Aug 28, 2017 | Berita
Setelah mengikuti seleksi ketat, akhirnya lima mahasiswa UM Magelang dinyatakan lolos mengikuti Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Untuk Negeri (KKNMU) Periode IV Tahun 2017. Kelima mahasiswa tersebut yakni M. Wahid Ibrahim (Prodi Manajemen), Novi Ariyani (Prodi Ilmu Keperawatan), Suparti (Prodi Ilmu Keperawatan), Elmi Miftakhul Janah (Prodi Akuntansi), serta Wahyu Aisyatul (Prodi Manajemen).
Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat LP3M UM Magelang Dra. Retno Rusdijati M.Kes menuturkan, seleksi kepesertaan KKNMU di UM Magelang telah dilakukan pada bulan April lalu dengan diikuti 19 peserta. Setelah dinyatakan lolos, kelima mahasiswa tersebut kemudian dibekali dengan pelatihan dan ketrampilan, antara lain pembuatan gula semut yang dilakukan di Candimulyo Kabupaten Magelang. “Selain itu mereka juga dibekali dengan pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk dapat diaplikasikan saat pelaksanaan KKN,” ujar Retno.
Retno menambahkan, UM Magelang merupakan satu dari 29 PTM dan PTA se-Indonesia yang mengikuti kegiatan KKNMU Periode IV yang dipusatkan di Kabupaten Ogan Ilir Palembang Sumatera Selatan. Selain Retno, Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT beserta Ketua LP3M UM Magelang Dr. Heni Setyowati ER, S.Kp,M.Kep juga turut mengantar kelima mahasiswa UM Magelang ke lokasi KKNMU.
Selama satu bulan mulai tanggal 1 hingga 30 Agustus 2017 para peserta berada di lokasi KKN. Di sana, kelima mahasiswa UM Mgelang berbaur dengan peserta KKN dari PT lainnya. Sebelum diterjunkan ke lokasi KKN, pada tanggal 31 Juli mereka mendapatkan pembekalan serta pembentukan kelompok serta pembuatan rencana program kerja. Dengan menggunakan jas almamater masing-masing PT, ke-433 peserta KKNMU tersebut menuju lokasi KKN yang tersebar di 45 desa dalam empat kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir.
Retno berharap para peserta KKNMU dapat memberikan kontribusi positif bagi kegiatan pengabdian di UM Magelang serta mempunyai nilai plus bagi mahasiswa yang bersangkutan dalam hal wawasan dan kepribadian. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Memasuki tahun ketiga setelah mengadakan MoU dengan Khon Kaen University (KKU) Thailand, UM Magelang kembali melakukan program student exchange dengan mengirimkan lima mahasiswa Fikes. Acara pelepasan dilakukan hari Jumat 3/8 di Aula Fikes. Kelima mahasiswa tersebut yakni Umi Amimah S.Kep, Dian Aulia Kurniawati S.Kep, Lailatul Chasanah S.Kep, Mia Rose Hayati S.Kep, dan Virgiawan Setya Budi Herlambang S.Kep.
Puguh Widiyanto, M.Kep, Dekan Fikes saat menyampaikan sambutan menyampaikan, tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga Fikes, dalam hal ini Program Studi Profesi Ners mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di KKU Thailand. “Pada tahun pertama ada 11 mahasiswa yang berangkat mengikuti program pertukaran mahasiswa. Kemudian pada tahun kedua yakni pada tahun 2016 sebanyak enam mahasiswa,” ujar Puguh yang akan melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Puguh mengungkapkan, program tersebut berjalan selama selama sebulan tepatnya mulai tanggal 7 Agustus hingga 2 September 2017. Kelima mahasiswa tersebut telah lulus tes kompetensi yang diambil serta dapat berbahasa Inggris dengan nilai TOEFL minimal 450. Mereka akan melakukan pembelajaran tutorial simulasi dan praktek di rumah sakit serta di masyarakat.
Selain itu, lanjut Puguh, dari delapan item kegiatan yang akan dilakukan, salah satunya adalah cultural trip yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kebudayaan masyarakat di sana. “UM Magelang memberikan bantuan berupa living cost selama sebulan,” imbuhnya. Rektor UM Magelang yang turut melepas kelima mahasiswa tersebut mengungkapkan, selain student exchange program kegiatan lain yang yang dilakukan sebagai follow up dari MoU yang ditandatanganinya adalah program magang tenaga kependidikan dari KKU yang telah dilakukan di Fikes UM Magelang.
Kepada orang tua kelima mahasiswa yang turut hadir pada acara itu Rektor menyampaikan bahwa biaya untuk transportasi yang dikeluarkan janganlah dipandang sebagai cost semata, tapi hendaknya dipandang sebaga benefit bagi dirinya, keluarga, lingkungan masyarakat serta institusi sehingga lebih bernilai.
Sesampainya di Thailand, kelima mahasiswa tersebut akan didampingi oleh Ns. Adi Subrata M.Kep, dosen Prodi Keperawatan Fikes UM Magelang yang tengah menempuh studi S3 di Mahidol University Thailand melalui jalur beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenristek Dikti Tahun 2016. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Bahasa Inggris merupakan bahasa pergaulan dunia. Pada institusi pendidikan tinggi seperti di UM Magelang banyak literasi dan surat menyurat yang menggunakan Bahasa Inggris. Menyadari hal tersebut, Pusat Bahasa UM Magelang mengadakan Pelatihan Bahasa Inggris untuk Tenaga Pendidikan (Tendik) UM Magelang, Rabu 9/8.
Pelatihan bahasa yang dibuka oleh Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) UM Magelang, Siti Umi Khudzoifah, S.H, tersebut diadakan di lantai 3 Aula Rektorat UM Magelang dengan diikuti 50 peserta yang terdiri dari pegawai TU, teknisi, maupun operator.
Dua pemateri internal dihadirkan dalam pelatihan tersebut yaitu Tuessi Ari Purnomo, S.T., M.Tech., MSE, dosen FT UM Magelang dan Umi Rachmawati, M. Pd, Ketua Pusat Bahasa UM Magelang. Tuessi menyampaikan materi tentang dasar-dasar percakapan yang sering digunakan dalam kantor, seperti greeting, introducing,offering help, dan telephoning. “Penggunaan Bahasa Inggris dalam sehari-hari dapat dimulai dengan ucapan. Contohnya Good Morning, How are you, ataupun sekedar mengucapkan kata good bye, “ ujar Tuessiyang sering melakukan lawatan ke luar negeri itu.
Sedangkan Umi membahas materi tentang penngunaan dan pembuatan surat resmi serta e-mail. Ia berharap kedepannya Bahasa Inggris dapat digunakan dalam lingkup kerja UM Magelang “Akan lebih baik lagi apabila nantinya para Tendik UM Magelang dapat melayani dengan menggunakan Bahasa Inggris,” tambahnya.
Pelatihan yang bertujuan untuk mengasah keterampilan percakapan Bahasa Inggris para Tendik UM Magelang tersebut akan diadakan dalam dua gelombang, yaitu gelombang 1 di bulan Agustus dan gelombang 2 direncanakan berlangsung bulan September. “Pembagian menjadi dua gelombang tersebut untuk mengatasi peserta yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Selain itu, alasan kurang efektifnya materi yang disampaikan apabila terlalu banyak peserta juga menjadi bahan pertimbangan Pusat Bahasa melakukan pembagian tersebut,” tandas Umi.
Acara yang berlangsung selama empat jam tersebut mendapat respon positif dari para peserta. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta mengikuti praktik saat materi Tueesi dan Umi berlangsung. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Sabtu, 12/8, Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UM Magelang mengadakan dua acara sekaligus dalam waktu bersamaan. Kegiatan tersebut dilakukan di dua lokasi berbeda. Acara pertama diadakan oleh Prodi D3 Farmasi berupa Pelatihan Pembuatan Kosmetik Tradisional yang mengusung tema “Cantik alami dengan pemanfaatan bahan alami sebagai kosmetika tradisional.” Acara yang diadakan di Aula Fikes itu diikuti 35 orang peserta yang terdiri dari dosen farmasi, perwakilan mahasiswa farmasi dan perwakilan dosen keperawatan.
Kegiatan itu dibagi dalam dua sesi yakni sesi materi dan sesi praktek dengan pemateri Ariyadi Yuniyanto, S.Farm, Apt yang merupakan owner CV Cendani Khatulistiwa dan CV Cendani Spa. Selain sebagai entrepeneur, Ariyadi juga menjadi dosen farmasi di UMY dan sering mengisi pelatihan kosmetik di berbagai kampus. Dalam materinya, Ariyadi menyampaikan bagaimana cara melihat sebuah peluang usaha dari sudut pandang mahasiswa farmasi.
“Kita harus memiliki pola pikir yang berbeda sebagai seorang apoteker, sehingga mampu bersaing dengan para entrepreneur,” kata Ari. Usai mengikuti materi, para peserta melakukan praktek di ruang laboratorium Farmasi yakni tentang cara pembuatan kosmetik tradisional dengan menggunakan bahan baku alam.
Kegiatan pelatihan tersebut menurut ketua panitia, Widarika Santi Hapsari, M.Sc.,Apt, untuk menambah wawasan peserta tentang bahan alam dan meningkatkan keterampilan dari prodi farmasi dalam membuat kosmetik bahan alam. “Salah satu tujuan diadakan pelatihan adalah untuk menunjang visi Prodi Farmasi UM Magelang dengan keunggulan di bidang farmasi bahan alam,” ujar Wida.
Adapun kegiatan lainnya yakni Uji Kompetensi untuk Mahasiswa D3 Prodi Keperawatan. Uji kompetensi yang diadakan oleh Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPVIKI) itu diikuti oleh 73 mahasiswa yang terdiri dari 46 mahasiswa dari UM Magelang dan 27 mahasiswa dari Akper Pemkab Purworejo. Uji kompetensi tersebut diadakan untuk para mahasiswa keperawatan yang sudah dinyatakan lulus dan akan mengikuti wisuda pada bulan September 2017. Mereka harus mengikuti Uji Kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai Perawat dari AIPVIKI.
“Para mahasiswa harus mendapatkan STR dulu sebagai syarat wisuda perawat,” kata Ns. Margono, M.Kep. dosen Fikes UM Magelang yang menjadi pengawas ujian. Uji kompetensi ini, lanjut Margono, dilakukan setiap dua tahun sekali, dan pada tahun ini diadakan di UM Magelang. Margono menambahkan, bahwa tempat diadakannya uji kompetensi berdasarkan jumlah terbanyak mahasiswa yang ikut. “Karena mahasiswa UM Magelang lebih banyak yang mengikuti uji kompetensi maka diadakan di UM Magelang,” pungkasnya. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa dan stakeholder merupakan harapan yang ingin dicapai oleh FKIP UM Magelang. Untuk tujuan itulah, FKIP UM Magelang mengadakan Workshop Pelayanan Prima selama dua hari, Selasa dan Rabu (15-16/08).
Ketua panitia kegiatan Khusnul Laili, M.Pd mengatakan, workshop diikuti oleh 38 peserta terdiri dari dosen dan tenaga kependidkan (tendik) di lingkungan FKIP UM MAGelang. “Kegiatan yang diadakan di Ruang Sidang FKIP itu menghadirkan motivator Fuzna Marzuqoh SH.Hc dan dosen FH UAD Gatot Sugiharto, SH,M.H., “ kata Khusnul.
Dalam motivasinya, Fuzna Marzuqoh antara lain menyampaikan, poin terpenting dalam pelayanan adalah senyum. “Dalam memberikan pelayanan yang terbaik, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan banyak senyum,” ungkapnya. Selain itu ia juga membahas mengenai penampilan seseorang sebagai sosok figur yang melayani customer. Khusnul menambahkan, negara Jepang memiliki alat untuk mendeteksi senyuman. “Jadi, di Jepang orang akan dihadapkan pada alat pendeteksi tersebut, dan apabila senyumnya kurang mencukupi syarat, maka tidak diperbolehkan untuk bekerja,” kata Fuzna.
Dikemukakan lebih lanjut, ada beberapa yang harus dimiliki untuk menciptakan pelayanan prima. Poin pertama yaitu harus melayani dengan sepenuh hati. “Jangan ada beban di hati ketika melayani seseorang,” tandasnya. Poin kedua yaitu penampilan luar juga harus menunjang pelayanan. Setelah itu, poin yang terakhir yang harus dimiliki yaitu kemampuan pelayanan yang luar biasa (Service Excelence). “Kita harus memiliki pelayanan yang menimbulkan kesan tidak mudah dilupakan,” ujar wanita yang sering mengisi motivasi di berbagai tempat itu.
Setelah mengikuti workhsop seharian, esok harinya yakni Rabu (16/8) seluruh peserta mengikuti kegiatan outdoor yakni rafting di Sungai Elo. Selain sebagai ajang refreshing, kegiatan rafting juga dijadikan sebagai ajang melatih kerjasama tim dalam satu boat agar dapat mencapai tujuan bersama. (Humas)
Aug 28, 2017 | Berita
Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang keperawatan kritis khususnya dalam managemen DC shock dan Autometic Eksternal Debilitator (AED) serta penggunaan Resusitasi Jantung Paru Otak(RJPO), Progam Studi Profesi Ners Fikes UM Magelang mengadakan Seminar Keperawatan Regional, pada Sabtu (19/08). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang itu dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa Fikes serta para perawat di wilayah Magelang.
Seminar keperawatan regional yang mengangkat tema “Update Emergency Nursing and Critical Case dengan Aplikasi Service Excellent dalam Keperawatan” tersebut mendapat support dari Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh. Widodo, M.T. Dalam sambutannya ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara itu. Eko mengatakan bahwa pelayanan prima sangat diperlukan seorang perawat yang memilki jam kerja tidak tentu. “Pekerjaan perawat itu berbeda dengan dokter, bidan dan pekerja kesehatan lainnya, perawat dituntut harus siap dan prima dalam keadaan apapun,”ungkapnya.
Dukungan serupa juga disampaikan oleh Akhmad Baed, S.Kep,Ns, ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Profesi Ners Indonesia (PPNI) Kota Magelang. Akhmad mengucapkan terima kasih kepada prodi Profesi Ners UM Magelang yang telah mengadakan seminar tersebut. Seminar yang dipandu oleh dosen Keperawatan Fikes UM Magelang Ns. Sigit Priyanto, M.Kep. tersebut menghadirkan tiga pemateri, yaitu Al Afik, S.Kep;Ns,M.Kep, Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep;Ns,M.N.Sc (IC) dan Syaifudin, M.Kes.
Beberapa hal penting disampaikan, antara lain oleh Al Afik, yang menyampaikan salah satu peran perawat dalam masyarakat adalah menginformasikan apa dan gejala yang muncul pada pasien penyakit jantung sehingga masyarakat dapat mengobati penyakit jantung dengan cepat. Dalam seminarnya, Afik juga melakukan simulasi RJPO America Health Asossiation (AHA) 2015.
Materi yang kedua disampaikan oleh Syaifudin, M.Kes tentang aplikasi Service Excellent (pelayanan prima) dalam keperawatan. Sedangkan materi yang ketiga mengenai aplikasi Standarized Nursing Language pada paisen kritis. (Humas)