Indonesia memiliki perwakilan diplomatik di 98 negara dan perwakilan konsuler di 34 negara serta KBRI di 139 negara di dunia. Saat ini sebanyak 2,7 juta WNI tinggal di seluruh penjuru dunia. Mereka berhak untuk mendapatkan perlindungan sama halnya dengan warga negara Indoensia lainnya yang berada di dalam negeri.

Menjadi tugas dari seorang diplomat sebagai perwakilan dari suatu negara untuk mewakili, merundingkan, mempromosikan, melindungi, dan melaporkan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan progress yang diperoleh dari kegiatan diplomasinya. Diplomasi yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan politik, sosial, dan budaya. Beberapa kasus seperti penculikan ABK, TKI yang mendapatkan hukuman mati serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) menjadi contoh kasus yang perlu mendapatkan perlindungan dari negara yang dilakukan melalui kegiatan diplomasi oleh para diplomat.

Di samping itu, Indonesia memiliki posisi yang lebih tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Hal itu didukung oleh kondisi geografis dan jumlah penduduk. Kondisi tersebut menguntungkan mengingat posisi ASEAN memainkan peranan penting dalam kancah internasional karena menjadi lingkar konsentrasi pertama politik luar negeri serta strategis secara geoekonomi dan geopollitik. Kementerian Luar Negeri memiliki peran strategis untuk turut serta mengawal Nawacita yang melindungi bangsa serta kemandirian bangsa.

Hal tersebut mengemuka dalam Kuliah Umum bertema Peran Kementerian Luar Negeri dalam Diplomasi Indonesia yang diadakan oleh perwakilan Tim Kemenlu di Aula Rektorat Lantai 3 UM Magelang, Kamis 6/10. Tim terdiri dari lima orang yakni Susapto Anggoro Broto yang pernah menjabat sebagai pejabat KBRI Capetown dan Kuala Lumpur, Dyah Wisnu Kusumawardani (KBRI Oslo), Ade Veronica Christie (KBRI Bangkok), Wasana Adi Nugraha (KBRI Bangkok), dan Oki Yanuar (KBRI Darwin, Australia). Selain dihadiri oleh 100 mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi UM Magelang, kegiatan itu juga dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan 3, pengurus Badan Pembina Harian (BPH) serta Dekan FE dan Dekan FE UM Magelang.

Susapto berharap kegiatan tersebut dapat membuka wawasan para mahasiswa serta memberikan kesempatan kepada mereka khususnya dari FH untuk magang di Kemenlu. Dekan FH, Basri MH merespon positif tawaran tersebut. Selain itu Rektor juga berharap agar kegiatan tersebut dapat menginisiasi kerjasama Kemenlu dengan UM Magelang.(YUDIA-HUMAS)