Nov 11, 2022 | Berita
Turut memeriahkan Hari Kesehatan Nasional, Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes), dan Poliklinik Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) mengadakan acara semarak Hari Kesehatan Nasional ke-58 dengan tema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku”. Serangkaian kegiatan digelar di lingkungan Kampus 2 UNIMMA pada Jumat (11/11).
Ns. Sambodo Sriadi Pinilih, M.Kep. SP.Kep.J, Ketua panitia mengatakan, tema yang diambil menggambarkan bangkitnya semangat dan optimisme seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang secara bersama, bahu membahu dan bergotong royong dalam menghadapi situasi pandemik. “Pada akhirnya, diharapkan masyarakat Indonesia dapat kembali sehat dan tumbuh untuk beraktifitas dan produktif,” tuturnya.
Acara dimulai dengan kajian Jum’at pagi bersama Ustadz Lanang Mudadi, S.Pd.I di Masjid Manaarul ‘Ilmi yang membahas tentang Al-Qur’an dan pola hidup sehat. Setelah itu dilanjutkan dengan senam sehat gembira bersama 200 mahasiswa di lapangan Fikes.
Selain itu, dibuka layanan pemeriksaan skrining penyakit tidak menular dengan target 100 orang, konsultasi kesehatan, dan donor darah dengan target pendonor sebanyak 25 orang. Disebutkan, layanan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang dan Puskesmas Mertoyudan.
Adapun maksud diadakannya kegiatan tersebut, selain untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-58 adalah untuk mengetahui secara dini gejala penyakit tidak menular pada dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kampus.
Nov 8, 2022 | Berita, HotNews
JAKARTA — Selain materi-materi utama, Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 November mendatang juga akan fokus memperkuat dua program yaitu dakwah komunitas, konsep tadayun atau pandangan keagamaan dan materi isu-isu strategis aktual.
Demikian disampaikan Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara virtual pada Senin (7/11) di acara Media Gathering yang diadakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Haedar menuturkan bahwa Muktamar Muhammadiyah dilakukan secara sistematis. Materi-materi yang dibahas dalam Muktamar 48 sudah dikirimkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Guru Besar Sosiologi ini menuturkan, bahwa penguatan program dakwah komunitas di muktamar ini kemanfaatannya bukan hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tetapi juga bagi bangsa di tengah dinamika yang dihadapinya.
Dari kacamata Haedar, di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan modernitas akan terjadi perubahan landskap dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa.
“Indonesia yang masyarakatnya punya budaya gotong royong dan relasi sosial masyarakatnya yang kuat akan tercerabut jika komunitas ini rentan. Maka Muhammadiyah akan memperkuat komunitas ini baik di pedesaan, perkotaan sampai tempat-tempat terjauh,” ucap Haedar.
Saat ini Muhammadiyah, mungkin menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki jaringan yang luas, kuat dan akuntabel. Jaringan yang terstruktur dengan rapi mulai dari pusat sampai ranting ini menurutnya merupakan modal besar dalam memperkuat dakwah komunitas.
Kedua, Muktamar ke-48 Muhammadiyah juga akan memperkuat konsep tadayun atau memperkuat basis, jiwa atau alam pikiran dan praktek beragama yang menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan. “Maka di Muktamar ini kita menyusun konsep besar sebagai tindak lanjut dari Islam Berkemajuan yang disebut dengan Risalah Islam yang Berkemajuan.” Imbuhnya.
Haedar menyadari bahwa terdapat masalah-masalah tertentu di umat beragama, sebagai mana masalah-masalah yang ada di entitas lain dengan berbagai afiliasi. Adanya politik identitas, kekerasan yang dikaitkan ke agama menjadi salah satu alasan disusunnya Risalah Islam yang Berkemajuan.
“Sesungguhnya juga bahwa ada di identitas lain itu ada banyak problem juga, hanya kita mungkin saat ini tidak membuka cakrawala itu saja,” imbuhnya.
“Kita ingin energi positif itu jauh lebih dikembangkan ketimbang energi negatif. Dan agama itu punya kekuatan dahsyat, dan dia merupakan sesuatu yang sakral untuk kita jadikan sebagai energi konstruktif, dan itulah Islam Berkemajuan,” lanjut Haedar.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh warga bangsa memenuhi ruang publik dengan energi positif. Dalam memajukan peradaban, negara harus bersatu dengan berbagai latarbelakang berbeda, dibalut dengan kekuatan agama, makan Indonesia akan menjadi kekuatan besar.
Terakhir atau yang ketiga dalah isu-isu strategis. Haedar menjelaskan bahwa isu strategis merupakan persoalan yang diambil dan Muhammadiyah memiliki kepentingan di dalamnya, untuk memberi solusi atas persoalan tersebut. Terkait isu strategis, Muhammadiyah bukan hanya mencoba melihat secara objektif dan jernih, tapi sudah menawarkan solusi, tidak hanya menemukan masalah.
“Satu diantaranya adalah tentang rezimentasi agama. Atau rezimentasi paham agama. Ini mungkin sesuatu yang baru ketika isunya tentang radikalisme agama, ekstrimisme agama, identitas politik agama dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Rezimentasi agama, kata Haedar, merupakan masalah di mana agama secara bias dan subyektif lalu ingin disenyawakan dengan negara dan menjadi kekuatan negara. Menurutnya, hal itu berlawanan dengan ide dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Adhi Wa Syahadah.MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Selain materi-materi utama, Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 November mendatang juga akan fokus memperkuat dua program yaitu dakwah komunitas, konsep tadayun atau pandangan keagamaan dan materi isu-isu strategis aktual.
Demikian disampaikan Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara virtual pada Senin (7/11) di acara Media Gathering yang diadakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Haedar menuturkan bahwa Muktamar Muhammadiyah dilakukan secara sistematis. Materi-materi yang dibahas dalam Muktamar 48 sudah dikirimkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Guru Besar Sosiologi ini menuturkan, bahwa penguatan program dakwah komunitas di muktamar ini kemanfaatannya bukan hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tetapi juga bagi bangsa di tengah dinamika yang dihadapinya.
Dari kacamata Haedar, di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan modernitas akan terjadi perubahan landskap dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa.
“Indonesia yang masyarakatnya punya budaya gotong royong dan relasi sosial masyarakatnya yang kuat akan tercerabut jika komunitas ini rentan. Maka Muhammadiyah akan memperkuat komunitas ini baik di pedesaan, perkotaan sampai tempat-tempat terjauh,” ucap Haedar.
Saat ini Muhammadiyah, mungkin menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki jaringan yang luas, kuat dan akuntabel. Jaringan yang terstruktur dengan rapi mulai dari pusat sampai ranting ini menurutnya merupakan modal besar dalam memperkuat dakwah komunitas.
Kedua, Muktamar ke-48 Muhammadiyah juga akan memperkuat konsep tadayun atau memperkuat basis, jiwa atau alam pikiran dan praktek beragama yang menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan. “Maka di Muktamar ini kita menyusun konsep besar sebagai tindak lanjut dari Islam Berkemajuan yang disebut dengan Risalah Islam yang Berkemajuan.” Imbuhnya.
Haedar menyadari bahwa terdapat masalah-masalah tertentu di umat beragama, sebagai mana masalah-masalah yang ada di entitas lain dengan berbagai afiliasi. Adanya politik identitas, kekerasan yang dikaitkan ke agama menjadi salah satu alasan disusunnya Risalah Islam yang Berkemajuan.
“Sesungguhnya juga bahwa ada di identitas lain itu ada banyak problem juga, hanya kita mungkin saat ini tidak membuka cakrawala itu saja,” imbuhnya.
“Kita ingin energi positif itu jauh lebih dikembangkan ketimbang energi negatif. Dan agama itu punya kekuatan dahsyat, dan dia merupakan sesuatu yang sakral untuk kita jadikan sebagai energi konstruktif, dan itulah Islam Berkemajuan,” lanjut Haedar.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh warga bangsa memenuhi ruang publik dengan energi positif. Dalam memajukan peradaban, negara harus bersatu dengan berbagai latarbelakang berbeda, dibalut dengan kekuatan agama, makan Indonesia akan menjadi kekuatan besar.
Terakhir atau yang ketiga dalah isu-isu strategis. Haedar menjelaskan bahwa isu strategis merupakan persoalan yang diambil dan Muhammadiyah memiliki kepentingan di dalamnya, untuk memberi solusi atas persoalan tersebut. Terkait isu strategis, Muhammadiyah bukan hanya mencoba melihat secara objektif dan jernih, tapi sudah menawarkan solusi, tidak hanya menemukan masalah.
“Satu diantaranya adalah tentang rezimentasi agama. Atau rezimentasi paham agama. Ini mungkin sesuatu yang baru ketika isunya tentang radikalisme agama, ekstrimisme agama, identitas politik agama dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Rezimentasi agama, kata Haedar, merupakan masalah di mana agama secara bias dan subyektif lalu ingin disenyawakan dengan negara dan menjadi kekuatan negara. Menurutnya, hal itu berlawanan dengan ide dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Adhi Wa Syahadah.
Sumber: Release Panitia Muktamar
Nov 7, 2022 | Berita
Kelompok usaha Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) lolos dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) XIII Award 2022. Hal tersebut tertulis dalam pengumuman pada 1 November 2022 dengan nomor surat 7883/E2/KM.01.01/2022. KMI Award diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemdikbudristek sebagai ajang apresiasi dan anugerah kepada mahasiswa yang berwirausaha. Di tahun 2022, penghargaan tersebut akan diberikan pada sesi awarding pada Selasa (22/11) mendatang di UPN Veteran Jawa Timur.
Dengan mengusung nama usaha GOODANG, program yang dibimbing oleh Friztina Anisa, SE., MBA ini diikuti oleh tiga mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNIMMA, yaitu Amadhea Arinta Kusuma Putri (Prodi Manajemen), Kirey Hemalina Nugroho (Prodi Manajemen), dan Lani Christanty (Prodi Akuntansi).
Sesuai pengumuman kelolosan, tim akan diberangkatkan ke UPN Veteran Jawa Timur pada tanggal 22 hingga 25 November 2022. “Ini adalah pemberian award kali kedua. Sebelumnya sudah pernah kita ikuti di Universitas Brawijaya Malang. Kali ini, Insya Allah kita akan berangkat KMI award 2022 yang diselenggarakan di UPN Veteran Jatim dari tgl 22-25 November 2022. Ada expo usaha mahasiswa lolos pendanaan juga nanti di sana,” ujar Friztina.
Sebagai dosen pembimbing, Friztina merasa bangga atas prestasi yang diraih ketiga mahasiswanya. “Kita pasti bangga sekali dengan prestasi mahasiswa ini, menjadi satu dari ratusan kelompok yang lolos awarding bukan hal yang mudah. Walaupun ini hanya satu dari lima kelompok dari UNIMMA yang usahanya terdanai hibah yang lolos awardee,” tambahnya.
Ia berharap, ke depannya mahasiswa yang mendapatkan award bisa melanjutkan usahanya sehingga bisa menjadi motivasi untuk mahasiswa lainnya. “Semoga ini memotivasi adik tingkat untuk juga bersemangat membangun usaha bahkan berwirausaha, mengikuti berbagai kompetisi dan pendanaan hibah yang dilaksanakan oleh Ristekdikti sebagai bagian dari pembelajaran MBKM bahkan lebih lanjut menjadi usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraan dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Sementara Amadea, Ketua Tim mengungkapkan rasa senangnya dapat lolos mewakili UNIMMA. “Alhamdulillah seneng tapi ya deg-degan juga karena di sana kita besok harus presentasi. Untuk persiapannya ada materi dan juga riset pasar,” tuturnya.
Nov 5, 2022 | Berita, HotNews
SURAKARTA—Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada Sabtu (05/11) resmi menyelenggarakan Sidang Pleno I Muktamar ke-48 di Surakarta. Satu hal yang unik dari pelaksanaan Muktamar periode ini adalah dilakukan secara hybrid atau kombinasi online dan offline. Menurut Haedar Nashir, Muhammadiyah telah berpengalaman dalam menyelenggarakan sidang secara hybrid ini.
“Hari ini kita melakukan persidangan secara hybrid, maka insyaAllah kita sudah beradaptasi dengan ini, pembahasan dan persidangan akan berjalan lancar. Kalau pun ada kesulitan, kita akan mengatasinya dengan baik,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah ini dalam acara pembukaan Sidang Pleno I
Haedar mengatakan bahwa prosesi Muktamar secara hybrid merupakan tonggak baru bagi Persyarikatan. Meski demikian, ia turut mengingatkan agar Sidang Pleno I ini mesti dikawal, bermarwah utama, memberikan uswatun hasanah, dan bermanfaat bagi semesta kehidupan.
Dalam Sidang Pleno I ini, Agus Taufiqurrahman bertindak sebagai pimpinan sidang. Kegiatan dalam sidang ini hanya mendengarkan tanggapan dari peserta Muktamar atas materi Muktamar yang telah disiapkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun isi dari materi Muktamar ini meliputi laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2022, program Muhammadiyah 2022-2027, Risalah Islam Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyampaikan pengantar umum sebelum sidang berlangsung. Menurutnya, Muktamar secara hybrid ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah. Hal ini merupakan wujud dari paham Islam Berkemajuan yang senantiasa fleksibel dan dinamis dalam merespon perubahan zaman.
“Ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah, kita laksanakan sidang secara hybrid, yaitu online dan offline. Ada ratusan titik lokasi persidangan di seluruh Indonesia, semoga segalanya berjalan lancar,” ucap Mu’ti.
Sumber: Rilis Panitia Muktamar
Nov 4, 2022 | Berita
Sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah di wilayah jawa Tengah melaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Institut Teknologi Statistika dan Bisnis Muhammadiyah (ITESA) Semarang. Diantaranya adalah Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (UMKABA), Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora (STAIM). Acara digelar di Ruang Rapat ITESA pada Jumat (4/11).
Rektor ITESA, Dra. Wellie Sulitijanti., M.Sc. mengungkapkan keinginan ITESA agar bisa berkembang mengikuti Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) lainnya. “ITESA ingin berkembang seperti UNIMMA, UMJ, dan PTMA lainnya, jadi kami mengawali dengan lakukan kerjasama dengan beberapa PTMA ini sehingga kita semua bisa berkumpul dan berkomunikasi untuk mengembangkan perguruan tinggi bersama-sama. Harapannya ke depan bisa menjadi perguruan tinggi Muhammadiyah yang unggul secara tepat dan cepat mengikuti PTMA lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Lilik Andriyani, SE., MSi, Rektor UNIMMA menyampaikan harapannya di pertemuan tersebut, selain ajang silaturahim tetapi juga ada kebermanfaaatan yang bias didapatkan dari jalinan ini. “Secara kelembagaan iklim oraganisasi harus kondusif, strategi apapun yang kita buat kalo iklimnya belum kondusif ini tidak bisa berjalan,” ujarnya.
Nov 3, 2022 | Berita
Mahasiswa Program Studi (prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) meraih juara dua dalam ajang Internasional The 2nd ASEAN International Student Competition (AISC). Beranggotakan Ani Arifah, Sri Mulyani dan Witanti, dengan dosen pembimbing Norma Dewi Shalikhah, M.Pd.I, tim mendapatkan juara dalam kategori lomba non-akademik bertema Students Got Talent. Final perlombaan dilaksanakan pada Rabu (26/10) di Vietnam. Adapun kompetisi diselenggarakan oleh UNIMMA bersama Universiti Kuala Lumpur (UniKL) Malaysia, Thai Nguyen University of Economics and Business Administration (TUEBA) Vietnam, Polytechnic University of the Philippines (PUP) Filipina dan Khon Kaen Business School (KKBS) Thailand.
Pada perlombaan kali ini, tim Prodi PGMI UNIMMA mempertunjukkan sebuah tari yang diberi judul Tari Wonderland Indonesia. Karya video tersebut menarik karena mengangkat kebudayaan tari yang ada di beberapa Provinsi Indonesia yang hanya dituangkan dalam video berdurasi 4 menit. “Kita mengikuti lomba kategori non-akademik dengan menggunakan Tari Wonderland tersebut dengan tujuan untuk memperkenalkan Indonesia atas keanekaragaman budayanya yang beragam, sehingga Indonesia dikenal oleh banyak negara,” kata Sri.
Disebutkan, ide dalam perlombaan tersebut tidak diperoleh secara instan. Ada beberapa tarian yang dijadikan referensi dan proses menentukan tarian membutuhkan waktu yang lumayan lama. “Awalnya kami sudah memilih untuk menggunakan Tari Lathi, akan tetapi tidak jadi dengan pertimbangan kita mengikuti lomba internasional. Sebisa mungkin bagaimana caranya kita bisa mengenalkan Indonesia di lingkup Internasional,” tambahnya.
Pada proses pembuatan video, tim memutuskan untuk membuat video di Balkondes Kembanglimus, Borobudur.