelang tersebut.
Kanthi Pamungkas Sari mengatakan, berdasarkan kondisi obyektif yang ada, kedua madrasah yakni MIM Madukoro dan MIM Wonogiri mengajak bermitra dengan tim pelaksana untuk melakukan kegiatan yang meliputi sosialisasi SNP, penyusunan dokumen mutu madrasah dan menentukan rencana tindakan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan serta pembuatan media pembelajaran bersama tenaga pendidik di masing-masing madrasah.
Kanthi memaparkan bahwa metode yang digunakan dalam program kemitraan ini adalah Participatory Rural Apraisal (PRA), dimana semua elemen pengelola kedua madrasah dilibatkan secara aktif mulai dari pemetaan, perencanan, penyusunan dokumen maupun media sampai dengan evaluasi.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap SNP serta bertambahnya dokumen mutu madrasah. Disamping itu juga agar kedua MIM tersebut memiliki media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan publikasi ilmiah,” tandas Kanthi.
HUMAS
Oct 5, 2017 | Berita
Untuk mewujudkan panti asuhan yang bebas dari kejahatan seksual pada anak, Ari Suryawan, M.Pd. dan Chrisna Bagus Edhita Praja, S.H.,M.H, keduanya dosen UM Magelang mengadakan kegiatan sosialisasi bertema “Pemberdayaan Pengasuh dalam Meminimalisir Kejahatan Seksual pada Anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Magelang”
Saat ditemui di ruang kerjanya, Ari yang merupakan dosen FKIP dan Chrisna yang merupakan dosen FH UM Magelang menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk pengabdian aplikatif sesuai dengan bidang studi yang menjadi concern keduanya yakni bidang pendidikan dan ilmu hukum. “Sosialisasi ini bertujuan untuk menguatkan peran pengasuh di Panti Asuhan Muhammadiyah di Kota dan Kabupaten Magelang dalam meminimalisir kekerasan seksual pada anak di Panti Asuhan. Disamping itu juga untuk meningkatkan kualitas hidup anak asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Magelang,” ujar Ari.
Adapun Chrisna menambahkan, kegiatan itu dilakukan untuk mensosialisasikan Undang – Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, serta yang tak kalah penting yakni membuat regulasi di panti asuhan yang dapat meminimalisir tingkat depresi anak.
Dalam acara yang diadakan dua hari di Ruang Rapat Kantor LPP UM Magelang beberapa waktu lalu itu, sebanyak delapan peserta yang diundang. Mereka adalah perwakilan pengasuh di enam panti asuhan Kota dan Kabupaten Magelang. “Format kegiatan berupa Workshop yang diawali dengan Pre Test, Sosialisasi dan Diskusi serta Post Test, “ kata Ari.
Di hari pertama, setelah mengikuti pre test, para peserta mendapatkan sosialisasi bertema “Bahaya Kejahatan Seksual Anak” yang disampaikan oleh Ari, serta materi tentang “Perlindungan Hukum bagi Anak Korban Kejahatan Seksual” yang disampaikan oleh Chrisna. Di hari berikutnya para peserta berdiskusi dalam kelompok (FGD) membahas tema “Upaya Memimalisir Kejahatan Seksual pada Anak di Panti Asuhan”.
Chrisna menjelaskan, setelah mengikuti kegiatan tesrebut, para peserta mengikuti post test yang hasilnya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengasuh panti asuhan Muhammadiyah di Kota dan Kabupaten Magelang mengenai bahaya dan cara mengantisipasi kejahatan seksual pada anak. Selain itu, lanjut Chrisna, para pengasuh panti asuhan diharapkan mendapatkan gambaran perkembangan teknologi dan informasi agar mereka mampu menghapuskan potensi kejahatan seksual terhadap anak.
Ari menambahkan, kegiatan dilakukan dengan metode pendampingan secara komprehensif kepada pengasuh melalui sosialisasi serta pembuatan regulasi serta buku saku yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam mengantisipasi kejahatan seksual pada anak.
Taryati, salah satu peserta sosialisasi yang merupakan Pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Magelang merespon gembira kegiatan tersebut. Bagi dia dan penngasuh panti lainnya, kegiatan yang dilakukan dua dosen UM Magelang tersebut merupakan yang pertama dilakukan. Melalui kegiatan tersebut ia dapat mengetahui tentang bentuk-bentuk kejahatan seksual pada anak termasuk langkah pencegahannya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat kontinyu dilakukan berupa pendampingan sehingga perlu adanya kerja sama.
HUMAS
Oct 2, 2017 | Berita
Untuk membahas tentang pencirian program studi, FKIP UM Magelang mengadakan seminar dan workshop selama dua hari yakni Kamis dan Jumat tanggal 28 hingga 29 September di Gedung FKIP Kampus 1 UM Magelang . Ela Minchan, penanggungjawab kegiatan mengatakan, di hari pertama yakni seminar bertema Pembelajaran Abad 21 Berbasis Media Inovatif dengan menghadirkan dua nara sumber yakni Nurizal, Ph.D, dosen UGM yang juga yang merupakan founder Gerakan Sekolah Menyenangkan.
Sedangkan Shayne M.Ed, Tracey M.Ed, dan Fabio M.Ed merupakan tim pembicara dari Singapore International School (SIS) Semarang. Ketiganya berasal dari Australia dan Amerika. Mereka membahas tentang Media pembelajaran di Abad 21. “Seminar tersebut dihadiri 74 peserta yang terdiri dari Kepala sekolah, guru, alumni, organisasi profesi, mahasiswa, dan dosen FKIP UM Magelang, “ujar Ela.
Adapun di hari kedua berupa workshop untuk tiga program studi yang ada di FKIP UM Magelang yakni PGSD, PG PAUD, dan Bimbingan Konseling (BK) dengan pemateri Pramawati (alumni Prodi BK), Ika (alumni PG PAUD yang menjadi guru berprestasi). Pemateri dari PGSD yakni Dr. Tadziroatun Musfiroh, seorang pakar multiple intellegence dan Nasrul Harahap, kepala sekolah dan praktisi multiple intellegence.
Ela menambahkan, peserta di hari kedua sebanyak 80 orang yang berasal dari dosen, alumni dan mahasiswa FKIP UM Magelang serta Kepala SD. “Kegiatan selama dua hari tersebut menghasilkan roadmap pencirian prodi yang berlandaskan Catur Dharma PT serta mendukung kegiatan positif untuk menciptakan pencirikhasan pada masing-masing prodi yang ada di FKIP UM Magelang,” ujar Ela.
HUMAS
Oct 2, 2017 | Berita
Persaingan kerja merupakan tantangan terbesar bagi perguruan tinggi untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Untuk itu Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UM Magelang mengadakan layanan pusat karir bagi mahasiswa pada Senin hingga Kamis (02-05/10). Kegiatan yang mengusung tema “Mengenal Dunia Kerja” tersebut diadakan LPMA yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang.
Ketua panitia kegiatan, Irham Nugroho M.Pd.I, mengatakan, kegiatan pengenalan dunia kerja tersebut dikhususkan bagi 750 mahasiswa semester 7 UM Magelang. “Karena jumlah mahasiswa yang tidak memungkinkan untuk dijadikan satu, maka kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 hari. Hari pertama (Senin) untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), hari kedua (Selasa) untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Hukum (FH), hari ketiga (Rabu) untuk mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Teknik (FT), dan di hari terakhir (Kamis) untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes),” kata Irham dalam laporannya.
Drs. Mujahidun, M.Pd, Wakil Rektor WR 3 Bidang Kemahasiswaan UM Magelang yang membuka acara berpesan kepada mahasiswa agar kegiatan tersebut bisa dijadikan bekal untuk para mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Ia meng-ungkapkan bahwa kegiatan itu merupakan salah satu service UM Magelang untuk calon alumni selain pembekalan lain berupa softskill serta enterpreneurship.
Dua pemateri menjadi nara sumber dalam acara yang diadakan di Aula Fikes itu. Keduanya yakni Ahmad Rasyid Hendarto,S.Psi, dan Rahmawati, S.H. Dalam materinya, Ahmad Rasyid Hendarto yang menjabat sebagai HRD PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membagikan tips dan pengalamannya ketika melamar pekerjaan. Ia memberikan tips tentang bagaimana memilih pekerjaan yang sesuai dengan keinginan sampai ke tahap interview dan psikotes. “Ketika kita ingin melamar suatu pekerjaan, ada hal-hal yang harus dipersiapkan, pertama pilih perusahaan yang diminati, kemudian pilih sesuai minat dan keahlian. Dan yang terakhir adalah sesuaikan gaji dengan keinginan kita,” jelas Rasyid.
Adapun Rahmawati, S.H yang bekerja sebagai pengawas Audit di PT PNM, menyampaikan, pekerjaan haruslah disenangi dari hati terlebih dahulu. “Memulai sebuah karir itu tidak harus dimulai dari jabatan tinggi, bisa mulai dari jabatan apa saja. Hal terpenting adalah kita mau berusaha dan berdoa,” tutur Rahma. Ia juga menceritakan perjuangannya dari mulai menjadi marketing sebuah bank swasta hingga dirinya menjadi pengawas audit PT PNM yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
HUMAS