Jun 6, 2018 | Berita
Keseriusan UMMagelang untuk kembali dapat merebut emas pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun ini direalisasikan dalam bentuk persiapan sedini mungkin. Untuk itulah Kelompok Kerja Bidang Penalaran Mahasiswa yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni (LPMA) UMMagelang mengadakan Monitroring dan Evaluasi (Monev) Internal PKM Tahun 2018. Acara yang diadakan Selasa (5/6) itu berlangsung hingga menjelang waktu berbuka puasa.
Ketua Pokja Septiyati Purwandari M.Pd mengatakan, monev internal terhadap 41 proposal PKM UMMagelang yang lolos pendanaan Dikti tahun 2018 dilakukan sebelum dilakukan monev eksternal. Monev dilakuakn sebagai upaya monitoring pelaksanaan PKM disamping juga untuk melakukan need assement permasalahan serta kendala dan progres yang ditemui dalam pelaksnaan PKM. “Selain itu juga untuk melatih persiapan serta performa mahasiswa dalam hal public speaking,” papar Septi.
Ia menambahkan, “Walaupun masih dalam taraf monev internal, kami tetap mengundang reviewer dari luar yakni Ipang Djunarko , M.Sc, Apt serta Trimurtini M.Pd sebagai reviewer yang kompeten menangani proposal PKM, disamping empat reviewer internal lainnya“ ungkap Septi.
Adapun keempat reviewer internal yakni Dr. Rochiyati Murniningsih MP, Dra. Retno Rusdjijati M.Kes, Oesman Raliby al Manan M.Eng, serta Prasojo Pribadi M.Sc. Ke-41 proposal yang direview dibagi dalam dua ruangan di Gedung Fikes. Septi menjelaskan, setiap kelompok mempresentasikan pelaksanaan PKM sesuai proposal di hadapan reviewer selama 15 menit. Selanjutnya, kata Septi, para reviewer akan memberikan masukan agar proposal tersebut dapat lebih sistematis dan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diperesentasikan dalam monev eksternal awal Juli mendatang.
HUMAS
Jul 14, 2017 | Berita
Dr. Ir. Endang Yektiningsih MP dan Dr. Hermanto S.Pd, M.Pd menjadi tim reviewer monitoring dan evaluasi (monev) eksternal dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti untuk mereview 28 proposal PKM UM Magelang yang didanai Dikti Tahun 2017.
Monev dilakukan hari Senin 10/7 di Aula Fikes Kampus 2 UM Magelang. Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras yang dilakukan para mahasiswa UM Magelang untuk mempersiapkan monev ekternal tersebut. “Pencapaian ini merupakan suatu prestasi bagi UM Magelang karena menjadi PTS di Jawa Tengah yang paling banyak meloloskan PKM Tahun 2017. Kami berharap ada proposal PKM dari UM Magelang yang dapat mengikuti PINMAS yang akan diadakan di Makassar ,” ujar Rektor.
Adapun Dr. Ir. Endang Yektiningsih MP menyampaikan rasa bangga kepada UM Magelang yang berhasil meloloskan 28 proposal PKM. “Prestasi tersebut bahkan menyamai prestasi yang diperoleh PTN,” ungkap Endang, reviewer yang berasal dari UPN Surabaya. Ia menambahkan bahwa dari sekitar 4 ribu proposal yang didanai Dikti Tahun 2017, ada 440 proposal yang akan mengikuti PINMAS tahun ini.
Ketua Pokja Penalaran UM Magelang, Septiyati Purwandari, M.Pd mengatakan, tahun ini dengan slogan GO PIMNAS, UM Magelang menargetkan minimal lima proposal PKM yang akan mendapatkan tiket ke PIMNAS. “Kami berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan harapan tersebut baik melalui kegiatan pendampingan, monev internal, serta konsultasi intensif agar UM Magelang kembali meraih tiket PIMNAS seperti yang pernah diperoleh sebelumnya,” kata Septi.
Ia menambahkan, pada saat monev eksternal kali ini, masing-masing kelompok diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan materi proposal mereka serta memaparkan kemajuan yang telah diperoleh di hadapan tim reviewer. Dengan kreativitas dari masing-masing kelompok sesuai dengan tema proposal, mereka juga mendapatkan pertanyaan serta arahan dari tim reviewer berkaitan dengan materi proposal PKM.
Adapun hasil dari monev ekternal akan diumumkan sebelum pelaksanaan PIMNAS tanggal 21 Agustus mendatang. (Humas-Yudia)
Jul 14, 2017 | Berita
Selama ini temulawak dijadikan olahan obat-obat herbal oleh masyarakat. Namun belum banyak yang tahu bahwa kandungan dalam temulawak dapat dijadikan sebagai antidepresan. Kandungan curcumin dalam temulawak diyakini dapat menurunkan depresi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Hal itulah yang kemudian diteliti oleh lima mahasiswa UM Magelang dengan menemukan istilah Lawak Tesi atau Temulawak Anti Depresi .
Adalah Kholifatun Putri, Ridho Panggah Prasetya, Panji Yudha, Lilik Kurniati, serta Aprilia Yunita mahasiswa Fikes UM Magelang yang menuangkan gagasan penelitian ke dalam proposal berjudul “Ekstrak Temulawak sebagai Anti Depresi” yang diajukan dalam PKM Dikti Tahun 2016 dan telah lolos pendanaan oleh Dikti. Dibawah bimbingan Widarika Santi Hapsari S.Farm M.Sc yang merupakan dosen Fikes, kelima mahasiswa itupun melakukan penelitian yang dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2017 di Laboratorium Farmasi Fikes UM Magelang.
Kholifatun, ketua tim mengatakan, proses penelitian berawal dari pemilihan rimpang temulawak yang telah dideterminasi untuk menyatakan bahwa tumbuhan tersebut benar-benar merupakan tumbuhan temulawak. Kemudian perlakuan kepada rimpang temulawakpun dilakukan mulai dari perajangan, pengeringan, penghalusan, maserasi, pengentalan sampai dengan tahap akhir yaitu pengujian ke hewan uji yang berupa mencit untuk mengetahui efek dari ekstrak rimpang temulawak sebagai anti depresi.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kandungan dari rimpang temulawak dapat dijadikan sebagai alternatif penanganan depresi yang sering dialami oleh masyarakat. “Kami berusaha mencari formulasi yang tepat untuk pembuatan sediaan tablet ekstrak temulawak yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, ” ujar Kholifatun. (Humas-Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Kinerja manajerial merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pelaksana fungsi eksekutif harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Untuk dapat mengetahui apakah kinerja tersebut efektif atau tidak harus dilakukan perbandingan terhadap anggaran sehingga perencanaan dan penganggaran merupakan salah satu faktor utama yang harus diperhitungkan dengan baik oleh Pemerintah.
Melihat betapa kuatnya pengaruh kinerja manajerial untuk keberlangsungan suatu organisasi, tiga mahasiswi Prodi Manajemen FEB UM Magelang yang terdiri dari Petriana Heski, Anni fidayati dan Danik Tri purwanti mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) berjudul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Struktur Desentralisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial. Dibawah bimbingan Lilik Andriyani, SE, M.Si, . proposal tersebut berhasil lolos dan didanai Dikti senilai 10 Juta.
Heski, ketua tim menjelaskan, penelitian dilakukan di SKPD Kabupaten Magelang karena realisasi anggaran di Kabupaten Magelang dari tahun 2014-2016 belum mencapai target yang direncanakan sebelumnya. “Kegiatan penelitian ini melibatkan 68 pegawai sebagai responden dengan menggunakan data primer berupa penyebaran kuesioner. Rangkaian kegiatan selanjutnya yaitu melakukan olah data dan kemudian diuji,” ujar Heski.
Hasil uji data yang telah dianalisa diharapkan dapat memberikan jawaban mengenai Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Struktur Desentralisasi, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial. TIM PKM-P berharap dengan penelitian ini masyarakat dapat mengetahui banyak hal tentang bagaimana kinerja manajerial di SKPD Kabupaten Magelang. Selain itu SKPD Kabupaten Magelang juga dapat meningkatkan kinerjanya agar tidak ada anggaran yang defisit sehingga berpengaruh pada APBD. (Humas – Yudia)
Jul 4, 2017 | Berita
Di lingkungan Kota Magelang khusunya Kampung Karanggading memiliki tingkat kerawanan kriminalitas yang perlu diperhatikan. Berdasarkan data statistik kriminal Polsek Magelang Selatan dari Januari hingga April 2017 terdapat empat kejadian tindak pidana, dua diantaranya pencurian, kebakaran los pasar serta pengrusakan fasilitas umum. Belum lagi jumlah tindak pidana yang tidak dilaporkan. Salah satu upaya yang dilakukan pihak Kepolisian untuk mencegah hal-hal tersebut yakni membentuk mitra polisi yakni polisi masyarakat (polmas).
Namun sayangnya, Polmas di Karanggading saat ini berstatus vacum sehingga apabila terdapat suatu masalah kriminalitas pemuda kampung tersebut belum mengerti dan memahami ketentuan-ketentuan hukum positif dan seringkali menimbulkan tindakan di luar hukum yang mengarah kepada anarkisme. Akibatnya tindakan pencegahan dan penindakan masih dirasa kurang. Terlebih lagi, kuatnya keinginan dari masyarakat kampung Karanggading untuk mempercepat upaya kedekatan, kepercayaan dan kemitraan masyarakat dengan pihak kepolisian tidak berjalan maksimal karena belum ada media atau perantara dari pihak ketiga yang membantu untuk melaksanakan program pendampingan tersebut.
Hal tersebut mendorong empat mahasiswa FH UM Magelang untuk membantu memaksimalkan fungsi Polmas di wilayah Karanggading, Magelang melalui kegiatan Mini Workshop bertemakan Sosialisasi, Pelatihan dan Pendampingan serta pembentukan kembali Polmas menjadi Komunitas Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) yang diantarannya adalah masyarakat Rejowinangun Selatan. Kegiatan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk proposal berjudul Program Kreativitas Mahasiswa “Pendampingan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Pengendalian Keamanan dan Ketertiban di Kampung Karanggading.
Proposal yang dibimibing oleh Chrisna Bagus Edhita P, S.H.,M.H tersebut berhasil didanai Dikti pada PKM Tahun 2017.Empat mahasisiwa FH UM Magelang tersebut yakni Nilma Himawati,Akhmad Fatomi,, Hilmi Taufiqurrohman, dan Takhasasu Adkha dari “Kami berharap melalui PKM ini masyarakat Kampung Karanggading mengerti akan urgensinya Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah membentuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) dan bekerjasama dengan Polsek Kota Magelang Selatan, ” kata Nilma, ketua tim PKM.
Selama tiga bulan Nilma dan timnya melakukan berbagai kegiatan untuk merealisasikan program tersebut. Mini workshop merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi tentang Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 yang merupakan dasar hukum pembentukan FKPM. Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan masing-masing RT/RW. Pada tahap selanjutnya adalah pembentukan Komunitas FKPM untuk mengaktifkan kembali program yang ada sebelumnya.
Wahono selaku Babinkamtibmas mengungkapkan “Menjaga keamanan dan ketertiban 2922 KK memang tidak mudah. Oleh karena itu, kami sangat terbantu sekali dengan adanya program ini. Semoga kedepannya ada perubahan yang pasti dan lebih baik.”
Selain itu keempat mahasisiwa tersebut juga melakukan kegiatan simulasi KDRT di depan peserta FKPM Rejowinangun Selatan. Usai menyaksikan drama berupa KDRT, para peserta simulasi diminta tanggapan tentang sikap dan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh anggota FKPM bila melihat peristiwa tersebut. (Humas – Yudia)