DOSEN UM MAGELANG GIAT LAKUKAN PENELITIAN KLASTER UTAMA

Seiring dengan ditetapkannya penelitian (dosen) UM Magelang ke dalam klaster utama oleh Kemenristek Dikti melalui Penilaian Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi beberapa waktu lalu, seluruh dosen yang ada di UM Magelang harus bersiap untuk menghadapi tuntutan ekstra dari waktu sebelumnya.

Untuk itu, UM Magelang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) mengadakan kegiatan “Sosialisasi Penelitian, Pengabdian, dan HKI Menghadapi Klaster Utama” bagi 92 Dosen di lingkungan UM Magelang. Dr. Suliswiyadi, Ketua LP3M UM Magelang mengatakan, kegiatan yang diadakan beberapa waktu lalu itu (Senin 17/10) diikuti dosen yang memiliki pangkat asisten ahli, lektor, serta lektor kepala.

Sulis menambahkan, mereka mendapatkan materi dari tiga nara sumber yakni Rektor UM Magelang Ir Eko Muh Widodo MT yang menyampaikan materi tentang Peneguhan Komitmen Institusi,  Ketua LP3M yang menyampaikan Sosialisasi Klaster Utama, serta Ketua Hak Kekayaan InteIektual (HKI) UM Magelang Ir Moehamad Aman MT yang menyampaikan materi tentang Sosialisasi HKI.

“Sosialisasi tersebut penting untuk disampaikan khususnya bagi para dosen UM Magelang agar dapat mendorong mereka menyiapkan diri dan terlibat dalam penelitian klaster utama melalui skim yang telah ditentukan,” ujar Sulis. Ia menegaskan bahwa sosialisasi tersebut bertujuan agar para dosen bersiap diri menghadapi tuntutan kualitas penelitian dalam skim klaster utama. Disamping itu juga agar dosen UM Magelang bersiap mendapatkan hibah penelitian dari Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat (DRPM) Dikti tahun 2017 untuk pendanaan tahun 2018 senilai 6 hingga 10 milyar.

Rektor UM Magelang mengatakan, UM Magelang berkomitmen untuk mendorong laju penelitian yang lebih berbobot. “Skim dosen pemula yang tidak masuk dalam penelitian klaster utama akan didanai oleh UM Magelang sehingga semuanya akan mendapatkan porsi yang seimbang,” tanda Rektor. Hal tersebut merupakan payung hukum yang pasti sehingga memacu semangat termasuk dosen muda untuk turut berlomba melakukan penelitian yang selanjutkan dapat dipatenkan melalui lembaga HKI, ” imbuh Sulis.

Sulis optimis, para dosen UM Magelang mampu meningkatkan kualitas penelitian dan aktif melakukan kajian ilmiah sehingga dapat mendukung penilaian kinerja penelitian tersebut. Dari 265 PTS yang ada di Jawa Tengah, UM Magelang merupakan salah datu dari enam (6) PTS di Jawa Tengah yang berhasil masuk kategori penelitian klaster utama berdasarkan penilaian kinerja penelitian PT. Selain itu, dari puluhan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Jawa Tengah, hanya ada dua (2) PTM yang berhasil masuk dalam penelitian klaster utama tersebut, salah satunya adalah UM Magelang.(YUDIA-HUMAs)

MAHASISWA FIKES UM MAGELANG KOMPAK GELAR KEGIATAN

Dalam sehari, Jum’at 14/10, mahasiswa Fikes UM Magelang kompak mengadakan dua kegiatan yakni Semarak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia (SPHKJ) yang diadakan di Gedung Fikes serta Workshop Program Hibah Bina Desa (PHBD) di Aula Kelurahan Sumberejo Mertoyudan.

           SPKHJ yang digagas oleh BEM Fikes itu dirangkai dengan kegiatan donor darah, talkshow, dan konsultasi Psikologi gratis. Ubaidillah, Gubernur BEM Fikes mengatakan, donor darah diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari mahasiswa dan pegawai UM Magelang. Adapun talkshow bertema “Meningkatkan Ketahanan Jiwa Remaja untuk Indonesia Raya” diikuti oleh mahasiswa Fikes dan peserta dari luar UMM Magelang dengan pemateri Arum Widinugraheni dari RSJ Magelang.

”Untuk konsultasi psikologi dihandel oleh pengurus Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (Pikma) SuryaUnimma,” ujar Ubay. Kegiatan itu juga dirangkai dengan open recruitment volunteer Komunitas Peduli Schizophren Indonesia (KPSI) Simpul Magelang.

Adapun Workshop Rucemuk (Rumah Cegah Nyamuk) diadakan oleh Tim Pelaksana PHBD Budidaya Tanaman Hias sebagai Mosquito Repellent Anti Nyamuk yang merupakan kegiatan lanjutan dari program PHBD sebelumnya. Bintang Fauzia Muflikha, ketua Tim PHBD mengatakan, workshop diikuti oleh 20 peserta yang merupakan warga Kelurahan Sumberrejo yang sebelumnya mengikuti Lomba Rucemuk. “Workshop berisi penyampaian materi tentang Cara Menanam yang & Memelihara Tanaman Hias yang Benar oleh Bapak Supartono dari Dinas PTPP Kabupaten Magelang serta Teknik Pemasaran oleh Ibu Marlina Kurnia, Dekan FE UM Magelang,” terang Bintang.

Melalui workshop diharapkan para peserta dapat membudidayakan lima jenis tanaman hias yang telah diajarkan sebelumnya, serta dapat memasarkannya sebagai tambahan penghasilan. Lima jenis tanaman hias anti nyamuk itu yakni zodia, rosemary, geranium, marigold, dan lavender. “Dengan adanya showroom tanaman hias yang terletak di belakang Balai Kelurahan akan memudahkan masyarakat yang membutuhkan atau membeli tanaman hias tersebut,” imbuh Bintang. Showroom tersebut nantinya akan dikelola oleh warga setempat.

Dalam workshop para peserta juga mempraktekkan cara menanam yang benar termasuk teknik merawatnya. Para peserta mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut dan berharap dengan ditamannya tanaman repellent lingkungan di daerah Sumberrejo akan terlihat asri, rimbun dan indah karena setiap rumah memiliki lokasi pembudidayaan tanaman hias repellent anti nyamuk sendiri. “Tidak menutup kemungkinan pula Kelurahan Sumberrejo berpeluang menjadi wilayah percontohan sebagai wilayah yang siap menghadapi wabah DBD,” ungkap Rohmayanti M.Kep, dosen pembimbing PHBD.(YUDIA-HUMAS)

KEMENLU SAMBANGI MAHASISWA UM MAGELANG

Indonesia memiliki perwakilan diplomatik di 98 negara dan perwakilan konsuler di 34 negara serta KBRI di 139 negara di dunia. Saat ini sebanyak 2,7 juta WNI tinggal di seluruh penjuru dunia. Mereka berhak untuk mendapatkan perlindungan sama halnya dengan warga negara Indoensia lainnya yang berada di dalam negeri.

Menjadi tugas dari seorang diplomat sebagai perwakilan dari suatu negara untuk mewakili, merundingkan, mempromosikan, melindungi, dan melaporkan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan progress yang diperoleh dari kegiatan diplomasinya. Diplomasi yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan politik, sosial, dan budaya. Beberapa kasus seperti penculikan ABK, TKI yang mendapatkan hukuman mati serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) menjadi contoh kasus yang perlu mendapatkan perlindungan dari negara yang dilakukan melalui kegiatan diplomasi oleh para diplomat.

Di samping itu, Indonesia memiliki posisi yang lebih tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Hal itu didukung oleh kondisi geografis dan jumlah penduduk. Kondisi tersebut menguntungkan mengingat posisi ASEAN memainkan peranan penting dalam kancah internasional karena menjadi lingkar konsentrasi pertama politik luar negeri serta strategis secara geoekonomi dan geopollitik. Kementerian Luar Negeri memiliki peran strategis untuk turut serta mengawal Nawacita yang melindungi bangsa serta kemandirian bangsa.

Hal tersebut mengemuka dalam Kuliah Umum bertema Peran Kementerian Luar Negeri dalam Diplomasi Indonesia yang diadakan oleh perwakilan Tim Kemenlu di Aula Rektorat Lantai 3 UM Magelang, Kamis 6/10. Tim terdiri dari lima orang yakni Susapto Anggoro Broto yang pernah menjabat sebagai pejabat KBRI Capetown dan Kuala Lumpur, Dyah Wisnu Kusumawardani (KBRI Oslo), Ade Veronica Christie (KBRI Bangkok), Wasana Adi Nugraha (KBRI Bangkok), dan Oki Yanuar (KBRI Darwin, Australia). Selain dihadiri oleh 100 mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi UM Magelang, kegiatan itu juga dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan 3, pengurus Badan Pembina Harian (BPH) serta Dekan FE dan Dekan FE UM Magelang.

Susapto berharap kegiatan tersebut dapat membuka wawasan para mahasiswa serta memberikan kesempatan kepada mereka khususnya dari FH untuk magang di Kemenlu. Dekan FH, Basri MH merespon positif tawaran tersebut. Selain itu Rektor juga berharap agar kegiatan tersebut dapat menginisiasi kerjasama Kemenlu dengan UM Magelang.(YUDIA-HUMAS)

GUBERNUR JAWATENGAH APRESIASI MAHASISWA UM MAGELANG PERAIH MEDALI EMAS PON JABAR

Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah mengapresiasi Rahmawati, mahasiswa UM Magelang yang berhasil mengharumkan Jawa Tengah karena turut menyumbangkan emas dan perak cabor arung jeram Putri dalam PON XIX di Jawa Barat. Selain berdialog dengan Rahmawati, Gubernur juga berdialog dengan mahasiswa berprestasi lainnya yakni Muhammad Wahid Ibrahim, mahasiswa UM Magelang yang merupakan Duta Mahasiswa Genre Putra Jawa Tengah 2016.

Dialog tersebut dilakukan dihadapan peserta Kuliah Umum Bersama Gubernur Jawa Tengah Rabu 5/10 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang. Walikota Magelang beserta jajaran pimpinan Universitas dan pengurus Badan Pembina Harian (BPH) UM Magelang turut menjadi peserta kuliah umum, disamping para mahasisiwa yang antusias mengikuti acara yang diadakan siang hari tersebut.

            Rektor UM Magelang menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Gubernur di Kampus UM Magelang yang saat ini terus melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kualitas.

            Dalam kesempatan itu, Gubernur menekankan pentingnya pendidikan mental bagi generasi muda. “Revolusi mental yang dilakukan jangan malah menjadi revolusi mental alias terjungkal karena tidak adanya transparansi serta sikap sportif dalam berbagai hal,” katanya. Gubernur mencontohkan dalam pembuatan SIM, maka lakukan sesuai prosedur untuk menghindari makin suburnya praktek ilegal.

            Di akhir perkuliahan, Gubernur menyampaikan bahwa kita akan hebat kalau memahami integritas. “Untuk itu partisipasi generasi muda khususnya para mahasiswa sangat diperlukan untuk memperjuangkan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang,” pungkasnya. Sebagai ucapan terima kasih, Rektor UM Magelang memberikan cindera mata kepada Gubernur.(YUDIA-HUMAS)

PERPUSTAKAAN UM MAGELANG BAHAS BIBLIOTHERAPHY

Bibliotherapy atau terapi dengan menggunakan buku untuk mengatasi beberapa masalah merupakan seni terapi psikologi yang membantu seseorang untuk menguatkannya. Selaku orang tua dan juga guru, bibliotheraphy diperlukan sebagai referensi atau acuan dalam mendidik dan mengasuh anak.

Untuk mengetahui pentingnya bibliotheraphy tersebut, Unit Pelaksana Teknik (UPT) Perpustakaan UM Magelang mengadakan Seminar tentang Seni Mengemas Pengasuhan Anak dengan Pendekatan Bibliotheraphy hari Sabtu, 1/10. Zamzanah Wahyu Widayati, S.I. Pust Kepala UPT Perpustakaan UM Magelang mengatakan, sebanyak 130 peserta hadir dalam acara yang dibuka oleh Rektor UM Magelang itu. “Mereka berasal dari pustakawan berbagai perguruan tinggi di Jawa, bahkan ada peserta dari Papua. Selain itu peserta juga berasal dari kalangan guru dan pengelola perpustakaan dari tingkat TK hingga SMA di wilayah Kedu, ” ungkap Zanah.

Seminar menghadirkan dua pembicara yakni Wiji Suwarno M.Hum (Kepala Perpustakaan IAIN Salatiga) dan Dr. Riana Mashar (Wakil Dekan FKIP UM Magelang /Psikolog). Dalam makalahnya bertema “Kekuatan Buku dalam Mempengaruhi Jiwa dan Pemikiran Pembaca,” Wiji menyampaikan fakta bahwa hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca serius. “Hasil tersebut berdasarkan survei bahwa dari 60 negara, Indonesia menempati 4 dari bawah tentang minat bacanya,” ungkap Wiji.

Penulis beberapa buku tentang Perpustakaan dan Pustakawan itu menyadur pernyataan Qulyubi yang mengatakan bahwa satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu buku bisa mempengaruhi banyak kepala. “Termasuk bibliotheraphy yang dapat memberikan pengaruh bagi orang yang membaca buku tertentu, selain mengubah wawasan dan mengubah sikap.” Wiji menegaskan bahwa indikator kecerdasan moral seseorang akan dipengaruhi oleh integritas, tanggung jawab, kepedulian sosial, serta ungkapan rasa syukur.

Adapun Riana Mashar yang menyampaikan materi tentang “Penerapan Pola Asuh dalam Membentuk Pribadi yang Cerdas, Mandiri, dan Berkarakter“ mengungkapkan bahwa penyelesaian masalah anak perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan. “Bibliotheraphy merupakan salah satu teknik kreatif dalam konseling untuk membantu anak menyelesaikan masalah yang dihadapi,” ungkap Doktor lulusan UPI Bandung itu.

Dihadapan peserta seminar Riana mengungkapkan bahwa seni mengasuh anak diperlukan untuk mengetahui sejauh mana karakter anak terbentuk. “Secara tidak sadar, anak akan bercermin dari apa yang dikatakan atau dicap oleh orang lain tentangnya. Misalnya anak tersebut dikatakan sebagai anak nakal dan itu dikatakan secara berulang-ulang, maka secara tidak sadar anak tersebeut akan bersikap seperti yang dikatakan oleh orang lain terhadapnya, yakni menjadi anak nakal. Oleh sebab itu dalam mengasuh anak, katakan atau sampaikan hal-hal yang baik atau positif tentang diri anak tersebut sehingga dalam pikirannya akan terbentuk pola atau aura positif pula. Hal tersebut telah saya terapkan kepada anak saya yang ketiga dan Alhamdulillah dia menjadi lebih baik dari kakak-kakaknya,” jelas ibu tiga anak itu.(YUDIA-HUMAS)