IEDUL ADHA, UM MAGELANG ROADSHOW KE DUKUN DAN BENER

Sudah menjadi tradisi di UM Magelang untuk merayakan Iedul Adha di dua tempat sebagai ajang sosialisasi serta silaturahim. Tahun ini kegiatan “Semarak Iedul Adha” dilaksanakan di   Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun Magelang dan Desa Kaliboto Kecamatan Bener Purworejo.

Ketua Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (P3SI) UM Magelang, Agus Miswanto MA mengatakan, “Semarak Iedul Adha” dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 23-24/9. Pada hari Rabu tanggal 23/9 di Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun dan dan hari Kamis 24/9 di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.

            Agus menambahkan, UM Magelang, seperti halnya amal usaha Muhammadiyah lainnya melakukan sholat Iedul Adha pada hari Rabu 23/9 mulai pukul 06.30 WIB. Sholat Iedul Adha diadakan di halaman parkir Gedung Rektorat Kampus 2 UM Magelang serta di Lapangan Dusun Tanen Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun Magelang.

            Berbagai kegiatan yang digelar untuk menyemarakkan rangkaian Iedul Adha yakni pengobatan gratis, pengajian dan silaturahim, penyembelihan dan pembagian hewan qurban bagi masyarakat serta berbagai lomba anak-anak baik yang bersifat edukatif maupun hiburan. Jajaran pimpinan UM Magelang turut serta hadir dalam rangkaian kegiatan Iedul Adha di dua lokasi tersebut.

Takmir masjid Al-Fata Dusun Tanen, Dukun, Sardi, menyambut baik kegiatan tersebut yang sangat membantu warganya dalam menyemarakkan Iedul Adha. Ia berharap agar kegiatan seperti itu dapat mempererat silaturahmi antara UM Magelang dan warga sekitar selain sebagai bentuk nyata dari kepedulian UM Magelang terhadap masyarakat.

            Tahun ini UM Magelang mengumpulkan tiga ekor sapi dan dua ekor kambing. Dua ekor sapi didistribusikan di lokasi kegiatan dan satu ekor dibagikan untuk warga kampus dan sekitar kampus UM Magelang.(RIFA’I-HUMAS)

ANGGOTA POLRES MAGELANG KULIAH DI UM MAGELANG

Sebagai langkah progresif setelah melakukan MoU beberapa waktu lalu, UM Magelang mengadakan Sosialisasi di Polres Kabupaten Magelang hari Selasa (15/9) di Aula Polres Kabupaten Magelang.

            Diikuti 45 peserta yang berasal dari angggota Polres Magelang yang akan mengikuti kuliah di UM Magelang khususnya di Fakultas Hukum UM Magelang mulai Tahun Akademik 2015-2016. Seperti telah tertuang dalam MoU tentang peningkatan kualitas SDM di bidang akademik, kerja sama yang dilakukan kedua belah pihak berupa peningkatan kualitas anggota kepolisian Resor Magelang  dengan penyelenggaraan pendidikan Strata 1 (S-1) Program Studi Ilmu Hukum di UM Magelang.

            Dalam sosialiasi tersebut Kaprodi Ilmu Hukum UM Magelang Puji Sulistyaningsih MH menyampaikan tentang kurikulum yang digunakan dalam perkuliahan yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

“Kami membuat perencanaan program pendidikan serta menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar,” jelasnya. Adapun perkuliahan dilakukan selama delapan semester atau empat tahun di Kampus UM Magelang. Selain itu kedua belah pihak dapat melakukan penelitian dan kajian serta pengabdian kepada masyarakat untuk menunjang kegiatan akademis.

            Sesuai dengan kesepakatan dalam MoU, AKB Polisi Zain Dwi Nugroho SH SIK M.Si selaku Kapolres Magelang berkewajiban memberikan ijin kepada anggota Polres Magelang yang akan mengikuti kuliah di UM Magelang serta membayar biaya pendidikan yang ditentukan UM Magelang.

            MoU yang ditandatangani antara Rektor UM Magealng dan Kapolres Magelang itu berlaku selama empat tahun. MoU dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan evaluasi dan kesepakatan kedua belah pihak. “Bila akan  diperpanjang maka dilakukan koordinasi selambat-lambatnya enam bulan sebelum berakhirnya MoU,” tandas Basri, SH. MHum selaku Dekan Fakultas Hukum yang didampingi oleh tim dari FH UM Magelang.(YUDIA-HUMAS)

FE UM MAGELANG ADAKAN KULIAH UMUM

Saat ini situasi makro ekonomi Indonesia mengalami turbulensi dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD. Rupiah melemah hingga menyentuh level Rp.14.300 per USD merupakan level terendah yang pernah dicetak oleh Rupiah dalam 17 tahun terakhir.

            Berdasarkan fenomena tersebut, Fakultas Ekonomi UM Magelang tergerak untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran mengenai makro ekonomi melalui kuliah umum yang diadakan pada Senin 14/9. Acara bertema “Ekonomi Indonesia di Ambang Krisis?”, diadakan di Auditorium kampus I UM Magelang dan diikuti kurang lebih 600 peserta dari mahasiswa program studi Manajemen dan Akuntansi FE UM Magelang.

            Acara dibuka oleh Dekan FE Marlina MM, yang menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dapat disebabkan menurunnya permintaan masyarakat atas mata uang rupiah. Melalui kuliah umum tersebut, lanjut Dekan, para mahasiswa diharapkan menjadi paham dan memiliki pemikiran kritis mengenai fenomena-fenomena perekonomian yang terjadi di Indonesia.

            Pada kuliah umum tersebut, hadir sebagai pembicara yakni Prof. Dr. FX. Sugianto, dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Diponegoro. Sugianto menjelaskan, perekonomian dunia pada tahun 2015 ditandai dengan membaiknya Ekonomi AS dan Uni Eropa dan melemahnya ekonomi Tiongkok. Kinerja tersebut bersamaan dengan kecenderungan menurunnya berbagai macam komoditas dunia dibanding tahun lalu walau sudah ada kecenderungan meningkat.

            Sugianto menambahkan, dengan membandingkan berbagai indikator makro tersebut dapat diketahui bahwa posisi ekonomi Indonesia tidak seburuk tahun 1998, terutama pada industri perbankan, tidak terjadi kemacetan kredit yang tinggi. “Sistem stabilitas keuangan akhirnya berpengaruh pada stabilitas ekonomi yang lebih baik dibanding tahun 1998,” imbuhnya.

            Di akhir perkuliahan, Doktor di bidang Ekonomi Moneter itu juga menyinggung tentang kesiapan Indonesia menghadapi MEA dari segi perekonomian, antara lain dengan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dengan negara-negara ASEAN.(RIFA’I-HUMAS)

TELITI “TEKNIK KONSELING METAFORA” RIANA MASHAR RAIH GELAR DOKTOR

Pentingnya pemahaman dan implementasi tanggung jawab sebagai nilai karakter universal memerlukan penanganan yang tepat. Pada beberapa kasus, banyak siswa di usia dini masih belum memahami hal tersebut. Salah satunya adalah sebagian siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah 1 Alternartif (Mutual) Kota Magelang yang masih rendah dalam hal tanggung jawab.

Hal tersebut yang menjadi obyek penelitian Riana Mashar dalam disertasinya berjudul “Teknik Konseling Metafora untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Usia 6-7 Tahun di Kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang”. Melalui penelitan itu, Riana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling dari Universitas Pendidikan Indonesia beberapa waktu lalu (8/9).

Dalam disertasinya, dosen Prodi PAUD FKIP UM Magelang itu meneliti tentang efektivitas Teknik Konseling Metafora (TKM) untuk meningkatkan tanggung jawab siswa kelas 1 SD Mutual Kota Magelang. TKM merupakan pendekatan dengan cara bercerita menggunakan kiasan dengan tahapan khusus. Penelitian menggunakan teknik konseling yang dikemas dalam modul konseling bernama STAR KIDS (Story Teach A Responsibility for Kids).

Dalam hal ini Riana misalnya menggunakan cerita tentang seorang kakek yang bercerita kepada cucunya tentang srigala hitam dam srigala putih. “Srigala hitam dengan (melambangkan) karakter pemarah, angkuh, dan karakter buruk lainnya. Adapun srigala putih berkarakter pemberani, peduli, rendah hati serta karakter baik lainnya,” ungkap Riana yang pernah mendapatkan beasiswa dari Ohio State University tahun 2013 lalu. Ia mengungkapkan, melalui cara tersebut maka anak-anak dapat memahami metafora yang digunakan dan diharapkan dapat meningkatkan empati sebagai mesin moral untuk mendorong anak-anak berperilaku baik serta meningkatkan tanggung jawab.

Ibu tiga orang putra itu mengumpulkan data kuantitatif tanggung jawab siswa dengan teknik check list observasi dan kecerdasan yang diukur dengan Skala Raven seri SPM. Adapun pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara semi struktural dan focus group discussion (FGD).

Penelitian itu menghasilkan beberapa temuan. Pertama, TKM efektif untuk meningkatkan tanggung jawab siswa. Kedua, TKM lebih efektif untuk mengembangkan tanggung jawab sosial siswa. Ketiga, tidak terdapat perbedaan efektivitas TKM dalam meningkatkan tanggung jawab ditinjau dari kecerdasan siswa. Keempat, tidak terdapat perbedaan efektivitas TKM dalam meningkatkan tanggung jawab ditinjau dari jenis kelamin siswa.

Dengan demikian TKM dapat dipertimbangkan sebagai alternatif program peningkatan tanggung jawab siswa kelas 1 SD dan dapat diterapkan pada siswa dengan berbagai tingkatan kecerdasan serta efektif baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Selain itu Riana juga berkesimpulan bahwa terdapat perubahan peningkatan tanggung jawab siswa menurut pengamatan orang tua dan guru melalui TKM tersebut.

Riana Mashar merupakan Doktor ke-7 di UM Magelang. Dalam jangka waktu dekat jumlah dosen lulusan S3 tersebut masih terus bertambah sesuai dengan makin banyaknya dosen UM Magelang yang tengah menyelesaikan disertasinya saat ini.(YUDIA-HUMAS)

KULIAH UMUM FKIP UM MAGELANG

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang semakin dekat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Magelang menggelar kuliah umum dengan tema “Peluang dan Tantangan Guru Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015” pada Rabu 9/9 2015.

Acara yang diadakan di Auditorium Kampus I UM Magelang tersebut diikuti kurang lebih 500 peserta dari mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Guru PAUD, & Pendidikan Guru SD FKIP UM Magelang.

Acra dibuka oleh Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo, MT. Rektor yang mengatakan, menghadapi MEA 2015, para guru ataupun calon guru harus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. “Nantinya tidak ada lagi aturan yang membatasi para guru di Indonesia untuk bisa mengajar di Malaysia, Filiphina, Vietnam dan sebagainya,” ungkap Rektor.

Pada acara kuliah umum tersebut, hadir sebagai pemateri yakni Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Negeri Solo (UNS). Ravik Karsidi dalam materinya mengupas tuntas tentang peluang dan tantangan guru menghadapi MEA 2015. Ravik mengatakan, kemungkinan dampak negatif era keterbukaan MEA diantaranya akan terjadi hegemoni ideologi, terancamnya kedaulatan negara-negara, biaya pendidikan bisa mungkin mahal serta berubahnya tatanan sosial berubah.

Disamping dampak negatif, lanjut Ravik, MEA juga membawa dampak positifnya. “Menghadapi MEA 2015 adalah liberalisasi pendidikan yang bisa dianggap undangan sebagai peluanga yang bisa diambil agar suatu negara dapat naik kelas menuju suatu kemandirian bangsa, setara dan sejajar dengan negara yang lebih maju,” ungkap Ravik.

Ravik menambahkan, semakin siap negara membekali SDM-nya dengan mental dan keterampilan akan semakin siap untuk bersaing dengan negara lain menghadapi era keterbukaan MEA 2015.(RIFA’I-HUMAS)